Berbicara
tentang penerbit? Terkadang aku suka heran. Kenapa ada penerbit yang
menerbitkan buku –kalo menurut aku sih buku itu- kurang berkualitas. Pernah ada
satu kejadian, aku sedang mengerjakan salah satu tugas mata kuliah kualitatif.
Awalnya, aku sangat antusias dengan mata kuliah tersebut. Namun, tiba-tiba aku
menemukan buku yang susunan kalimatnya rumit alias tidak mengerti. Eh ada
beberapa sumber yang menggunakan blogspot. Heu, disini, aku tidak bermaksud
untuk menjelekkan sesuatu ya. Tapi ini memang benar-benar fakta yang tidak bisa
disembunyikan lagi. Kupikir, “Apakah ini memang pilihan dari penerbit itu
sendiri atau ini adalah paksaan dari penulis yang ingin tetap menerbitkan
bukunya?” Heu.. hari demi hari, aku terus bertanya akan hal tersebut. Hingga
suatu hari aku melihat ada Self Publishing
di media online salah satu penerbit.
Iseng-iseng,
aku masuk dengan menggunakan akun baru di media tersebut. Ternyata, dengan self publishing itu kita bisa menerbitkan buku karya kita tanpa
melewati seleksi. Hanya saja, mungkin penerbit tidak bertanggung jawab dengan
isinya.
Pikirku,
kalau misalnya self publishing itu
terus berlanjut, maka semakin hari, dunia penerbitan akan memiliki reputasi
yang jelek. Karena tentu saja, pembaca awam akan menilai siapa juga
penerbitnya. Dan ketika ia mendapati tulisan itu jelek, maka secara tidak
langsung ketika ia menemukan tulisan yang di publish secara mandiri lagi, ia
akan menilai bahwa semua buku yang diterbitkan oleh penerbit A (misalnya) itu
memang buruk. Sehingga ia tidak lagi mempercayai buku-buku yang diterbitkan
oleh penerbit tersebut.
Dan?
Lagi-lagi nih ya! Aku selalu kepikiran tentang persaingan antara buku cetak
dengan elektronik loh! Hihi
So,
dunia penerbitan harus mampu menarik minat pembaca untuk membaca buku yang
mereka terbitkan. Entah itu dengan mengadakan program-program yang kreatif.
Misalnya dengan mengadakan pengenalan dunia penerbitan kepada anak SMA (Wisata
sastra), mengadakan pelatihan menulis dengan menghadirkan penulis profesional
dan lain sebagainya. Hmm... Nanti kita bahas lanjut tentang “Kenapa bisa
dikatakan bersaing?” lah ya? He.. Sekarang, aku harus bersiap untuk berangkat
ke acara wisuda kakak kelasku yang sudah aku anggap sebagai kakak sendiri..
Well... see u later... J