RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Selamat Jalan Ustadz

"In Memoriam Uje??" Apa maksudnya? Pikirku waktu itu. 
Dengan wajah penasaran, aku langsung mendekat ke layar TV dan kembali membaca headline berita tersebut. 
Pikirku melayang, memutar ke seluruh arah, mencari jawaban dari pertanyaanku itu. Ada apa emang? Kenapa dengan Uje? Kenapa? Kenapa in Memoriam? Kayak yang lagi apa aja. Pikirku terus melayang. Hingga akhirnya, tayangan TV pun berubah menjadi kerumunan orang yang memakai baju hitam bermuka merah, dan ada linangan air mata di wajahnya. 
Kenapa? Ada apa? 
Aku terus mencari jawaban, sembari memelototi layar tersebut tanpa mengedipkan mata sekalipun.Bahkan aku sampai lupa kalau aku sedang memasak air.
Innalillahi, sungguh betapa bergetarnya seluruh badan ini ketika mendengar bahwa ia telah pulang ke rahmatulloh. Serasa baru kemarin ia memenuhi telingaku dengan lantunan ayat-ayat suciNya. Serasa baru kemarin ia menggetarkan jiwaku dengan shalawatnya. Serasa baru kemarin ia menggetarkan jiwaku dengan kata-kata indahnya. Meski tak pernah kami bertemu, tapi betapa sedihnya hati ini. 
Antara percaya dan tidak. 

Allohummagfirlahu, warhamhu, wa'afihi wa'fu'anhu... -_-
Ya, Alloh.. Ampunilah segalah dosanya......
Selamat jalan ustadz, terima kasih telah mengingatkanku selalu padaNya. Semoga engkau tenang bersamaNya. 

Hingga kali ini, aku menuliskan ini, aku seakan masih bermimpi dengan semua takdirNya. Ternyata, maut itu begitu dekat dengan kita. 
YA Alloh... -_-

Bismillah

Inilah sedikit langkahku bagi bangsa yang telah berbaik hati untuk membiayai seluruh pendidikan S1-ku.
Aaaaaahhh... cukup sudah aku berbuat bodoh. Sekarang waktunya aku membalas budiku pada negara yang telah membiayai sekolahku sampai selesai. Ya, meski sekarang aku baru semester 4. Tapi tak apalah, aku menabung sedikit demi sedikit sebagai bekalku kelak. Dan ini semua akan kupersembahkan untuk negaraku tercinta.
Sebelum membahas apa yang sedang kulakukan hari ini, aku ingin sedikit bercerita tentang negaraku hari ini.
Ya, semakin hari rasanya negaraku menjadi momok yang paling menyeramkan. Pasalnya, korupsi dimana-mana, bahkan jika kita lihat data korupsi di dunia mungkin negara ini sudah menjadi negara teratas. (meski sebenarnya masih ada yang lebih buruk).. Tapi ingat teman, janganlah kalian takut dengan negara kalian sendiri. karena dengan rasa takut itu, kalian tidak akan mampu untuk mengubah keadaan ini. Ingat! Satu-satunya harapan negara ini hanya kita! Kita! Anak muda! Generasi penerus bangsa!
Sungguh bergetarnya jiwa ini tatkala mendengar seorang anak muda yang ingin pindah kewarganeraannya. Ia pikir, negara kita tidak menghargai kepintaran warga negaranya, justru mereka malah percaya pada negara lain. Ia juga lebih memilih barang ekspor dari pada impor. But, hey guys! Apa dengan engkau pindah ke negara lain, negara ini akan menjadi lebih baik? Apa engkau akan membiarkan negara kelahiran kita ini menjadi negara sampah? Apa engkau akan menjadikan negara ibu kita ini menjadi negara yang paling buruk? NO!!! Berpikir panjanglah!
Kalau bukan kita, siapa lagi? Siapa lagi yang akan menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik?
Well, aku akui negara ini memang buruk. Tapi bukan berarti kita harus meninggalkan negara ini untuk kepentingan kita sendiri. ah, betapa egoisnya kau. Kalau kau pergi hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Ayolah, mari kita satukan tekad untuk memperbaiki dunia kita ini. mulai dari ubah tata cara pikir kita!
Ubah pola tingkah laku kita!
Ubah semuanya mulai dari diri kita sendiri!
Dengan demikian, sedikit demi sedikit kita akan menjadi apa yang kita inginkan.
Well, mungkin ini adalah satu langkahku untuk mengubah bangsa sedikit demi sedikit. Aku juga awalnya pesimis kok terhadap diriku sendiri. tapi kepesimisan itu tidak akan berarti jika kita hanya duduk diam dan meratapi kepesimisan itu. Ahahaha... yaiyalah, orang pesimis mah tetep we pesimis. Tapi ubahlah, ingat tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Walt Disney aja bilang kayak gini “If you can dream it, you can do it!” ya kan? Ya emang bener. Ayolah, jangan generasi pesimis.

