RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Coretan Terakhir di Tahun 2013

Pagi semua,
Hmm.. Rasanya ini akan menjadi tulisan terakhir di tahun 2013. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menghasilkan banyak tulisan, sekarang berbagai kesibukan menghadang, membuatku terhambat dalam menulis. Tapi tak apa, setidaknya aku masih bisa menuliskan sedikit cerita-cerita perjalanan hidupku selama satu tahun di tahun ini. 

Hmm.. di tahun ini, aku dihadapkan dengan berbagai pilihan yang sangat sulit, berbagai hambatan datang, masalah pun tak lupa selalu menghiasi warna-warni kehidupan. Tapi aku bersyukur, karena Tuhan masih memberikan nikmatNya, padaku. Meski rasanya aku belum bisa berbuat yang terbaik untukNya. Terkadang aku masih khilaf dalam menjalankan perintahNya. Tapi aku selalu berusaha tuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Tahun ini, merupakan tahun yang paling horor. 
Entah mengapa? Rasa yang mengendap dalam hati ini mendorongku untuk menjadi pribadi yang baru. Disebut sebagai pelarian? ya, mungkin itu pelarianku. Tak peduli anggapan orang seperti apa. Yang penting, aku hanyalah aku. Bukan orang lain. 
Di tahun ini, aku belajar mengabaikan apapun yang menjadikanku lemah. Bahkan terkadang aku harus mengabaikan orang lain untuk mencari apa yang kumau. Ya, itu sebabnya aku menyebutnya sebagai tahun paling horor. Karena aku melakukan apa yang belum pernah aku lakukan. Aku tak mempedulikan apa yang sebelumnya aku pedulikan. Tapi aku selalu mendengar apa yang mereka katakan sebagai kritikan yang menjadikanku lebih baik. Selanjutnya, kuabaikan dan menjalankan solusi dari setiap kritikan tersebut. Akupun selalu mendengarkan nasehat tersurat dan tersirat dari teman-teman terdekatku. Terima kasih teman, karena kalian aku tidak pergi seutuhnya. Meski aku hanya aku. Tapi aku tidak "pergi" menjadi aku yang sesungguhnya "berubah". 


Tahun ini, tahun paling romantis. 
Dimana kehangatan orang tua yang tak pernah kudapatkan, kini kurasakan. Begitupun kehangatan darinya yang menciptakan kehangatan di keluargaku.
Sebelumnya aku tak pernah merasakan keindahan serta kehangatan dari keluarga. Sikap acuh tak acuh dari dulu selalu menghiasi kehidupan rumah kami. Mereka sibuk dengan berbagai aktivitasnya, akupun menyibukkan diri dengan segala kegiatanku. Namun, terkadang, akupun merindukan kehangatan dari keluarga. Dan akhirnya aku mendapatkan tutor terbaik dalam hidupku. Ia mengajarkan segala hal tentang kehangatan. Bahkan ia pun mampu menyulap keadaan keluargaku yang awalnya hidup masing-masing. Sekarang, orang tuaku selalu menyisakan waktu untuk sekedar ngobrol atau melepas rindu. Walau hanya satu jam di malam terakhir aku berada di rumah. Tapi mereka selalu menyisakan waktunya untukku. terima kasih. Sungguh, kalian memberikanku kembali energi yang telah hilang itu.


Tahun ini, tahun yang paling membahagiakan. 
Dimana aku dinyatakan lolos mengikuti pertukaran pelajar ke University of Malaya. 
Meski hanya modal nekat yang kupunya. Tapi aku selalu yakin akan apa yang kuinginkan. Aku yakin, Alloh selalu memberikan jalan pada setiap langkah. Selama itu di jalan yang benar.


Sungguh, warna-warni kehidupan menyertai setiap alur hidupku. Meski lemah, tapi tak pernah lemah itu menjadikan hambatan menuju puncak tertinggi mimpiku. Di tahun yang akan datang, aku berharap aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kuharap bisa berjalan dengan kokoh disetiap jalan dengan hambatan yang berbeda. 

Daaaan inilah target tahun depan :
- Lebih baik dalam segala hal
- Harus sudah ngambil UP (Usulan Penelitian)
- IPK lebih baik
- Novel Terbit
- Go to the world
- Belajar bisnis/kerja
- Menjadi lebih dewasa


Hmm.. apa lagi ya?
Sementara itu aja dulu deh. Target selanjutnya nyusul :)

Rabu Malang : Paspor Melayang

Rabu malang. 
Hari rabu kemarin aku pergi ke kantor imigrasi dengan niat membuat paspor. Karena mendengar dari pamanku, bikin paspor itu seharga Rp 600.000,- karena bukan orang Bandung, akhirnya aku melampiaskan rasa penasaranku dengan pergi langsung kesana. Pasalnya, ketika aku lihat di blog-blog orang yang sudah membuat paspor, kemudian di website kantor imigrasinya juga tak semahal itu. Paling sekitar Rp 250.000 atau Rp 255.000,- an. Meskipun di kantor imigrasi pusatnya tercatat Rp 200.000. 
Karena uang yang pas-pasan, akhirnya aku memberanikan diri untuk pinjam motor teman. Padahal sebelumnya aku belum pernah mengendarai motor ke daerah Bandung. Paling naik bus atau diantarkan saja. hahaha... 
Lagi-lagi modal nekad. Tak apalah ya? 
Dan? Sayang! Karena jalan menuju Cicaheum itu macet, akhirnya aku mengambil jalan ke Soekarno-Hatta, yang sama sekali aku tidak tahu. hahaa.. Tapi untung sebelumnya aku lihat google map, jadi tidak terlalu blank lah. Setelah hampir sejam setengah, akhirnya aku sampai di tempat tujuan. 
Daaaaaaaaaannnnnnnn???????????? ternyata nomor antriannya abiiiiisssss... Tinggal yang online saja. Padahal aku nggak bawa laptop. 
heuheuheu...
Berbagai ekspresi orang muncul disana. Ada yang merenung di depan parkiran motor, mondar-mandir tak karuan, ada juga yang marah-marah karena tidak mendapatkan nomor antri. Ia masih tak percaya, padahal disana memang ada baligho yang menjelaskan tentang hal tersebut. Jadi sebenarnya tiap hari itu dibatas cuma 250 orang untuk biasa dan 250 orang untuk daftar online.
Sebelum pulang, aku berdiri dulu di depan pintu. Aku bingung harus melakukan apa lagi. Pasalnya, uangku pas-pasan. Ingin beli minum pun aku tahan, karena kalo dibelikan minum, untuk beli bensin nggak ada. Haha..
Kalo dipikir-pikir, hidupku itu memang selalu penuh dengan modal nekad saja. Sebelumnya, aku memutuskan kuliah dengan modal nekad, dan sekarang aku ikut student exchange pun nekad. Tapi, Alloh memang selalu memberikan jalan bagi hambaNya. Disetiap ada kemauan, pasti terdapat jalan disana. Meski sebenarnya akupun harus mempersiapkan uang untuk KKN. Tapi, aku selalu berdo'a, semoga Alloh memberikan yang terbaik bagiku dan memberikan kemudahan bagiku. 

Hitam Kelam


Menjerit sejadinya, entah pada siapa hari ini aku harus mengadukan semua hal yang telah aku lakukan kemarin. Ya, kemarin! Baru kemarin malam.
Seakan tak ada yang melihat, aku berbuat dengan berani. Mencengkram kuat genggaman yang bukan miliknya.
Hatiku berontak, meminta semua tuk pergi menjauh. Hanya nista dalam diri yang kurapuh.
Aku seperti ini, karena hatiku yang begitu rapuh. Aku begini karena hariku yang tak begitu sempurna. Aku begitu rapuh karena dia yang menjadikanku rapuh serapuh rapuhnya. Bukan karena ku ingin. Tapi karena hati yang memaksa. Bukan karena ku rela tapi karena teriak setan belaka.
Tak pernah sebelumnya aku berbuat nista pada diriku.
Tak pernah sebelumnya aku berbuat nista pada orang tuaku
Tak pernah sebelumya aku berbuat apa yang tidak pernah aku lakukan bahkan sampai melanggar apa yang dilarang olehnya. Tapi kenapa hari ini aku begitu jahat pada diriku sendiri. kenapa hari ini aku begitu nista pada diri sendiri. apa hanya karena dia yang menjadikan ku rapuh? Atau hanya dia yang mencoba merapuhkanku.
Belum kutahu apakah ini jalan terburuk yang bakal aku tempuh untuk pertama kalinya. Belum ku tahu apakah ia menjadi yang terbaik atau bahwa perusak hidupku semata.
Belum kutahu apa ia orang yang akan menjadi pelantara kerusakan hidupku. Belum kutahu. Sungguh belum kutahu.
Aku hidup seperti tak bernyawa.
Tak padat seperti biasanya.
Tak hidup seperti biasanya.
Hidupku seperti melayang tak karuan. Hidupku seperti berjalan dalam kelamnya haluan. Hidupku hanya berjalan apa apa yang menjadikanku rusak sekalia.
Entah jalan mana yang harus kutempuh. Meski kutahu itu jalan yang begitu baik atau bahkan buruk bagiku. Meski kutahu bahwa itu jalan terburuk bagi hidupku.
Aku hidup sekali dengan sejuta mimpi yang menggantung. Tapi haruskah kurapuh hanya dengan alasan yang tak begitu jelas. Dengan alasan yang begitu ringan atau bahkan tak berbobot sekalian.
Aku hidup karena aku sendiri.
Aku hidup bersama nafsuku sendiri.
Aku hidup bukan bersama diriku yang dulu.
Aku hidup bersama orang yang menjadi penuntunku sendiri.
Aku hidup bersama kematianku sendiri.
Tuhan, haruskah kutaklukan dunia dengan cara yang begitu nista? Hingga engkau palingkan mega itu menjadi satu cahaya yang begitu nyata. Tak hanya imajinasi belaka.
Hari ini, aku merasa hidup dengan apa yang kusebut jalan kelamku.
Hari ini, hatiku bergelut dengan apa yang selama ini kuhindari bahkan sempat kucaci.
Hari ini, aku hidup dengan kotoranku sendiri.
Dengan amarahku sendiri.

