RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Rejoinder of Me

Wah? Is Great!!!
Pagi ini, cuaca nampak cerah. Saat ku buka jedela mata, pancaran sapa mentari begitu sejukkan hati. Burung saling bersahutan seirama dengan nyanyian angin pagi. Indahnya, hidup ini.

Tapiiiiiiiiiii........ 
Waw, rasanya aku gila! Berbagai macam kata yang telah kau rangkai menjadi cerita semuanya telah kubaca. Hebat benar kau, kasih. Ups, teman maksudnya. hahaha
Saat ku baca kalimat demi kalimat, aku begitu terpesona dengan ceritamu tentang bintang. Betapa tidak? Aku dibuatmu yakin bahwa dirimu telah mempunyai bintang harapan (hahaha sedih!!!). Tapi ya, tak apalah.. Setidaknya itu menjadi pengobat hatiku (meski sebenarnya aku sedih). 
Aku tahu, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik. Dan mungkin ya, inilah yang terbaik bagiku. (Apa cenah?)

Inilah jawaban dari hatiku........

"Dari lubuk hati yang paling dalam, aku memang mengharapkan datangnya sang bintang terindah dalam hidupku ini. Tapi, hanya Tuhan yang tau, bintang mana yang paling terindah buat hidupku kelak. Kemarin, baru saja kubaca cerita singkatmu. Aku yang dulu sempat menaruh hati padamu, mungkin haruslah kuhapus juga. Berat sih? Tapi ya, dari pada aku menjadi mawar yang tak pernah disinggahi oleh kumbang impiannya lebih baik aku melayu saja. 
Oh, ya. satu cerita singkat yang harus keu dengar sebelum aku melayukan diriku....
Kemarin, saat kubaca surat darimu. Sempat kupikir, mungkin akulah bintang harapanmu. Tapi setelah kubaca lembar berikutnya, kupikir memang bukan aku. hahahah 
Terlalu GR ya? :P
Aku sempat tertawa akan suratmu itu, karena kau begitu memuji-muji surat dari "nya" yang entah surat dariku atau bukan? hahaha 
Saat membaca kalimat-kalimat itu, diriku kembali mekar laksana mawar yang baru saja disiram. 
Aku juga tertawa karena tingkah kita yang seperti pemuda zaman dulu. Saling berbalas surat. Padahal seiring berkembangnya zaman, sekarang surat jarang sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang sudah ada HP, E-mail dan lain sebagainya. Jadi tak perlulah surat menyurat. hahaha
Tapi inilah keunikan kita, keunikan yang mungkin kan berakhir sampai sini saja. Sampai detik ini saja. Karena sekarang aku telah mengetahui keadaanmu yang sekarang. Terima kasih ya telah membuat hidupku bahagia. Terima kasih telah hinggap di alam bawah sadarku. Terima kasih telah menjadi seseorang yang mampu membangkitkan keberanianku untuk bermimpi lebih tinggi. Terima kasih, terima kasih dan terima kasih. Kuharap, kau membaca tulisanku ini. Meski hanya sekedar coretan tak bermutu, tapi kuharap engkau tahu akan hatiku yang sebenarnya. :)
Terima kasih cinta, 
dan kini aku siap menggugurkan diriku.


Terima kasih cinta, semoga kita dipertemukan di syurga sana. Selamat tinggal, kuharap kau bahagia disana"


*@Kamar tercinta-Jatinangor
-_-

Menulis itu Obatku

Write, write and action!
"Mungkin hanya, lewat lagu ini akan kunyatakan rasa cintaku padamu, rinduku padamu tak bertepi"
Pagi-pagi udah nge-galau. wkwkwkw
Tapi biarlah......
Obat stres ya kan?

Menulis?
Bagiku menulis merupakan sebuah obat yang manjur untuk menghilangkan rasa stres.
Aku menuliskan untaian kata ini, semata hanya untuk menghilangkan rasa stres serta kebosananku terhadap dunia. Dunia yang penuh dengan kebohongan. Lebih baik aku hidup dalam sebuah dongeng dari pada aku hidup di dunia yang sebenarnya tetapi seakan menjadi panggung bagi mereka aktor cerita. 

Hidupku memang labil. Wew apa itu labil? haha

Dengan menulis, semua hal yang menjadi belenggu dalam benak ini seakan menghilang tanpa jejak. Write, write and write..... Menulis itu bisa menjadi obat ketika kita menuliskan semua hal yang berbau positif. Namun ketika kita menuliskan sesuatu hal yang bersifat negatif maka tulisan itu tidak akan menjadi obat. Yang ada tulisan itu akan membawa kita kembali kedalam plot yang negatif. 
Seharusnya, bila kita sedang berada dalam keterpurukan, maka yang dituliskannya itu bukanlah hal-hal yang negatifnya. Tetapi kita harus mengambil terlebih dahulu akan manfaatnya. Dengan demikian, ketika kita membaca kembali tulisan kita, maka kitapun akan terobati dengan tulisan-tulisan itu. 

Aku juga menemukan hal ini ketika aku menuliskan semua hal yang aku alami semuanya. Dan memang benar, ketika aku menuliskan hal-hal yang negatif dari pengalaman hidupku, maka secara otomatis ketika kita kembali membaca tulisan itu, kita akan dibawa kembali kedalam plot yang negatif sehingga membuat kita merasa terpuruk kembali. Namun sebaliknya, ketika aku menuliskan hal-hal yang positif dari semua pengalamanku maka yang dibawakan oleh tulisanku itu adalah aroma positif yang membawa ketentraman.

Biasanya, aku menulis untuk orang lain. Bukan untuk diriku sendiri.
Karena aku ingin orang lain tahu, bahwa hidup ini penuh dengan warna serta hikmahnya.