RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Dongeng yang hampir punah

Hmm...

Sudah sahur, entah kenapa lidah ini pengen aja nostalgia tentang cerita-cerita kami selama di pesantren. 
Kebetulan, selama bulan Ramadhan ini aku ikut ngaji di pesantrenku yang dulu. Hmm... Ya, sekedar mengisi liburan dan memang ingin menambah ilmu sih.hehe (kangen ngaji).

Setelah buka puasa dan shalat magrib, aku langsung meluncur ke panti asuhan dan pesantren anak Ulinnuha.Kebetulan disana ada teman-teman lamaku. Aku sengaja tidak langsung ke pesantren karena ingin berangkat bareng dengan mereka.  
Nah, nah, nah...
lanzzzuuuuttt....
:)
Singkat cerita, setelah sahur kami berkumpul kembali di kamar. Ada yang lansung tiduran lagi, ada yang muthola'ah kitab yang dipelajari semalam, ada yang baca qur'an,dll. Tapi, aku dan temanku kali ini sedang asyik bercerita tentang masa-masa dulu. (Dasarrrr... lagi males).
Kami berdua cerita kesana kemari. Tertawa bersama. Untunglah, temanku yang sedang muthola'ah sama tadarus tidak tergoda oleh setan-setan ini.wkwkwkwk Dasar si nay! hmmm....
Terus, setelah itu kami kembali bercerita. Eh, tiba-tiba nyambung ke masa kecil kami. ihihihi...
kalian tahu dongeng kan? 
Nah, kami bercerita tentang dongeng-dongeng kami zaman dulu.
"Eh,eh... Sebelum kalian tidur. Mari kita mendongeng" Kataku sambil ketawa.
"Dongeng sebelum tidur" Kata temanku.
"Oke dengerin ya!!!"
Aku mulai bercerita..........

Nah,,,ehm...ehm..
Kieu nya! Dangukeun.
Langsung we nya! hahahah
Aya sakadang kuya jeung sakadang maung. Tah, si sakadang maung teh ngajakan paduruk-duruk ka si sakadang kuya. "Kuya, kuya! Urang paduruk-duruk yu?" ceuk si sakadang maung. 
"Hayu" cenah ceuk si sakadang kuya teh. "Tapi maneh heula ah" ceuk si maung teh. "Hayulah hayu" cenah ceuk si kuya teh. 
Terus.... "Hayu atuh urang ngumpulkeun heula suluhna" Ceuk si maung. "Hayu" ceuk si kuya. Nah, maranehanana ngarumpulkeun suluh heula. Sanggeus kumpul. Si kuya teh langsung asup, lantaran manehna kabagean anu pangheulana. Sedengkeun si Maung, keur siap-siap rek nyuluhan. Sanggeus si sakadang kuya asup. Si maung ngagorowok "Sakadang kuya, siap?" 
"Ke, ngagaro heula bulu irung". Si Sakadang maung ngadagoan. Padahal si sakadang kuya teh ngali ka jero taneuh. Terus, sakadang maung nanya deui.
"Sakadang kuya siap?"
"Ke ngagaro heula bulu kelek"
cicing samenit.
terus...
"Sakadang kuya, siap?
"Siap!"  
Jegurrrrrr.... teh, seneu dihurungkeun ku si sakadang maung. nepi ka seneu eta teh ngabebela, saking ku gedena. Si Maung nungguan, bari ulak-ilik kana jero suluh.
Sanggeus eta seneu parem... Si Sakadang maung, neneangan si kuya dina jero abu. dikorek-korek, teterusan. Eh, kurunyung teh si sakadang kuya.
Si sakadang maung kacida ngajenghokna, lantaran si kuya henteu kunanaon. Padahal seneu tadi hurungna meni gede pisan.
"Nah, ayeuna maneheun maung?" Ceuk si kuya. 
"Nya sok" cenah.
Si maung abus kana jero suluh anu tadi geus disiapkeun tea. 
Sanggeus asup, si kuya nanya ka si maung.
"Sakadang maung, siap?"
"Ke, ngagaro heula bulu irung" ceuk si maung, nurutan si kuya. Bari ngagaro bulu irung, nyaanan.
"Sakadang maung siap?"
"Ke ngagaro heula bulu kelek"
"Sakadang maung, siap?"
"Siap!"
Jegurrr teh, si sakadang kuya ngahurungkeun seneu. Sanggeus kitu, eta seneu teh meni ngabebela. Terus ojol-ojol aya sora ngabeletek tina jero durukan.
Si kuya teu sadar, yen si sakadang maung teh ka duruk asli.
Sanggeus seneu na parem. Si sakadang kuya gogorowokan neangan si sakadang maung.
"Maung, maung, dimana maneh?"
Sakadang kuya terus ngorek-ngorek eta durukan. Tapi, si sakadang maung eweuh nembalan. Lantaran manehna geus paeh kaduruk. Tapi si sakadang kuya teu apaleun.
terus, si sakadang kuya ojol-ojol manggihan tulang.
"Alahhh,,, ieu tulang meni alus kieu. Jieun suling ah." Ceuk si sakadang kuya.
Terus, si sakadang kuya ngabolongan eta tulang.
Sanggeus jadi, manehna niup eta suling.
eh, datang si monyet. "Kuya, nginjemlah eta suling"
"Embung ah"Ceuk si kuya teh.
Terus we si monyet teh menta nginjeum ka si kuya. Tapi si kuya na teu mere wae.
Akhirna, suling si kuya teh dipaok ku si monyet. Terus manehna naek kana tangkal.
"Aduuuuhhhh.... Monyet, kadieukeun eta suling nu urang!" Ceuk si kuya.
"Embung ah. Bonganna maneh teu mere nginjeum"
Lantaran si kuya teu bisaeun naek, akhirna manehna menta tulung ka sababaraha sato anu aya didinya.
"Lauk, lauk, pangnyokotkeunlah suling urang di si monyet ke diburuhan"
"Teu bisa atuh kuya. Kan urang mah teu bisa naek"
Si kuya terus neneangan sato lain anu bisaeun.
Nah, untung aya si keyeup.
Ahirna, si kuya dibantuan ku si keyeup.
si keuyeup naek kana tangkal bari ngomong "Sod, aek apit toton. Sod aek kacapit totonna"
Terus naek, nepi ka ahirna si monyet di capit toton na ku si keyeup. Si monyet gogoakan, lantaran nyerieu.
Tah, benang we ku si keyeup sulingna. dibikeun we ka si kuya.