Dengan apa yang kusebut sebagai musuh pribadiku.

Pendaftaran Akademi Menulis 5 Menara

yoooo. siapa nih yang mau daftar di akademi menulis 5 menara? hehe
Yuk, kita sama-sama berjuang supaya bisa masuk!
Ini dia nih infonya :

Teman-teman semua.
Seperti yang saya tulis bulan lalu, seleksi peserta Akademi Menulis 5 Menara resmi dibuka. Saya ingin berbagi ilmu menulis kepada beberapa calon penulis terpilih yang bertekad kuat dan bersedia untuk disiplin. Seandainya tulisan para peserta bagus, kita bisa menerbitkan buku bersama di akhir masa belajar.
Saya mencari peserta yang sedang kuliah atau sudah tamat kuliah. Durasi belajar bersama ini antara 6 bulan sampai 1 tahun dan tidak dipungut bayaran. Karena itu, para peserta akan saya seleksi dengan ketat. Setelah seleksi administrasi, akan ada sesi wawancara dan masa percobaan di awal tahun 2014.
Yang ingin belajar seluk-beluk dunia menulis bersama saya, silakan kirim syarat-syarat berikut:
1. Biodata yang berisi:
a. tempat/tanggal lahir
b. daftar sekolah dari SD sampai sekarang
c. IPK
d. alamat, email, nomor telepon
e. kegiatan di luar sekolah atau kerja
f. info lain, seperti prestasi, hobi, pas foto, skill lain (seperti disain, fotografi dll).
2. Tulisan singkat tentang alasan kenapa ingin belajar menulis bersama saya di Akademi 5 Menara. Panjang 1 sampai 3 halaman.
3. Opini tentang isi trilogi Negeri 5 Menara. Panjang 1-3 halaman.
4. Untuk angkatan pertama ini, saya mencari yang tinggal di sekitar Jabodetabek karena kegiatan akan diadakan di Jakarta. Untuk yang berada di daerah selain Jabodetabek, mohon bersabar. Kami sedang memikirkan bagaimana bisa membuat kelas online. Semoga bisa terwujud segera.
5. Kirimkan ke email dengan alamat akademi@negeri5menara.com
6. Format judul email: Akademi-(nama lengkap).
7. Format nama file bio, esai, dan opini: Bio/Esai/Opini (pilih salah satu sesuai file)-(nama lengkap)
8. Aplikasi ditunggu sampai tanggal 20 Desember 2013 jam 00.00
Terima kasih.
Salam
Ahmad Fuadi

Desember Melangkah

Hallo desember!
Ah, sungguh desember ceria! Tak pernah sebelumnya aku merasa bahwa desember itu bulan ceria. Karena bagiku setiap bulan itu sama saja. Buuuuuuttttt, tidak dengan sekarang!he.. 
Setelah kemarin berdebar menunggu hasil pengumuman seleksi SE FISIP UNPAD ke Malaysia, akhirnya kemarin, tepat tanggal 12 Desember, keluarlah pengumumannya. hehe
Dari awal aku memang sudah optimis masuk. Tapi karena keterlambatan pengumuman tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk tidak terlalu berharap dengan SE ini. Kupikir, mungkin dilain hari aku akan mengikuti kegiatan serupa. (Tapi kapan ya? Keburu lulus). 

Hmm.. Ya, pagi harinya, aku tepar. Setelah sebelumnya sakit, kemudian memaksakan diri pergi ke Pusdiklat Kementerian Luar Negeri untuk mengikuti praktikum semester 5. Badanku kembali lemah tak berdaya. Akhirnya kuputuskan untuk kembali beristirahat -bolos kuliah-. Karena minggu depan harus mengikuti UAS. 
Hampir 3 jam aku berbaring, rasanya kepala ini masih sakit serta perut mual. Namun, tiba-tiba rasa sakit itu hilang sejenak ketika temanku memberikan kabar bahwa aku lulus student exchange ke University of Malaya. "Alhamdulillah, puji syukur tiada habis padaNya". Tiada kata yang dapat kuucapkan lagi, selain rasa syukur itu. 
Semoga ini menjadi gerbang awal menuju belahan dunia lainnya. 
Tak lupa, Thanks for everyone! 

Go to Yogyakarta

おはようございます、みんな!
おげんき ですか。

H-7 pergi ke Yogyakarta niiiihhh... Heu, tak sabar menanti. 

Hmm.. Sungguh sangat kebetulan. Waktu itu aku habis pulang dari Malangbong, untuk melepas penat. Kupikir aku pengen pergi ke tempat yang lebih jauh. Terutama, aku sangat ingin menghirup udara Yogyakarta. Eh, pas buka Blog, ada pemberitahuan dari blog seseorang tentang sebuah acara untuk blogger Nusantara di Yogyakarta. Tanpa pikir panjang, aku pun langsung mendaftar acara tersebut. Dan? Tanggal 28 November aku berangkat dehhhh... Yeay!
Hari ini rencananya mau beli tiket KA buat kesana. Meskipun belum pernah sama sekali baik Kereta Api dan juga belum pernah pergi kesana, tapi nekat aja lah. Kuliah aja nekat, masa pergi ke Yogya nggak bisa nekat. he

Hari Ayah

12 November itu hari ayah? Baru tahu aku. heuheuheu... 
Hmm... Kebetulan nih, jadi teringat pada Bapak di rumah. Rasanya aku tak pernah dekat dengannya. Entah kenapa? Serasa ada satu hijab yang menghalangi kedekatan kami. Sejak dulu, aku tidak pernah merasakan dekat dengan Bapak. Kupikir, ia hanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Padahal bukan menteri atau apapun, namun sibuknya minta ampuuunnn... Hmm... Tapi setelah kupikir kembali, ia giat bekerja juga karena aku yang selalu menyusahkannya. Aku selalu memaksa padanya untuk melanjutkan sekolah.  Tak pernah ia menolak keinginanku. Malah ia selalu memberikan apa yang ku mau. Ia selalu berkorban demi kehidupanku. Bekerja siang dan malam, hanya untuk memberikan yang terbaik buatku. Pernah waktu itu, ia bekerja sampai tengah malam setiap hari, dengan gaji yang tak seberapa, hanya untukku. Ia rela makan dengan sambal saja demi kehidupanku disini. 
Tapi, entah kenapa, selalu banyak alasan yang menjawab ketidakdekatanku dengan dia. Setiap aku pulang ke rumah, aku selalu mendapatinya tertidur lelap di kamar. Hingga jarang ada waktu untuk kami saling bersua. Terkadang aku menginginkan sebuah kehangatan dalam keluarga ini. Aku ingin merasakan kehangatan pelukan darinya. Aku ingin berbaring dipangkuannya dan bercerita ria tentang kehidupanku disini. Tapiiiiiiii,,, Tak bisa! :'(

Aaaahhh,,, betapa aku merindukannya. 

Road to Malangbong: Melepas Penat Sejenak

Minggu, 10 November 2013

Wuh, hari ini ada UTS tapi malesnya minta ampun. Hmm.. Untuk menghilangkan kemalasan itu, refreshing dulu dengan menceritakan pengalaman jalan-jalan kemarin yang super nekad ke daerah Malangbong, tepatnya ke cipeundeuy. heuheueu... 
Awalnya aku nggak bakal berangkat kesana, karena nggak ada yang nganter. kalo naik angkot, males. Pasti panasnya super super dah. Hmm.. Sempet bingung juga sih, masalahnya orang tua temenku itu sudah mempersiapkan semuanya buat kedatangan kami. Satu jam sebelum berangkat, aku galaunya minta ampun. Mau pinjam motor ke siapa, heuheueh... Akhirnya, aku nyoba nekad aja nyuruh temenku bawa motor dan aku yang mengendarainya. Meskipun belum pernah belajar naik motor metik. hahaha... Ya sudahlah yaaa... dengan PD-nya aku bilang pada dia "bisa kok teh, kalem aja. Ntar biar aku yang bawa kalo misalnya teteh nggak berani bawa kesana mah." sambil tersenyum. 
Kemudian diapun percaya. 
heuheuheu... Sebenernya dagdigdug juga sih. Masalahnya, aku belom pernah sama sekali nyentuk motor metik. bisanya pake motor gigi. hiihihhi... 
But!!!
Subhanalloh, jalanan yang begitu terjal, berkelok-kelok dengan tikungan yang super menikung banget, dan banyak mobil besar yang melewati jalan tersebut. heuheu... Dengan modal yakin tersebut, akhirnya alhamdulillah, aku sampai juga di tempat tujuannnn.... 
Wohooooooo Senangnya tak terkira. 

ini foto pas mau ke kebun strawbery. heuheu
But, sayangnya ternyata para petaninya udah pada pulang. Paling bisa metik langsung pas pagi-pagi... Yaaaaahhhh, kecewa dah. 
Tapi ya udahlah ya... Jadinya malah foto-foto weeee.... Hahaha
Tak ada rotan akarpun jadi :D

narsis wae, he
Sebelum UAS dan KKN ... :)
Refreshingnya sekarang. 

