RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Merajut Langkah di Negeri Impian Part 1

6 Desember 2017 Lalu, aku menginjakan kaki di negeri impianku. Jepang. Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kalau mimpi itu akan menjadi nyata. Ya, bahkan aku masih teringat. Hari dimana aku dengan begitu lantangnya menjawab semua pertanyaan orang, "Aku mau ke Jepang!".
Hari berlanjut hari, bulan dan tahun pun tak sadar terlewati. Tak ada sinyal sedikitpun, kalau aku akan menginjakan kaki di negeri impian ini. Hingga akhirnya, aku pulang dari tanah rantauku yang paling jauh (pada waktu itu), dengan hati penuh rasa kecewa. Rasanya, Tuhan tidak adil padaku. Karena sudah hampir satu tahun, aku belum juga mendapat pekerjaan yang cocok dengan pendidikanku.
Dengan begitu tegarnya, orang tua menguatkan, "Sudahlah kamu tinggal di rumah saja dan jadilah guru di SMA dekat sini. Amalkan ilmumu." Kata mereka. Masih dengan perasaan angkuh, aku berpikir "Masa iya aku yang lulusan Hubungan Internasional hanya mengajar di SMA?".

Satu bulan, berlalu dengan cepat. Sedang aku masih dalam keadaan yang sama. Padahal aku ingin sekali membahagiakan orang tuaku. Hingga akhirnya, aku mendapat informasi dari teman bahwa di kampus ada seleksi untuk sekolah bahasa jepang di Jepang/. Tanpa ragu, aku pun mendaftar..

Dan.... You know what????

Setelah proses panjang, akhirnya aku dinyatakan LOLOS. Ya Allah. Aku bener-bener gak percaya. Tapi, lagi2.. Masalahnya ada di uang. Dengan penghasilan orang tuaku yang pas-pasan, aku bingung harus menyampaikannya gimana. Setelah kejadian dulu pas masuk kuliah, aku jadi mikir "Rasanya orang tuaku akan menolak sama seperti dulu pas aku mau kuliah". Hampir satu minggu setelah kelulusan, aku masih belum berani untuk bilang. Tapi mau bagaimana lagi, kalau aku bilang diakhir2 pas mau berangkat, mungkin mereka akan marah besar. Akhirnya, aku memberanikan diri untuk berbicara pada mereka. Jawabannya diluar dugaan, mereka mengiyakan. Namun ada satu hal yang sangat membuatku sakit. Karena aku tidak bisa berbuat apa2.

Tapi yakin, insya allah aku juga akan membahagiakan kalian seperti kalian membesarkan aku dengan kebahagiaan. 

0 komentar:

Posting Komentar