ahahaha...
"beres dah ceritanya....
GIMANA??? 
Aku juga agak lupa dengan dongeng ini, soalnya dongeng ini dari almarhum kakekku. Sebelum dia meninggal. Waktu itu, aku disuruh bikin cerita yang lucu (waktu kelas 4 SD). Nah, untunglah ada kakekku yang pandai bercerita. Aku dibuatkan cerita olehnya, dan ditulis oleh bibiku.hehehe
Lumayan lah ya? masih inget dikit." Kataku. Semua tertawa mendengar ceritaku. Setelah itu, akhirnya aku pulang deh. Ngantuk soalnya.heheheh
Mereka juga kayaknya kembali tidur. Bener nggak teh Sri, teh Eni, teh Say???? hehehe


*Kalau ada yang salah dari ceritaku ini, mohon dibetulkan ya???
Oh, ya. Bagi teman-teman yang membaca surat ini, sudilah kiranya jika teman-teman juga ikut mendo'akan kakekku. Beliau meninggal pada saat aku kelas 4 SD. Ya, setelah cerita ini disampaikan padaku. Beliau sakit, dan pernah dirawat beberapa kali di rumah sakit.
Nah, oleh karena itu mohon do'anya ya? Semoga almarhum kakekku diterima iman islamnya disisi Alloh SWT, diampuni dosanya, dilapangkan serta diterangkan kuburannya, (Alfaatihah..... ) Amiiin ya Alloh ya Robbal 'alamin...
Terima kasih...

kyak, kok malas nulis ya... Rasanya pengen corat-coret doang... (ahahaha gubrak? sama aja atuh itu mah nay!).wkwkwk :P

hmm... Kemarin malam, aku mulai mengulang memori silamku. Tapi memori kebersamaan, cuma sayangnya, orang-orangnya nggak ada.heuheuheu
Orang yang aku kenal kemarin itu hanya satu atau dua orang saja. 
hmm... Tapi tak apalah, yang penting kan niatku untuk kembali mengaji.
Biasanya, aku ikut ke kelas atas. Tapi kemarin aku hanya ikut ke kelas tengah saja.
Arrrrrgggggghhhh....
Sumpahlah, serasa mimpi banget. Dulu, aku hidup memang di tempat ini (http://www.facebook.com/groups/185558548159312/). Tempat yang sering dibilang orang "penjara suci".ahahaha 
Apa ya? 