Teh Nurul. 
Nah ini dia yang punya motornya tapi nggak berani bawa jauh-jauh. hahaha
Dan bikin aku nekad untuk bawa motornya, sampe wajah item banget kena debu asap dari mobik tronton :( nyadar-nyadar pas lihat kaca spion . hahaha Mana nggak bawa pencuci muka deuih


Yuhuuu, ini kebun strawbery nya.
Tahu nggak? Pas awal kesini tuh daerahnya masih indaaaaaahhhhh banget. Sekarang mah kurang eum, udah ada beberapa bangunan di daerah sini. :(


Eaaaahhh Narsis lagi. Hahahah.. 
Gara-gara nggak pake daleman kerudung, jadi kerudungnya menyon mulu, di tiup sama angin. hahah
Akhirnya dipegang aja deh, biar nggak kabur-kabur :D

huhuhuhu


Hahaha... Jangan bosen yaaa???
Ini lagi seneng narsis nihh.... Nyinglarkeun kasedih... ;)

Wow, ada lagi ternyata. :P

Ternyata si Teh nurul juga mau di foto disini. hihihi

Nah, ini fotonya diambil pas mereka minta aku yang fotoin. hahaha
Bukannya foto mereka, malah aku yang difoto :D

Wew



Kelupaan, haha
Malah narsis sendiri. 
hmm... Nah, ini dia fotograferku. hahaha
Dia yang foto-foto aku. 
Meskipun baru kenal hari itu, tapi kami udah serasa kenal lama. Aku juga cuek dah foto gaya apapun. hahaha
Hasilnya kayak foto-foto yang ada disiniiiii :)
Thanks ya a herman

Udah deh. Ini foto pas mau pulang. 

Hmm... Sebenarnya masih banyak sih fotonya, tapi ntar pasti disangka narsisnya minta ampuuuunnn :*
Hahaha.... 

sumpah deh, hari itu tuh seneng banget, meskipun sempet mau jatuh dari motor gara-gara ada tikungan yang sangat sangat menikung, dan nggak kelihatan ada bus, jalan pun nggak kelihatan. Ntahlah kenapa mata ini. Untungnya tanganku bisa mengontrol semuanya. Meskipun si Teh Nurul sempet tegang gara-gara hal tersebut. Hahahaha... Tapi udahnya, kami malah ketawa-ketawa di jalan, sampe aku pengen pipis. Sedangkan motor yang dibelakang tegang lihat aku kayak gitu. hahah, kami mah terus weeeee ketawaaaaaaa sepanjang jalan. 
Hadaaaahhh.... Dasar deh pokoknya. 
Hahhaha

Seneng banget banget banget. 
Hmmm... Semoga nanti bisa main-main lagi. 
Wajib deh ketang. 

Thanks for all my friends. 

Ketika orang lain sibuk mencalonkan diri untuk menjadi presiden, aku???

Hehe, 
pertanyaan tersebut muncul ketika aku melihat teman-teman seperjuanganku sibuk mencalonkan diri untuk menjadi presiden. 
Presiden?
Ya, presiden. Presiden KEMA, presiden FPIK, presiden keperawatan dan ada pula yang sedang bersibuk ria mencari dorongan dengan meminjam KTM untuk mendukung salah satu temannya maju ke pilpres KEMA UNPAD. Hehe, sungguh berwarna-warni hidup ini. 
Hmm.. Aku bangga punya sahabat seperti mereka. Kupikir, mereka memang bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam setiap aktivitasnya. Sedang aku? Sekarang aku sudah tidak tertarik lagi untuk terjun di dunia kampus alias menjadi aktivis kampus. Hari ini aku hanya menjadi mahasiswi biasa yang kerjanya pulang pergi kampus saja. Tidak lebih. 
Paling aku fokus dengan target semesterku sekarang. (Hmm.. Udah aku kasih tahu belum ya? Tapi aku tulis ulang deh, he). Target semester ini adalah :
1. PKM Lolos
2. Edit Novel Beres
3. IPK Naik
4. SE to Malay
Yah, cuma itu. Itu adalah fokus utamanya. Sekarang, aku lagi mempersiapkan karya tulis ilmiah untuk seleksi student exchange ke Malaysia. Yaaaa, kupikir, novelku bisa diselesaikan secara sempurna dengan lulus dalam kegiatan SE ini. Aku ingin sekali menghadiahkan novel pertamaku ini untuk diriku sendiri yang sudah bersusah payah, bertahan, dan selalu berani menghadapi rintangan apapun demi masa depan yang cerah. Meskipun aku harus berontak. Tak apalah. Selama berontakku adalah berontak positif. :)
Awalnya, dalam target tersebut ada Puisi Esay. Hanya saja, kemarin waktunya bentrok. Dan aku harus melepaskan satu pilihan. Ya, antara PKM ataukah puisi esay. Hingga akhirnya, kumemutuskan untuk mengambil PKM dan melepaskan puisi esay. :'( (Ya, hidup memang selalu ada pilihan. couse live is a choice)... 
Ha~i, disamping itu,, aku juga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti tes beasiswa S2 di Jepang. Hmm, aku ingin sekali pergi ke negeri sakura tersebut. Kali ini, takkan kulepaskan lagi kesempatannya. Aku akan berusaha keras untuk mendapatkannya. :')
Tak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain padaku. Yang jelas, "nothing impossible in this world!" Ya kan?
Yosh! 
Semangat!!!
Tidak ada yang telat... Semuanya bisa dilakukan mulai dari hari ini. Atau tidak sama sekali?? Ya, semua pilihan ada ditanganku. hahaha
Semangat yang pudar kini telah membara kembali. Thanks for all. Thanks for the people who's give me some spirit today, tomorrow, and for a thousand years again and for a thousand years more. although its a illusion, but i just can say thank you very much.. You are my friend. you are my real friend. Even you are my illusion, I always make you like a real. Once more, I want to say thank you very much :')

yosh!!

Hmm.. Wellcome Muharram. "Twenty nine my age" . 
#Eh, salah. Kenapa jadi my age ya? hahah
Dasar, nggak tau kenapa nih, langsung kepikiran twenty nine my age. hehe (nyengir sendiri di kosan). 


Hmm.. Sabtu pagi. Seperti biasa, aku sendiri di kosan. Teman kamarku pulang dari hari kamis, tetangga kamarku juga mudik ke Tasik, kemarin. Heuheu.. Tinggallah diriku seorang (caileee lebay. haha). 
Hmm.. Ntah kenapa, hari ini semangatku sangat meledak. Tapi anehnya, males beres-beres. hahaha Pengennya duduk, diem, ngerjain sesuatu yang berhubungan dengan nulis. Ya, salah satunya ngedit tulisanku kemarin dan ngeblog kali ya? he. 
But, guys! Hari ini aku kangen berat ama pesantren. Pasalnya, sekolah yang ada dipinggir kosanku sedang mengadakan perlombaan dalam rangka menyambut bulan Muharram. Hmm.. Aku jadi inget masa SMP dan SMA ku dulu. 
dulu aku aktif banget dalam berbagai kegiatan. Biasanya, di pesantren juga sering ada lomba-lomba untuk memperingati tahun baru Islam ini. Ada lomba kaligrafi, murrotal, cerdas cermat, pidato, batsul kutub, shalawat dan lain sebagainya. Nah, biasanya, aku ikut murrotal, kaligrafi, cerdas cermat, batsul kutub, sama shalawat. hehe.. 
Rasanya seneng banget (gitu) kalo ikut semuanya. Masalah menang atau kalah, aku nggak peduli. Yang penting aku bisa melatih diriku di depan umum. Ya, itung-itung belajar public speaking lah. Biar nggak terlalu gemeter amat. 

Berbeda dengan dulu, sekarang aku hanya bisa duduk diam di kosan dan merenungkannya sendiri. Tanpa teman. Diluar, aku mendengar MC memandu acara dengan bahasa arab. Wow, Its really really cool. Semuanya pake bahasa Arab. Lah, aku? bisanya bahasa apa ya? hehe.. Meskipun aku berasal dari pesantren, aku hanya bisa dasarnya saja. Maklum, dulu aku nggak sungguh-sungguh belajarnya. Dan baru sekaranglah aku ingin kembali ke pesantren untuk belajar sungguh-sungguh. Karena kupikir, memang kedua ilmu itu harus kita gapai biar seimbang. 