Nah, ini dia kegiatanku untuk kampungku=>  komunitas ‘kampung kreatif”.......
Ya, untuk merujuk ke lingkungan yang lebih besar, kita mulai dari yang terdekat sajalah. Yaitu kampung kelahiran kita. Komunitas  ‘kampung kreatif’ ini lahir dari pengalamanku di luar, ketika orang tahu bahwa aku kelahiran kampung Gadog. Mereka langsung mengerutkan kepala dan memancarkan satu ekspresi yang kaget dan penuh kebahagiaan. Aku tidak tahu sebenarnya apa yang mereka pikirkan. Namun, satu ucapan yang selalu aku ingat, “Semoga engkau bisa mengangkat kampung itu ya”.
Dek, jantungku berdetak kencang. Beribu-ribu pertanyaanpun muncul dalam benak. Apa yang sebenarnya terjadi emang? Ada apa dengan kampungku itu? Sedari SMP, aku memang tinggal di kampung orang, sehingga aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di kampung itu. Waktu itu orang tuaku mengirimkanku ke pesantren. Dan hidup disana sampai aku lulus SMA. Kemudian aku melanjutkan kuliah di UNPAD. Hingga akupun tidak tahu apa yang terjadi disana.
Baru kemarin, aku mengetahui kalau sebenarnya kampungku itu sering disebut “kampung beling” maksudnya, banyak orang garang yang ditakuti disana. –bukan berarti aku mau menebar aib, tapi aku ingin mengubahnya-. Dengan demikian, aku berpikir dan terus berpikir. Tidak mungkin aku membangun negara lain sedang negaraku sendiri tidak. Kupikir, aku harus berbuat sesuatu. Hingga akhirnya, muncullah pemikiran ini. aku ingin membuat satu komunitas yang sedikit demi sedikit mengubah kebiasaan dari kampungku itu.
Ya, target utama dari komunitas ini adalah anak-anak. Aku berusaha mendekati anak-anak karena anak dewasa disana tidak akan mendengarkan omonganku. Ya, karena aku tidak dekat dengan mereka. dan kupikir agak sulit untuk mendekatinya, karena mereka sudah berperilaku tidak seperti biasanya. Ya, maaf. Tidak bisa kukatakan disini.
Kemudian aku juga mencoba mendekati masyarakatnya. Hmm... semoga sukses semuanya ya Alloh. Dan semoga novelku bisa terbit, sehingga semua keperluan komunitas ini bisa aku penuhi sendiri tanpa meminta pada mereka (targetku).
Beberapa program dalam kampung kreatif ini:
1.    Kampung bahasa : belajar berbagai bahasa.  Inggris, Sunda, Jepang, Indonesia, Arab. (insya Alloh bahasa lainnya nyusul. Hehe.. coz aku hanya bisa bahasa itu  )
2.    Kampung kreatif : disana belajar menyulam, membuat kerajinan dari bahan bekas, dan minat bakat juga ada disini.
3.    Kampung mimpi : aku ingin menjadikan generasi ini adalah generasi optimis, sehingga nanti akan ada pembekalan dan bimbingan untuk mencapai mimpinya. Intinya aku membangun mimpi anak-anak disini
4.    Kampung mengaji : pengajian, belajar semua tentang Islam
5.    Kampung baca : membudayakan kebiasaan membaca
6.    Kampung menulis : membangun kebiasaan menulis
7.    Kampung bisnis : berusaha untuk membangun bisnis kecil-kecilan
8.    Kampung politik : ya, karena aku berada di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, ya setidaknya aku ingin memberikan pengertian pada mereka tentang politik.
Ya, baru segitu dulu... hehe
Karena akupun hanya sendiri dan masih kuliah. Jadi aku membagi waktu untuk pembangunan kampungku ini.
Bismillaaaaaahhhhh..... Insya Alloh setelah aku pulang dari Pare. Aku akan mengadakan launching untuk kampung kreatif ini 