RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Semangat dari Mereka

Sebenarnya tak ada hal yang istimewa dalam tulisan yang sekarang aku tulis ini. Hanya sekedar rasa ingatku pada mereka. Mereka yang selalu menjagaku siang dan malam. Mereka yang selalu melimpahkan kasih sayang pada semua anak-anak mereka. Mereka yang berani berkorban demi kemajuan anak-anaknya. Ya, mereka yang selalu memberikan semangat hidup ketika aku merasa down. Tak jarang, mereka rela untuk menahan rasa kantuk hanya karena anak-anak mereka. 
Kali ini rasa rinduku sedang menggebu, namun rasanya aku tidak bisa pulang untuk sementara waktu. Karena aku juga tidak ingin merepotkan mereka lagi. Sekarang aku hanya ingin berusaha menjadi terbaik dihadapan mereka. 

Jika aku kembali merasakan down atau bermalas-malasan belajar, aku cukup melirik pada meja belajarku. Maka disana, aku akan menerima energi semangat yang kembali menggebu. Aku tak ingin menyia-nyiakan berjuangan yang telah mereka lakukan untukku. 
Jika melihat foto mereka, maka aku teringat pada wajah mereka yang sedang kelelahan karenaku. Pernah kulihat, waktu itu kebetulan aku pulang sekolah langsung ke rumah, tidak pulang ke pondok. Tahukah kau? Ternyata selama aku tinggal disana, mereka mati-matian mencari nafkah demi kami. Waktu itu, aku sedang beristirahat di kamar. Tiba-tiba ada suara seseorang menurunkan sebuah barang dengan nafas ngos-ngosan. Kemudian aku keluar dari kamar dan melihat dari kaca ruang tengah. Ternyata, itu adalah suara ibuku.
(Ya, kami memang dari keluarga yang pas-pasan. Namun karena keinginanku untuk menjadi orang yang lebih baik mungkin memaksa mereka untuk bekerja dengan keras).
Dari dulu aku memang tidak pernah meminta uang banyak untuk jajan, bahkan tak jarang aku tak membawa sepeser uangpun ketika pergi ke sekolah. Namun, jika ada keperluan yang bersangkutan dengan pembelajaran barulah aku minta.Namun, sejak melihat mereka yang dengan penuh semangat mencari nafkah demi kami. Aku tak pernah meminta uang untuk hal-hal yang tidak berguna. Malah aku memikirkan bagaimana caranya agar orang tuaku terlepas dari semua ini. Akhirnya, tiba saatnya kelulusan. Hmm.. Biaya untuk itu ini mulai kembali marak. Namun, lagi-lagi aku tak berani untuk meminta uang untuk itu. Tapi, alhamdulillahnya. Semua anak yang lulus ke PTN dan mendapat beasiswa dikasih uang buat ongkos, masing-masing Rp 400.000,- oleh sekolah. Jadi sebagian uangnya aku bayarkan.
Sejak kuliah, inginnya sih aku sedikit mengurangi beban mereka dengan beasiswaku ini. Tapi maaf ma, pa... Ternyata uangnya masih belum cukup. 
Insya alloh setelah aku lulus kuliah, aku akan membahagiakan kalian. Do'akan saja anakmu ini...

Terkadang, aku merasa malu pada mereka. Bahkan terkadang aku merasa malu untuk pulang karena aku belum bisa membantu mereka. Tapi setidaknya aku sedang berusaha kali ini ma, pa. Semangat yang kalian beri kali ini takan pernah luput ma. Sejak aku masuk ke universitas ini, aku bertekad untuk memberikan sesuatu pada kalian suatu saat nanti. Aku juga ingin kalian dipanggil pada saat wisudaku, karena anakmu telah lulus dengan nilai terbaik. Hmm....
Do'akan aku ma, pa. Semoga apa yang selama ini aku cita-citakan bisa berhasil seperti apa yang kalian harapkan.