Kalaulah kalian tahu, karena ketidakseimbanganku, sekarang aku berubah. Mungkin sebagian orang yang kenal akupun akan tercengang melihatku (haha hiperbola). Soalnya, kenapa aku bisa seperti ini? Karena..... 
ehm... ehm,,,, sesuatu yang membuatku ingin melakukan seperti ini. Aku ingin membuat semua orang benci padaku. Aku ingin membuktikan bahwa mereka hanya melihat dari covernya saja. tidak dari isinya juga. heuheu.. Dan akupun sedikit berpikir radikal. Tapi, tidak akan kuceritakan di blog ini. Aku hanya menceritakan semuanya dalam novelku saja. Aku ingin mengabadikan semua sejarah perjalanan hidupku disana. Semua yang baik dan buruknya ada disana. Aku ingin semua orang tahu dan mengambil hikmah dari perjalananku itu. Aku ingin ia tahu juga alasan kenapa aku menuliskan sejarahku sendiri. 
Yeay, whatever you say. But, i always like that. Becouse, I'm really really want to make you hate me! 
#you! who make me hate my self. 
And You! Who making me like this!

Inspirasi Lagu


Nyanyi lagi Aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh........................

Aku memang belum beruntung
untuk menjatuhkan hatimu
aku masih belum beruntung
namun tinggi harapanku
tuk hidup berdua denganmu
aku sempurna denganmu
kuingin habiskan sisa umurku
tuhan, jadikanlah dia jodohku
hanya dia yang membuat aku terpukau

Aku sungguh sangat bermimpi
untuk mendampingi hatimu
aku masih terus bermimpi 
sangat besar harapanku
tuk hidup berdua denganmu
aku sempurna denganmu
kuingin habiskan sisa umurku
tuhan, jadikanlah dia jodohku
hanya dia yang membuat aku terpukau

denganmu aku sempurna
denganmu kuingin habiskan sisa umurku
tuhan, jadikanlah dia jodohku
hanya dia yang membuat 

denganmu aku sempurna
denganmu kuingin habiskan sisa umurku 
tuhan, jadikanlah dia jodohku
hanya dia yang membuat.... 
hanya dia yang membuat..... 
aku terpukau....

hihihi.. asli lah, lagu ini bikin galau banget. 
Inget masa dulu (atau mungkin sampai sekarang kali ya?hahaha), terkadang pikiran bawah sadarku masih memunculkan wajahnya, padahal aku tak pernah sama sekali berpikir tentang dia.. ahaha bisa dibilang lebay loh, tapi ini memang terjadi! asli! banget! beud beud beud!

Yaudahlah ya,,, ngapain juga mikirin ini. mending nyanyi lagi :P

When I need you
Just close my eyes and I'm with you
And all that I so want to give you
It's only a heart beat away

When I need love
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day

Miles and miles of empty space in between us
A telephone can't take the place of your smile
But you know I wont be traveling for ever
It's cold out, but hold out and do like I do

When I need you
Just close my eyes and I'm with you
And all that I so want to give you babe
It's only a heartbeat away

It's not easy when the road is your driver
Honey, that's a heavy load that we bear
But you know I won't be traveling a lifetime
It's cold out but hold out and do like I do
Oh I need you

When I need you
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day

When I need you
Just close my eyes and I'm with you
And all that I so want to give you
It's only a heart beat away

 eh, hahaha... Dasar nih. kok lagu dalam list mp3 nya galau-galau ya... hahaha
puter yang lain deh. ... 
Sebenernya lagu-lagu ini bisa kujadikan tulisan juga kali ya? Nyambungin cerita kehidupan bareng ama lagunya. idiiiihhh gokil kayaknya. Oke deh, kayaknya nyanyinya udah dulu. Sekarang aku mau ngedit novel lagi dan nambahin dengan yang lebih kece deh... 
Tunggu yaaaa... Semoga novelnya bisa terbit, hingga menjadi inspirasi bagi mereka yang merasakannya. #Eh... :D

Hari ini aku tersenyum

Hari ini aku tersenyum, 
pada mereka yang mendambakan senyumanku. 
Bukan mereka yang membuang senyumku. 

Hari ini aku tersenyum, 
membuang sejuta rasa yang pernah singgah didada. 
Bukan kumenyerah, ataupun menerima saja
Tapi karena ku menguat, dan semakin menguat

Semakin hari, umurku semakin berkurang
Hidupku semakin terjal
diantara dua tikungan
yang memaksa dipilih tak karuan

Hari ini aku tersenyum, 
melepas semua rasa gejolak jiwa
melepas semua rasa penghancur jiwa
melepas semua rasa emosi jiwa

Hari ini aku tersenyum
demi matahari yang tak pernah lelah
menemani dan menerangi setiap hariku

Hari ini aku tersenyum
bukan senyum pada masa lampau
namun pada masa yang akan datang

Hari ini aku tersenyum
berharap apa yang diharap
kan tiba dengan senyuman

Stress Edition

Minggu-minggu paling stres. hututututuuuu...
Udah mah tugas numpuknya nggak terkira, eh ditambah masalah keluarga yang sangat menyebalkan. Dan? masih saja, aku dianggap seperti anak kecil yang baru lahir kemarin. 

Aku sebenarnya kesal dengan hidup seperti ini. Tapi ya, apa boleh buat. Mungkin ini sudah jalan yang terbaik untukku. Jalan yang paling baik (bahkan) mungkin menurutNya, supaya aku berubah menjadi manusia yang kuat. Tidak lemah. Bukan cewe lemah. Yang selemah-lemahnya. (Edaaaaannn.... hahaha). 

Kemarin, aku kembali berseteru dengan ayahku. Masalhnya sepele sih, tapi ya, namanya orang tua. Tak pernah ingin mengalah dengan anaknya. Selalu saja menganggap bahwa ia adalah yang paling bener. Hmm.. tingkat emosiku rupanya tak bisa ditahan lagi, ditambah dengan desakan dari berbagai pihak yang membuatku bertingkah seperti ini. Aku tak peduli orang tuaku mau menganggap aku anak apa, yang jelas aku hanya berusaha meluruskan kembali pemikiran mereka yang terkadang melenceng tak tentu arah. 
Kupikir, aku memang telah berdosa, karena melawan orang tuaku. tapi disatu sisi aku juga berpikir bahwa aku tidak mungkin membiarkan keluargaku berantakan. Apalagi citra keluargaku dimata orang lain sangatlah bagus, masa dengan masalah seperti ini jatuh hingga menembus tanah atau bahkan hal yang paling dalam di bumi ini. 

Hari ini, entah pada siapa kumengadu. Kejadian cekcok kemarin dengan ayahku sungguh sangat membuat hati pilu. Bahkan kepalaku sampai sekarang masih sakit. Aku memang anak kecil, tapi pikiranku bukan anak kecil lagi bahkan umurku bukanlah anak kecil lagi. ... 

Arrrggghhh... Semakin bertambah umur, rasanya hidup ini semakin banyak tantangannya. Bahkan belum cukup untuk membuktikan bahwa aku bukanlah anak kecil lagi. belum cukup untuk membuktikan bahwa aku sudah dewasa. belum cukup untuk membuktikan bahwa aku bukanlah anak yang baru lahir kemarin. aku bingung.  

hmm.. tapi yasudahlah. hidup memang untuk dinikmati. hidup bahkan untuk dipelajari. 

Hari-hari yang Melelahkan

Hola hola, halooo teman-teman!
Huuuhhh,,, sungguh hari-hari yang melelahkan. Seminggu ini, tak pernah berhenti jariku untuk bernari diatas keyboard. Meskipun kurasa semuanya itu sudah sangat melelahkan. Tapi harus selesai, karena beberapa diantaranya adalah tugas UTS. Dan, hari yang paling (diantara paling) melelahkan adalah hari kemarin. Pasalnya, aku mengerjakan 3 tugas dalam satu hari. Yang satu, tugas UTS Politik Dunia 2, nulis esay 1500 kata. Kemudian untuk tugas UTS globalisasi, nulis makalah 3000 kata. heuheu... Salahnya nggak dikerjain sebelumnya sih, karena banyak sekali tugas lainnya yang juga numpuk. Mulai dari ngajar, mempersiapkan bahan untuk ajaran mereka, pulang-pergi Garut, buat SOP beasiswa dan juga PKM. heuuuuu.... 
Sebenarnya udah pengen nangis sih. Apalagi, kemarin itu proposal PKM-nya belum dapet tanda tangan dari WR bagian kemahasiswaan. Akhirnya aku harus bulak-balik ke rektorat untuk minta tanda tangan. Sampe-sampe bapaknya bosen lihat wajahku yang lagi-lagi nongol dengan alasan "mau ke kemahasiswaan pak" atau "Mau ke Pak Engkus pak, kemahasiswaan" hahaha... Bapaknya ampe udah tahu, dihari berikutnya aku nggak lagi ditanya mau kemana karena udah tahu. Kemarin itu, dalam sehari aku hampir beberapa kali bolak-balik rektorat. Mana rektoratnya diujung lagi. Nunggu angkot semuanya penuh. Akhirnya naik odong-odong berdiri. hahaha... Udah berasa jadi kondektur aja nih.

