RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

"Life is a choice"


Ya, entah memilih untuk menjadi pribadi yang buruk? Menjadi sesosok makhluk yang disegani banyak orang? Menjadi apapun? Ya, itu adalah pilihan sendiri. Terserah mau jadi apapun. Karena kalian yang akan menjalaninya. 

Hari ini, aku memutuskan untuk tidak aktif di dunia kampus. Entah kenapa, rasanya tidak ada satu hal pun yang membuatku tertarik untuk terjun disana. Mungkin karena aku orangnya nggak mau berlanjut kalau misalnya kegiatan tersebut tidak memiliki energi positif buatku. Aku ngerasa, kalau misalnya aku terus bergelayut dalam kegiatan tersebut, mungkin aku hanya akan menyia-nyiakan waktu saja. Hmm... cukup sombong dan egois sih. Tapi kurasa, hidupku hari ini bukanlah untuk mencari kesenangan semata. Kini aku harus sudah menata hidup yang lebih baik. Dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang kurasa itu merupakan salah satu jalan menuju penggapaian citaku. 

Ya, fokusku hari ini bukanlah pada organisasi lagi. Tapi pada masyarakat sekitar dan pada mimpiku (Menjadi novelis internasional). 

Bagiku, diumurku yang ke-20 ini bukan lagi waktunya untuk berleha-leha dan bermain-main saja. Hari ini adalah waktunya untuk beraksi. Untuk pengabdianku pada masyarakat, aku memilih untuk aktif di kota kelahiranku sendiri. Ya, aku masuk ke departemen Advokasi, Divisi Pendidikan. Awalnya aku lebih memilih seni budaya dan pengembangan daerah, karena aku ingin mengembangkan kesenian daerah. Ingin melestarikan, mengembangkan hingga mengenalkannya ke dunia luar. Serta, akupun ingin mengembangkan daerah sendiri. Aku ingin membantu masyarakat untuk mengembangkan daerahnya masing-masing. Tapi, karena [mungkin] dari dulu aku lebih concern ke dunia pendidikan. Akhirnya mereka lebih mempercayaiku untuk bekerja di bidang pendidikan bag. advokasi. Hmm... Okelah, tak apa. Karena generasi yang hebat juga salah satunya berawal dari pendidikan yang hebat... 

Untuk menjadi novelis internasional, hari ini aku lebih fokus untuk mengedit kembali tulisan yang sempat ditolak kemarin. Meskipun hari ini aku memutuskan untuk tidak aktif lagi di komunitas kepenulisan, tapi aku bisa belajar sendiri. Belajar dari semua hal. Aku tak perlu lagi tips-tips, aku hanya butuh praktek. Sudah bosan aku dengan tips-tips menulis yang baik [yang selalu dipamerkan oleh mereka], aku hanya ingin praktek. Egois sih memang, tapi aku hanya ingin memanfaatkan waktuku saja. Aku tak ingin memikirkan hal-hal lain, selain dari jalan menuju impian ku. Cukup! Itu yang kupikir dan kujalani sekarang! Terserah orang lain mau menganggapku apa. Tapi yang jelas, diamku bukan berarti diam belaka. Tapi diamku adalah untuk mencapai mimpiku.

0 komentar:

Posting Komentar