RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Dialog Hati

Berbicara tentang hati.. 
Terkadang aku bingung dengan hatiku sendiri. 
Perasaan yang membendung selama hampir 5 tahun ini ternyata sulit untuk tergantikan. Ia selalu menjadi grafik hidupku, yang terkadang naik dan turun. Meski tak pernah ada respon satu kalipun, grafik itu tetap berjalan tanpa kaki. 

Mencari sesuatu yang sebenarnya ia sendiri tak tahu. 
Menunggu sesuatu yang belum tentu yang ia tunggu itu menunggunya pula. 
Mencintai sesuatu yang belum tentu ia mencintainya.
Menyayangi sesuatu yang belum tentu juga ia menyayanginya.
Memikirkan sesuatu yang belum tentu juga ia memikirkannya. 
Menjadikannya semangat yang belum tentu juga ia menjadi penyemangatnya

Kembali kurenung, ternyata semua itu hampa. Tak ada pencerah yang menjadi titik terang dari semua perilakuku tersebut. 
Sesal? 
Tak pernah kusesali. Karena semua hanyalah hiasan hidup belaka. Semuanya menjadi indah karena keangkuhan pikiranku yang bersikukuh pada pendiriannya. 
Lelah?
Ya, lelah memang. Karena 5 tahun itu bukanlah waktu yang pendek. Melainkan panjang. Kehidupanku seluruhnya terfokuskan pada hal tersebut. Meski tak pernah kuprioritaskan fokus itu. Namun, alam bawah sadarku ternyata berkata lain. Ia selalu menjadi pembantai dari alam sadarku. 
Pernah , suatu hari aku berontak untuk menghapus semuanya. Namun, selalu dan selalu. Alam bawah sadarku menyerang pemberontakan tersebut. Bukan berarti aku kalah, aku hanya tak mampu menghapus semua yang telah diberikan Tuhan. 
Ganggu?
Tidak. Ia tidak pernah menggangguku kala aku menjadi bunga yang mekar di taman. Ia hanya mengganggu ketika aku layu. Bahkan ia mengganas ketika aku bukan lagi bunga yang layu, tapi (mungkin bisa dikatakan) bunga yang kering dan hampir mati.
Lantas? Kenapa masih terus mengingat? Sedang ia tak ingat.
Entahlah, akupun tak tahu sebabnya. Kadang ia pergi dan muncul tiba-tiba. Aku heran. Sungguh sangat heran. Sempat ku pergi mengelana ke dunianya sebentar, namun tak pernah ia muncul dihadapanku. Mungkin ia malu bertemu denganku. Karena aku bukanlah wanita yang suci lagi. Aku hanyalah wanita yang penuh dengan lumuran lumpur yang tak berperasa. Hmm.. Tapi yasudahlah. Semua plot telah diatur olehNya. Kita hanya bisa menjalaninya saja.