Masih terasa sampai sekarang betapa stresnya hidup ini. Karena tugasnya nggak pernah kelar-kelar. Haduuuhhh, (pokoknya ntar hari selasa harus pergi refreshing, kan libur.he).. Tapi alhamdulillahnya, karena ke-gaptek-an ku akhirnya aku dibantu oleh Pak Deni. -ya, dia adalah salah satu orang yang kebagian ngurusin anak2 yang ikut PKM-. Heuhueuheu... Thank you so much, pak! ^_^
Udah ngerasa plong deh, kalo PKM udah mah. Heu...
Sekarang tinggal do'anya aja. "SEMOGA PKM-nya LOLOS KE PIMNAS!!!" Amiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnn......

plong sebentar, eh tapi belum kelar pemirsa, heuheu Hari Kamisnya ada matkul Analisis Kebijakan Luar Negeri, UTS nya take home juga. heuheu... Ngerjain lagiiiiiiii.... Dan????? Jum'atnya ada sidang UP alias Usulan Penelitian sebagai pengganti UTS-nya matkul kuantitatif. Heuh
Sumpahlah seminggu ini bener-bener si tangan, pikiran, mata, dan jiwa lainnya nggak pernah lepas dari laptop dan buku. Sampe-sampe aku muak lihat laptop. Pengen muntah! Mana pas UP, aku dibilang nggak belajar (dong) ama bapaknya. What!!!! Lalu? Aku belajar dari pagi hingga pagi lagi itu apa? Cuma angin gitu? Nggak pernah belajar gitu? Sumpah! Kagak ngerti lagi deh. Padahal kan aku jawab pertanyaannya, tapi masih tetap disalahkan. Entah aku yang memang salah atau gimana. Yang jelas, jawabanku itu sama dengan apa yang diajarkan di statistika sosial semester kemarin.

Haaaaaaaaaaah!
tapi yaudahlah ya? Yang penting aku belajar. Whatever deh kata orang. Yang jelas aku sudah melakukan apa yang harus aku lakukan. Sekarang mah introspeksi aja deh. Evaluasi diri. heu

Sekarang??? Apa yang harus ku kerjakan???
Berdo'a supaya PKM lolos, perbaiki diri, dan ...... Selalu semangat menghadapi hidup, walau segimanapun rumitnya kehidupan. Karena Dia pasti selalu memberikan jalan untuk menghadapinya!
Semangatlah!!!
Nothing Impossible.......

Dalih Kehabisan Uang

Modus! ibu-ibu bawa bayi, ibu-ibu atau bapak-bapak setengah baya memapang wajah memelasnya  karena kehabisan uang! :/

Hmm... Bukan nggak percaya atau gimana ya, tapi aneh aja. Sudah hampir dua tahun setengah kuliah, ada banyak sekali orang-orang yang seperti itu. Pertama, kejadiaannya di UIN. Waktu itu aku sedang ada rapat FLPJ di masjid UIN Bandung. Masih ingat, sehabis shalat Ashar, kami duduk di depan masjid. Tiba-tiba ada bapak yang belum terlalu tua -Kalau aku tebak, mungkin ia berumur 40an-, menghampiri kami. Dengan wajah memelasnya ia memulai cerita "Punteun neng, a. Saya dari Tasik, habis nyari kerja di Bandung. Nih surat lamarannya", sambil mengeluarkan kertas dan menunjukkannya pada kami. 
"Saya udah dua hari disini, tapi belum dapet kerjaan juga. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang deh. Tapi, uangnya ternyata kurang. Hmm.. Bisa bantu nggak neng, a" Katanya sambil merengek. 
"Berapapun deh. Yang penting saya bisa pulang" 
Jleb, dari awal, aku emang udah curiga dengan gerak-geriknya. 
Aku dan temanku saling pandang, beberapa detik berlalu. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Akhirnya akupun memberanikan diri. 
"Punteun pak, nggak bawa uang lebih" Kataku sembari tersenyum.
Ya, disamping emang nggak bawa uang lebih, aku emang kurang percaya juga sama bapak tersebut. Pasalnya, dihari-hari sebelum masuk kuliah temanku juga pernah seperti itu. Jyaaaaaaa... Okelah. 

Kedua, kejadiaannya semester 3. Aku sedang berjalan dari kos menuju kampus. Biasanya, aku langsung menyebrang dari depan gang kosan. Tapi, waktu itu aku sengaja jalan dulu menuju depan kecamatan, barulah menyebrang. Demou, karena padetnya kendaraan, aku berdiri lama di pinggir jalan. Menunggu waktu yang tepat untuk menyebrang. Tiba-tiba, dari pinggir ada seorang ibu yang menyapaku. Akupun menjawabnya dengan begitu ramah. Ibu itu membawa anaknya dengan pakaian yang lusuh. Ia meminta bantuanku. Katanya ia kehabisan ongkos. Ia berasal dari Sumedang. 
Oalaaaaahhh... Kenapa lagi ini? Tapi, kalau dilihat, kasian juga. Dia bawa-bawa anak segala. Tapi, kalau dipikir, bener apa nggak nih orang. Pikirku. 
Ia terus bicara dengan berbagai argumen (eh salah), dengan berbagai cerita yang meyakinkan bahwa dia kehabisan buat ongkos. Yang membuat aku agak bimbang, antara percaya dan tidak, adalah dia pergi kesini untuk mencari anaknya yang hilang. 
Hadududuh, galau uy. 
Tapi kebetulan, waktu itu aku nggak pegang uang. Dompet aku ketinggalan di kosan.
hmmmm................

Ketiga, sehabis pulang dari kampus -semester 4-, ada dua orang ibu-ibu yang juga minta bantuan dengan alasan kehabisan ongkos. 

keempat, kejadian ini baru aja kemarin. Habis pulang kuliah, aku nyimpang dulu ke tempat jus. Eh eh eh, datanglah ibu-ibu, -kocaknya- dia bilang dia dari (aduh lupa namanya), pokoknya salah satu daerah yang deketlah dari sana. Terus dia bilang "Mau jalan, tapi cape". 
Ya Alloh, sekali lagi, bukannya aku nggak percaya atau gimana ya... Tapi atuh da deket itu teh. 

AAaaaaarrrrrghhhh!!
Akhirnya aku malah jadi kesel ke diri sendiri. Kenapa banyak orang yang seperti itu? Apakah tidak ada kerjaan yang lebih bermanfaat dibandingkan hal tersebut? Apakah tidak ada kerjaan yang lebih mulia dari hal tersebut? Ataukah mereka tidak ingin pusing dan tidak ingin cape untuk mencari uang?
Hmm... 
Beberapa pertanyaan ini selalu terngiang sejak menyaksikan semakin banyaknya pengemis yang beroperasi dijalanan. Seakan hal tersebut sudah menjadi satu mata pencahariannya. 

Tatatatataaaaaaaaaaraaaaaaa,,,, 
Mungkin hal inilah yang menjadikanku lebih berpikir gimana caranya untuk membangun masyarakat yang bermental kuat dan selalu optimis menghadapi masa depan dengan caranya sendiri, dan tentunya cara itu merupakan cara yang baik dimata Alloh juga dimata masyarakat itu sendiri. Bukan dengan cara minta-minta, tapi dengan kerja keras. 
Ah, kenapa lah ini? 
Rasanya semakin bertambah usia, semakin hidupku penuh rasa sakit melihat fenomena yang terjadi hari ini. 

tatatatataaaaa
Oke, just thinking about it. And make it change!

Sukses itu Ditanganmu, Bukan Ditangan Orang Lain

Jyah, lagi-lagi galau tingkat dewa... hahaha
Setelah kemarin hampir putus asa saat mengerjakan PKM bidang masyarakat, barusan aku dipusingkan lagi dengan pemaksaan pikiran yang mengharuskan kita berpikir kesana. #apaCenah?
Haha..

Ya, beberapa menit sebelum perkuliahan ditutup, tiba-tiba teman yang duduk disampingku bercerita tentang keluh kesahnya selama kuliah. Ia bilang, mau segimanapun ia tetap tidak bisa terfokus pada satu tujuan. Akan tetapi, fokus pada banyak hal pun ia tidak bisa. Ia berkata, "ya aku sadar, aku orangnya pemalas, tapi aku tidak ingin terus menerus seperti ini. Aku selalu dibanding-bandingkan oleh keluargaku dengan orang lain. Katanya, tuh si A mah udah jadi PNSlah atau apalah. Yang jelas, aku juga dipaksa oleh kakakku untuk langsung mendapatkan pekerjaan yang nyata setelah aku lulus nanti. Lantas, harus bagaimana aku?"

Hmm... Kalau menurut prinsip pribadi, aku sih orangnya EGP. Mungkin itu juga karena aku kuliah disini, dan secara tidak langsung belajar untuk EGP dengan pandangan orang. Ya, sudahlah. Biarkan saja. Sebenarnya, prinsipku sekolah bukanlah untuk cari kerja. Aku hanya ingin belajar gimana caranya supaya aku bisa mengembangkan kehidupan masyarakat banyak dengan menerapkan ilmu yang kudapat dari sekolah. Nggak peduli, orang mau bicara apa tentangku. Yang penting, aku melakukan hal ini karena aku tahu apa yang kulakukan dimasa depan.

