RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Hari ini aku tersenyum

Hari ini aku tersenyum, 
pada mereka yang mendambakan senyumanku. 
Bukan mereka yang membuang senyumku. 

Hari ini aku tersenyum, 
membuang sejuta rasa yang pernah singgah didada. 
Bukan kumenyerah, ataupun menerima saja
Tapi karena ku menguat, dan semakin menguat

Semakin hari, umurku semakin berkurang
Hidupku semakin terjal
diantara dua tikungan
yang memaksa dipilih tak karuan

Hari ini aku tersenyum, 
melepas semua rasa gejolak jiwa
melepas semua rasa penghancur jiwa
melepas semua rasa emosi jiwa

Hari ini aku tersenyum
demi matahari yang tak pernah lelah
menemani dan menerangi setiap hariku

Hari ini aku tersenyum
bukan senyum pada masa lampau
namun pada masa yang akan datang

Hari ini aku tersenyum
berharap apa yang diharap
kan tiba dengan senyuman

Stress Edition

Minggu-minggu paling stres. hututututuuuu...
Udah mah tugas numpuknya nggak terkira, eh ditambah masalah keluarga yang sangat menyebalkan. Dan? masih saja, aku dianggap seperti anak kecil yang baru lahir kemarin. 

Aku sebenarnya kesal dengan hidup seperti ini. Tapi ya, apa boleh buat. Mungkin ini sudah jalan yang terbaik untukku. Jalan yang paling baik (bahkan) mungkin menurutNya, supaya aku berubah menjadi manusia yang kuat. Tidak lemah. Bukan cewe lemah. Yang selemah-lemahnya. (Edaaaaannn.... hahaha). 

Kemarin, aku kembali berseteru dengan ayahku. Masalhnya sepele sih, tapi ya, namanya orang tua. Tak pernah ingin mengalah dengan anaknya. Selalu saja menganggap bahwa ia adalah yang paling bener. Hmm.. tingkat emosiku rupanya tak bisa ditahan lagi, ditambah dengan desakan dari berbagai pihak yang membuatku bertingkah seperti ini. Aku tak peduli orang tuaku mau menganggap aku anak apa, yang jelas aku hanya berusaha meluruskan kembali pemikiran mereka yang terkadang melenceng tak tentu arah. 
Kupikir, aku memang telah berdosa, karena melawan orang tuaku. tapi disatu sisi aku juga berpikir bahwa aku tidak mungkin membiarkan keluargaku berantakan. Apalagi citra keluargaku dimata orang lain sangatlah bagus, masa dengan masalah seperti ini jatuh hingga menembus tanah atau bahkan hal yang paling dalam di bumi ini. 

Hari ini, entah pada siapa kumengadu. Kejadian cekcok kemarin dengan ayahku sungguh sangat membuat hati pilu. Bahkan kepalaku sampai sekarang masih sakit. Aku memang anak kecil, tapi pikiranku bukan anak kecil lagi bahkan umurku bukanlah anak kecil lagi. ... 

Arrrggghhh... Semakin bertambah umur, rasanya hidup ini semakin banyak tantangannya. Bahkan belum cukup untuk membuktikan bahwa aku bukanlah anak kecil lagi. belum cukup untuk membuktikan bahwa aku sudah dewasa. belum cukup untuk membuktikan bahwa aku bukanlah anak yang baru lahir kemarin. aku bingung.  

hmm.. tapi yasudahlah. hidup memang untuk dinikmati. hidup bahkan untuk dipelajari.