Pada dasarnya, pemikiran orang Indonesia (sebagian besar) sekolah untuk mendapatkan pekerjaan. Ya, hal itu memang kuakui. Karena memang pada dasarnya manusia butuh uang. Tidak ada orang yang mampu hidup di dunia sekaran ini, jika tanpa uang. Akan tetapi, uang itu tidak hanya bisa didapatkan dari cara kita bekerja di perusahaan orang lain, tapi dengan kita berwirausahapun kita dapat menghasilkan uang. Malah dengan berwirausaha, uang yang kita dapat juga akan lebih banyak. Disamping itu, kita juga secara tidak langsung telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. "Tapi kan sulit untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan tanpa modal? Justru aku itu kerja untuk mendapatkan modal". Ya, setiap bisnis memang memerlukan modal. Hanya saja, aku selalu berfikir mudah. Apa gunanya kita kuliah kalau kita tidak bisa menjual diri. Maksudnya, menjual diri bukan dalam artian negatif, akan tetapi menjual diri guna untuk menjalin relasi yang baik dengan orang lain, membuat orang lain percaya dengan kita. Hingga akhirnya nanti kita bisa menjalin hubungan kerja sama dengan orang tersebut, atau mungkin kita bisa mengajaknya untuk menjadi investor di perusahaan yang akan kita bangun.

"Tapi susah! Terus tetep aja orang lain bakal nganggap kita pengangguran"
Hmm.. Dalam hati aku tertawa. Menurutku, dengan menciptakan lapangan pekerjaan justru orang malah menjadi bangga pada kita. Menciptakan lapangan pekerjaan bukan berarti kita nganggur kan?
"Tapi tetep aja, orang bakal nganggap kita rendah.. Bahkan mungkin ia akan bilang, percuma kita kuliah di HI kalau kita nggak dapet pekerjaan?"
Zzzz... Haduuuuh, helllooooo... #Gereget.
Biarlah orang mau berbicara apapun tentang kita, yang pasti kita melakukan sesuatu untuk mereka. Apalagi, -aku mikirnya- aku itu kuliah dibayarin oleh negara. Masalahnya, masa kita tidak berbuat sesuatu untuk negara. Kita kuliah dari uang rakyat, masa kita nggak berbuat sesuatu untuk rakyat. Hmm... Cukuplah pemerintah yang telah membuat masyarakatnya apatis terhadap mereka. Tapi kita harus tetap berjalan. Kita tidak boleh membiarkan kehidupan dunia ini berjalan apa adanya. Tapi kita harus berbuat sesuatu yang lebih dahsyat. Sesuatu yang -kalau bisa- mencengangkan dunia.

Jujur, berpikir dengan pengejaran dunia, aku sangat pusing sekali. Malahan pernah aku berpikir, bahwa aku akan terus apatis terhadap dunia. But, setelah dipikir lebih mendalam, masa iya sih kita terus berjalan di sebuah jalan yang rusak terus menerus. Kapan perbaikannya? Kapan kemajuannya? Kapan kebahagiannya menyentuh kita? Hmm.. Namun, kembali lagi pada diri sendiri sih sebenarnya. Aku bicara seperti ini bukan berarti aku ingin menjadikan kamu sepemahaman juga sama aku. Tapi aku hanya ingin mengatakan apa yang sebenarnya ingin kukatakan saja. Tak lebih.

"Baiklah, oke. Jadi, hal pertama yang ingin kamu lakukan setelah kamu lulus apa?"
Apa ya? Pertama, aku ingin menyukseskan pembangunan di daerahku terlebih dahulu. Pembangunan menuju moral, pengetahuan dan ekonomi yang lebih baik sekarang sedang aku jalankan. Mulai dari pendekatan pada masyarakat dan pemudanya. Kegiatan tersebut sudah berjalan hampir setengah tahun. Jadi, aku ingin menjadikan daerahku menjadi daerah percontohan di bidang kesejahteraan sosial. Nyambung sama HI? Nggak sih. Tapi aku mencoba menerapkan salah satu ilmu yang kudapat dari mata kuliah Pembangunan Internasional. #caileeee... hahaha
Oke, kedua, aku ingin melanjutkan kuliahku di bidang design.
"Lah? kok nggak nyambung? Kamu kan suka nulis dan kamu dari jurusan HI, masa tiba-tiba ke jurusan design?"
Hahahaha...
Dibilang nyambung? memang nggak sih ya. Tapi, kembali pada pemikiranku sebelumnya, aku kuliah bukan untuk mencari pekerjaan, tapi untuk mencari ilmu yang bisa diterapkan di masyarakat.
Menulis itu memang passion-ku, tapi design juga adalah hobiku.
Kelak aku ingin membuka butik  dengan memaksimalkan potensi daerah dan Sumber Daya Manusia disana juga.
Satu hal yang kusyukuri disini adalah akhirnya aku sadar kenapa Tuhan menjerumuskanku untuk masuk ke jurusan HI sekarang ini. Banyak sekali pemahaman tentang dunia global yang kudapat. Dan aku berpikir bahwa aku tidak harus menjadi diplomat, hanya gara-gara aku kuliah di HI. Tapi aku lebih berpikir gimana caranya supaya negeri kita mampu bersaing dengan dunia global. Dan hal itu akan kupraktekan mulai dari wilayahku sendiri.
Ketiga, apa yaaaaa? Nikah! hahaha
Jadi, selai mengabdi pada orang tua, mengabdi pada negara dan masyarakatnya, juga mengabdi pada suami -yang paling utama-. hehe

Mendengar semua celotehku yang -mungkin kurang bermanfaat-, ia pun tersenyum. Kemudian ia berkata "Ya, sebenarnya masalah yang paling dasar adalah aku belum tahu apa yang akan kulakukan kelak ditengah tekanan dari berbagai pihak"
Haaaa... Ya sudah, perjalanan masih panjang. Masih ada waktu 3 semester lagi untuk berpikir. Tapi kalau bisa dipercepat sih, biar kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan kita tersebut.

-SELESAI-
Jatinangor, 24 Oktober 2013

Semester 5 : Masih Mau Kerja Di Menlu?

Waktu terus berganti, tak terasa kini kakiku sedang berjalan di angka 5. Itu berarti bahwa pijakanku tinggal seperempatnya lagi untuk menggolkan bola kesuksesanku!
Namun, awal masuk semester tersebut, aku ditanya oleh salah satu teman dekatku "Masih mau kerja di menlu?" 
"Hah??? Apa?" Aku sampai harus mendengar ulang kalimat tanya tersebut. Kemudian, dengan wajah polosnya ia menjawab "Masih mau kerja di menlu?". Keningku mengerut mendengar perkataan tersebut. Dalam hati aku bergumam, kenapa harus bertanya seperti itu? Emang ada apa dengan Menlu sampai segitunya?. Matanya menatap tajam padaku. Seraya menunggu jawaban yang pasti. 
"Hmm.. Ya. Kenapa?" Jawabku. 
Wajahnya semakin tak karuan. 
"Bagian apa?" Tanyanya kemudian. 
Dengan PD aku jawab, "Bagian Komunikasi dan Informasi, paling. Sekaligus berkarir menjadi seorang penulis. haha" 
"Hmm.. Kalo aku sih mikirnya agak rumit. Terkadang aku pengen sekali kerja disana. Tapi kupikir, aku tidak akan mampu kalo untuk jadi menteri luar negerinya. Jadi kupikir, aku masuk di konsulatnya aja deh. Tapi, disisi lain, aku juga pengen punya rumah disuatu tempat yang indah, hijau, sejuk, kemudian mendirikan peternakan sapi. Hmm... Rasanya nyaman bisa tinggal disana"
Mendengar jawaban tersebut, aku tertawa. Bukan dalam arti aku tertawa dengan apa yang dicita-citakannya. Tapi aku tertawa karena wajahnya yang terlalu eksotis ketika ia membayangkan semua itu. 
"Lantas, yang menjadi prioritas kamu itu sebenarnya yang mana?" Kataku. 
Ia menjawab, "Ya, di menlu lah. Percuma aku kuliah di HI tapi nggak kerja disana" 

Tadaaaaammmmm.... Dari percakapan tersebut, sebenarnya aku agak bingung dengan perkataan temanku itu. Disatu sisi, memang sih ya, terkadang ada pandangan yang berpikir seperti ini "Kalau gue kuliah di HI, otomatis gue harus kerja di Kemenlu!" Hmm.. Tapi nggak gitu juga kali ya.. Pekerjaan itu masih banyak. Prospek HI bukan hanya untuk menjadi menteri luar negeri saja. Banyak sekali para penstudi HI di Indonesia yang juga ingin berkecimpung di dunia kerja yang sesuai dengan jurusannya semasa kuliah.
But, nggak gitu juga. Prospek HI tuh banyak. Nggak hanya menlu. Ntar kalo kita terfokus pada satu tujuan, lantas kita belum diberi kesempatan untuk terjun disana, maka kita down?
Hellooo... 
Dunia ini luas, kita harusnya memiliki banyak tallent.
Malah, aku berpikir bahwa aku kuliah di HI memang karena tercemplung. Tapi setelah dikaji lagi, ternyata Tuhan tak salah memasukanku ke HI karena cita-citaku dulu sampai sekarang adalah menjadi novelis internasional. Setidaknya, dengan masuk HI, aku tahu dunia luar secara umum. Dan aku tahu bagaimana cara berhubungan dengan dunia luar. Kemudian, setidaknya kemampuan bahasa inggriskupun menjadi bertambah sedikit demi sedikit. Haha... 
Ah, banyak deh ternyata manfaatnya. 
Tapi tetap, passion-ku menulis. Jadi aku hanya ingin menjadi penulis internasional, membuka lapangan usaha, menjadi motivator dan inspirator bagi orang-orang yang ada disekitarku, serta menjadi istri dan ibu yang baik :) Yang selalu menjadi motivator dan inspirator bagi suami dan anak-anak.
hihi..Bagiku, segitu cukuplah ya... Kalopun bisa masuk Menlu, yaaa aku hanya tertarik di bidang komunikasi dan informasinya. :)

Aku begini, karena aku ingin mencari sesuatu dan menlenyapkan sesuatu.
Bolehlah kau membenciku, tapi kau tak boleh membenci pemikiranku. 

Inilah Jalanku!


Oktober Cerita... 
Kalau yang lain biasanya majang nama bulang dengan pasangan ceria kalau aku maunya cerita. Karena pasti di bulan Oktober ini penuh dengan cerita. :)
Ya, sejak bulan Agustus lalu. Hidupku menjadi penuh warna. (Lebay).. Haha.. Sebenarnya dari dulu juga penuh warna sih. Hanya saja, aku baru warna ini adalah warna yang paling spesial sepanjang perjalanan hidupku. 

Kenapa spesial? Karena warna inilah yang membuatku merasa diujung jalan yang penuh dengan cabang. Entah harus memilih yang mana. Awalnya, bingung sih ya. Tapi seiring berjalannya waktu, aku berusaha untuk memantapkan hati pada satu jalan. Entah itu jalannya akan lurus ataukah berkelok, aku tak tahu. Karena aku baru saja memutuskannya kemarin. 
Namun, meski demikian. Rasanya jalan yang tak pernah kutempuh itu kembali menggoyahkan hati. Berusaha meruntuhkan semua yang telah menjadi pilihan hidupku. Kemarin saja, jalan tersebut kembali membayangi mimpiku. Ia tersenyum tulus. Selaksa mengobati rindu yang tak pernah kuraih satu kalipun. 
Jalan tersebut membentang luas dihadapanku. Kelihatannya sih lurus, mulus, tak ada satu batu rintangan sekalipun. Ia mendekat dan mengajakku untuk berjalan diatasnya. Namun, hatiku menolak. Aku telah memutuskan pilihanku pada jalan yang tidak terlihat mulus, namun penuh cahaya. Sakit memang, karena ketika aku menginginkannya. Ia tak pernah menunjukkan jalan mana yang harus kuambil. Namun, setelah kutentukan pilihanku, barulah ia datang. 
But, no problem. Hidup adalah pilihan. Dan pilihan tersebut ada ditangan kita. Hidup kita tergantung pada apa yang kita pikirkan. Menyesal? Tak usahlah disesali. Karena jalan tersebut datang hanya dalam mimpi belaka, yang mungkin orang lain menganggapnya itu sekedar bunga tidur biasa. Sekarang, aku hanya ingin kau dengar. 
Wahai jalan yang jauh disana. Dengarlah rintihku!
Selalu, aku berbicara tentang panjangnya perjalanan hidupku untuk memilihmu.
Menetapkan rasa untuk berjalan diatasmu. 
Memejamkan mata pada jalan lain hanya untuk melihat betapa mulusnya jika kuberjalan diatasmu.

Aku?
Aku yang disini? 
Rupanya agak letih, melihat kemulusan tersebut. 
Aku takut!
Takut mulusmu hanya diatas, tak didalam

Wahai jalan yang jauh disana, dengarlah rintihku!
Pergilah menjauh dari pikirku. 
Jangan pernah kau goda aku untuk berjalan di atasmu.
Bawalah bunga yang lebih pantas menjadi penghias jalanmu. 
Aku hanya manusia. 
Aku hanya manusia yang tak bisa mengelokkan rupamu. 
Hanya bunga dan pohon indah lainnya
yang kan mampu menjadi peneduh setiap orang yang berjalan diatasmu. 

Wahai jalan yang jauh disana, dengarlah rintihku!
Aku lelah!
Aku lelah dengan imajinasiku.
Aku lelah dengan melihat semua kemulusanmu.
Maka dari itu, pergilah!
kumohon 

Karena hari ini, aku telah memilih jalanku sendiri!
SENDIRI
Tanpa ada yang memilihkan
SENDIRI
Tanpa ada yang menghasutkan.

SENDIRI, sendiriiii....



Dialog Hati

Berbicara tentang hati.. 
Terkadang aku bingung dengan hatiku sendiri. 
Perasaan yang membendung selama hampir 5 tahun ini ternyata sulit untuk tergantikan. Ia selalu menjadi grafik hidupku, yang terkadang naik dan turun. Meski tak pernah ada respon satu kalipun, grafik itu tetap berjalan tanpa kaki. 

Mencari sesuatu yang sebenarnya ia sendiri tak tahu. 
Menunggu sesuatu yang belum tentu yang ia tunggu itu menunggunya pula. 
Mencintai sesuatu yang belum tentu ia mencintainya.
Menyayangi sesuatu yang belum tentu juga ia menyayanginya.
Memikirkan sesuatu yang belum tentu juga ia memikirkannya. 
Menjadikannya semangat yang belum tentu juga ia menjadi penyemangatnya

Kembali kurenung, ternyata semua itu hampa. Tak ada pencerah yang menjadi titik terang dari semua perilakuku tersebut. 
Sesal? 
Tak pernah kusesali. Karena semua hanyalah hiasan hidup belaka. Semuanya menjadi indah karena keangkuhan pikiranku yang bersikukuh pada pendiriannya. 
Lelah?
Ya, lelah memang. Karena 5 tahun itu bukanlah waktu yang pendek. Melainkan panjang. Kehidupanku seluruhnya terfokuskan pada hal tersebut. Meski tak pernah kuprioritaskan fokus itu. Namun, alam bawah sadarku ternyata berkata lain. Ia selalu menjadi pembantai dari alam sadarku. 
Pernah , suatu hari aku berontak untuk menghapus semuanya. Namun, selalu dan selalu. Alam bawah sadarku menyerang pemberontakan tersebut. Bukan berarti aku kalah, aku hanya tak mampu menghapus semua yang telah diberikan Tuhan. 
Ganggu?
Tidak. Ia tidak pernah menggangguku kala aku menjadi bunga yang mekar di taman. Ia hanya mengganggu ketika aku layu. Bahkan ia mengganas ketika aku bukan lagi bunga yang layu, tapi (mungkin bisa dikatakan) bunga yang kering dan hampir mati.
Lantas? Kenapa masih terus mengingat? Sedang ia tak ingat.
Entahlah, akupun tak tahu sebabnya. Kadang ia pergi dan muncul tiba-tiba. Aku heran. Sungguh sangat heran. Sempat ku pergi mengelana ke dunianya sebentar, namun tak pernah ia muncul dihadapanku. Mungkin ia malu bertemu denganku. Karena aku bukanlah wanita yang suci lagi. Aku hanyalah wanita yang penuh dengan lumuran lumpur yang tak berperasa. Hmm.. Tapi yasudahlah. Semua plot telah diatur olehNya. Kita hanya bisa menjalaninya saja. 

20 Years Old

\

Yeay!!! "20th" 
Orang bilang, diumur ini, kita bakal banyak tantangan. Kita disuruh untuk berpikir lebih jauh tentang kehidupan kita di masa depan. Awalnya, agak serem juga sih. Karena dia juga pernah bilang, kalau diumur ini kita biasanya dihadapkan dengan pilihan yang begitu rumit. Karena pilihan tersebut akan menentukan laju jalan kehidupan kita di masa yang akan datang. 
Kupikir, serem juga ya kalau misalnya diumurku yang 20 tahun itu aku harus dipaksa untuk memikirkan tentang hal yang belum sempat kupikirkan sendiri. Hahaha... 
But, ternyata nggak menyeramkan juga kok sob! Memang sih, dengan bertambahnya usia, tantangan kita jadi lebih besar. Tapi, bukan berarti kita juga harus mengalah begitu saja. Karena disanalah kita belajar untuk menjadi dewasa seutuhnya. 

Kemarin, tepat 05 Juni 2013 usiaku genap menjadi 20th. 
Aku bersyukur, karena Tuhan masih memberikanku nikmat kehidupan yang begitu nyata. Sebulan setelah ulang tahunku, aku sempat mendapat kabar yang kurang menyenangkan. Orang tuaku ingin menjodohkanku dengan salah satu putra dari temannya. "Katanya" Ia memang sudah bekerja, usianya kurang lebih beda 2 tahun denganku. Aku sempat syok mendengar wacana tersebut. Tapi, kupikir, kenapa mesti takut. Toh belum tentu dia jodo kita kan? hahaha.. Akhirnya aku kembali bersikap seperti biasanya. 

tadaaaaa.... Dua hari setelah lebaran, aku kembali di syok-kan dengan kabar yang kurang menyenangkan lagi. Lagi-lagi ada seseorang selalu datang ke rumah, dan bibiku bilang dia menyukaiku. Wadah! Busyet dah. Sereeeeemmm.... 

Heuheuheu... Emang kampung kalii yaaa... Kalau ada wanita yang berumur 20th belum menikah itu biasanya dipandang agak remeh oleh mereka. Tapi, untunglah aku masih kuliah. Setidaknya ada alasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Hahahaha

Ternyata, umur 20 tahun itu tidak menyeramkan juga. Aku malah bersyukur, karena diumurku yang 20 tersebut, banyak sekali perubahan yang menjadikanku lebih dekat dengan keluarga. 
Thanks honey...
Thanks semuanyaaaaaa.... 
I love my 20 years old. hihihi...
#KontroversiH***


"Life is a choice"


Ya, entah memilih untuk menjadi pribadi yang buruk? Menjadi sesosok makhluk yang disegani banyak orang? Menjadi apapun? Ya, itu adalah pilihan sendiri. Terserah mau jadi apapun. Karena kalian yang akan menjalaninya. 

Hari ini, aku memutuskan untuk tidak aktif di dunia kampus. Entah kenapa, rasanya tidak ada satu hal pun yang membuatku tertarik untuk terjun disana. Mungkin karena aku orangnya nggak mau berlanjut kalau misalnya kegiatan tersebut tidak memiliki energi positif buatku. Aku ngerasa, kalau misalnya aku terus bergelayut dalam kegiatan tersebut, mungkin aku hanya akan menyia-nyiakan waktu saja. Hmm... cukup sombong dan egois sih. Tapi kurasa, hidupku hari ini bukanlah untuk mencari kesenangan semata. Kini aku harus sudah menata hidup yang lebih baik. Dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang kurasa itu merupakan salah satu jalan menuju penggapaian citaku. 

Ya, fokusku hari ini bukanlah pada organisasi lagi. Tapi pada masyarakat sekitar dan pada mimpiku (Menjadi novelis internasional). 

Bagiku, diumurku yang ke-20 ini bukan lagi waktunya untuk berleha-leha dan bermain-main saja. Hari ini adalah waktunya untuk beraksi. Untuk pengabdianku pada masyarakat, aku memilih untuk aktif di kota kelahiranku sendiri. Ya, aku masuk ke departemen Advokasi, Divisi Pendidikan. Awalnya aku lebih memilih seni budaya dan pengembangan daerah, karena aku ingin mengembangkan kesenian daerah. Ingin melestarikan, mengembangkan hingga mengenalkannya ke dunia luar. Serta, akupun ingin mengembangkan daerah sendiri. Aku ingin membantu masyarakat untuk mengembangkan daerahnya masing-masing. Tapi, karena [mungkin] dari dulu aku lebih concern ke dunia pendidikan. Akhirnya mereka lebih mempercayaiku untuk bekerja di bidang pendidikan bag. advokasi. Hmm... Okelah, tak apa. Karena generasi yang hebat juga salah satunya berawal dari pendidikan yang hebat... 

Untuk menjadi novelis internasional, hari ini aku lebih fokus untuk mengedit kembali tulisan yang sempat ditolak kemarin. Meskipun hari ini aku memutuskan untuk tidak aktif lagi di komunitas kepenulisan, tapi aku bisa belajar sendiri. Belajar dari semua hal. Aku tak perlu lagi tips-tips, aku hanya butuh praktek. Sudah bosan aku dengan tips-tips menulis yang baik [yang selalu dipamerkan oleh mereka], aku hanya ingin praktek. Egois sih memang, tapi aku hanya ingin memanfaatkan waktuku saja. Aku tak ingin memikirkan hal-hal lain, selain dari jalan menuju impian ku. Cukup! Itu yang kupikir dan kujalani sekarang! Terserah orang lain mau menganggapku apa. Tapi yang jelas, diamku bukan berarti diam belaka. Tapi diamku adalah untuk mencapai mimpiku.

HIKMAH : Pembicara Hebat vs. Moderator Jelek


tadaaaaa,,, hola halooo... 
Lama juga nih nggak nulis di blog ini. Hmm... 


Dari kemarin-kemarin, sebenernya pengen banget sharing tentang pengalaman burukku sepanjang jadi moderator. Haha.. Tapi sayang, karena sibuk (Caileeee sok sibuk ya?haha), jadi setiap buka entri baru, pasti beberapa menit kemudian ditutup lagi. :D
Well, mumpung sekarang lagi nggak ada tugas. Aku mau cerita tentang pengalaman kemarin pas jadi moderator di acara seminar tentang dinamika pers, dan penulis lepasan.. 



Hah, ceritanya agak panjang sih. Tapi di ringkas aja ya? :)

Kemarin, tepat tanggal 14 September 2013, aku disuruh untuk menjadi moderator. Ya, karena nggak ada kerjaan. Okelah aku terima tawaran tersebut. Karena memang sebelumnya juga aku pernah jadi moderator di acara mereka. 
Sehari sebelumnya, panitia menjelaskan semua tentang acara yang akan diselenggarakan oleh mereka. Namun sayang, entah karena aku yang terlalu ego dalam membuat acara atau apa, tapi aku pikir kegiatan mereka terlalu melebar kemana-mana, tidak terfokus pada satu tujuan. Aku sempat memberikan masukan pada mereka, tapi apa daya, acaranya besok kan? dan semua pemateri sudah dihubungi sesuai dengan yang mereka inginkan. Ya sudahlah, tapi yang jelas aku senang. Karena aku mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan Pak Bagir Manan (Mantan ketua Mahkamah Agung), Pak Rum Aly (Aktivis pers angkatan 60'n), Pak Daru Priyambodo (Tempo) dan Meutya Hafid (Pembaca berita Metro yang mendapat penghargaan dari Australia dan sekarang menjadi anggota DPR RI komisi I). 

Jum'at malamnya, tepat pukul 18.00 WIB salah satu panitia mengirimkan TOR nya. akupun mempelajari semuanya sampai larut malam. Demi kesuksesan acara mereka dan demi reputasiku sebagai moderator. 

And???? Tadaaaaammmm.... 
Hari berlalu terlalu cepat sekali. Tiba-tiba aku sudah ditelpon untuk segera hadir ke tempat acara. Meski hati agak kurang yakin bahwa semuanya sudah hadir, tapi apa boleh buat, yaaaa... berusaha bersikap profesionalis lah. hihihi... 
Setibanya ditempat acara, tak ada orang yang mendekatiku -karena mereka memang belum mengenaliku, kecuali panitia acara sebelumnya-, well, akhirnya aku berusaha untuk mendekati salah satu dari panitia, kemudian mereka menyambut dan langsung menceritakan mekanisme acara yang akan diselenggarakan sekarang. Dijadwal, acara akan dimulai pada pukul 09.30 WIB. Namun, ternyata beberapa pengisi acara belum datang. -yeah, nunggulah kami- Sampai sekitar pukul 10.00 WIB ternyta belum lengkap, tapi kita tidak mungkin mengulur waktu hanya karena satu pemateri belum datang. Akhirnya, panitia memutuskan untuk langsung membuka acara tersebut. 
KAGET!!! Acaranya dibawa serius banget ama MC-nya. Para peserta pun kelihatannya seperti tegang. heuheu.. Tapi, setelah aku dipanggil untuk kedepan. aku berusaha untuk mencairkan suasana. Namun, entah kenapa, rasanya tak ada hal yang menarik yang menjadi bahan untuk mencairkan suasana mereka. Hadudududuhhhh.... Aku bingung. Mana panitia malah memanggil semua pemateri kedepan -tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya-. 
Dan yang paling tidak menyenangkan adalah apa yang aku bahas tidak sama dengan apa yang teh Meutya bahas. kupikir, itu karena kesalahan dari pemberi TOR-nya. Buseeeettt.. sumpah deh, nggak ada pertanyaanku yang dijawab oleh teh Meutya. alhasil, buyarlah semua pikiran. heuheuheu
ngedadak bingung apa yang harus dibicarakan... 
Itu cerita singgatnya sih. 

Aaaaaaaarrrrrrrgggggh! Rasanya, itu adalah pengalaman terburukku selama aku menjadi moderator. 
But, hikmah yang bisa diambil adalah :
  1. Untuk menjadi seorang moderator yang hebat, kita tidak boleh terpaku pada TOR yang ada. Alhasil, ketika pembahasannya sama, kita bingung harus melakukan apa. 
  2. Perlu koordinasi yang intens antara panitia, pemateri juga moderator. Supaya tidak terjadi kesalahfahaman. Seperti kejadian diatas. 
  3. Jangan takut salah! Karena apa yang kamu takutkan itu bisa jadi malah terjadi pada diri kamu sendiri. 
  4. DAN YANG PENTING, JANGAN PERNAH PUTUS ASA! AHAHAHA MESKIPUN KEJADIAN KEMARIN SANGAT MEMALUKAN (KARENA BUKAN HANYA ANAK UNPAD SAJA, TAPI ADA ITB DLL). JADIKAN HAL TERSEBUT SEBAGAI PELAJARAN. KARENA TIDAK ADA ORANG YANG BERHASIL TANPA MELALUI KESAKITAN TERLEBIH DAHULU. 
  5. KEMBANGKAN LAGI PUBLIC SPEAKING-NYA!