Sebuah pelajaran yang kemarin dapat aku ambil adalah "Sesungguhnya Alloh selalu memberikan apa yang hambaNya minta. Namun terkadang dalam hal lain."
Misalnya nih,,, Kita berdo'a kepada Alloh untuk di berikan rizki yang banyak, namun Alloh malah memberikan kita kesehatan. Nah, jika kita pikir dengan hati yang jernih. Sesungguhnya kesehatan itu merupakan bentuk pengkabulan dari do'a kita. Karena mungkin itu yang terbaik bagi kita. 
Kemudian misalnya, okelah do'a kita diijabah oleh Alloh, kita diberikan rizki yang banyak akan tetapi kesehatan kita berkurang. Nah, secara otomatis kita tidak boleh berfikir bahwa Alloh itu tidak mengbulkan do'a kita. Akan tetapi Alloh mengabulkan do'a kita dengan hal lain. (Ust. Hadi Nugraha)

Hmm... ya. Itulah Syifaush-shudur (http://nayzasyekia.blogspot.com/2012/07/terima-kasih-syifa.html). Memang sulit rasanya tinggal jauh dari lingkungan pesantren. Orang bilang, aku harus membuka diri. Tapi perasaan aku sudah membuka diri dari dulu. Bahkan kemarin aku sengaja tidak tinggal di pesantren karena ingin fokus di kuliah. Namun, teman-teman. Ternyata rasanya beda. Secape apapun, kalau misalnya aku hidup di pondok, aku selalu merasa nyaman-nyaman saja. Bahkan pelajaran sekolah pun tidak terganggu sama sekali. Tapi anehnya, kalau hidup di luar pesantren.
Nyaman emang sih nyaman, tidak terlalu cape. Tapi tahu nggak? hidupku itu terasa hampa.
Entah karena terbiasa hidup di pesantren kali ya? Makannya aku merasa hampa.

Hmm... Akhirnya, kemarin aku memutuskan untuk mencari pesantren yang lumayan dekat dari kampus. Tapi ternyata tidak ada. Ada juga di daerah cileunyi. Kemudian daerah cileunyi kesananya.
Aduh, bingung sih. Di satu sisi, aku ingin kembali mencari ilmu agama. Namun disisi lain, aku juga harus memikirkan tentang studiku. 

"Ya Alloh, aku tahu. Engkau selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Maka dari itu, berikanlah petunjuk kepadaku. Jikalau pilihan ini maslahat bagiku, maka tenangkanlah aku dengan pilihan ini. Amiin"


taiyo no uta

taiyo no uta-kaoru amane
 ohayou...
Teman, tahu film "one litre of tears"?
Sedihnya minta ampun deh. Waktu itu, aku masih berada di kosan yang pertama(di daerah sayang). Kami mengontrak sebuah rumah disana. Nah, nah... KEbetulan, kuliah libur. Karena besoknya kan hari minggu.heuheuheu
Kami berempat, bosen kan nggak ada kerjaan di kontrakan. Akhirnya kami memutuskan untuk menonton. Kebetulan, dulu yang punya laptop cuma satu orang. jadi kami nebeng nonton deh.hahaha
Nah, kebetulan waktu itu aku minjem kaset dari teman. ya, banyak sih kasetnya. Tapi aku penasaran dengan film ini. Akhirnya kami memutuskan untuk menonton film ini saja (one litre of tears).
Kami menentukan posisi yang paling nyaman. Laptop disimpen di tengah-tengah. Kemudian kami duduk dengan tenang. ahahaha
Awalnya film ini biasa-biasa aja sih. Tapi setelah beberapa episode, ternyata film ini semakin sedih...
Dan tahu nggak? kami se kontrakan menangis. wkwkwkwk
Lebay,.... ahahahah
Tapi, aku jamin deh. Kalo misalnya kalian nonton film ini, kalian pasti menangis juga. ahaha


aku ceritakan deh sinopsis dari film ini :
Ceritanya, si perempuan ini punya penyakit yang tidak boleh terkena oleh matahari. Setiap hari, ia hanya duduk di rumah saja. tak pernah keluar. Kalaupun ingin keluar, ia harus memilih waktu malam. karena pada malam hari, matarhari tidak ada kan? ahahaha ya iyalah nggak ada.
Hmm... Tahu nggak teman? 
setiap ia duduk di depan jendela kamarnya, ia selalu melihat ada seorang laki-laki yang membawa papan selancar duduk di halte depan rumahnya. Namun sayang, wajahnya tidak terlihat jelas, karena ada papan rambu-rambu lalu lintas yang menghalanginya. Nah, suatu malam.... si gadis ini keluar untuk memindahkan tiang rambu-rambu lalu lintas ini. Tapi sayangnya, keesokan harinya ada seorang polisi yang kembali memindahkan rambu-rambu itu. (hmmm.... kasian ya!!)
Saking kesalnya (karena setiap memindahkan pasti dipindahkan lagi), akhirnya ia memutuskan untuk pergi lagi pada suatu malam dan duduk di halte tempat si laki-laki itu menunggu....
Dan,,, jengjreng... Ternyata ia bertemu dengan si laki-laki itu...
ahaha..... 
....
...
Singkat cerita , akhirnya ia menjadi akrab dengan cowo itu. kemudian ia selalu diajak bermain keluar rumah olehnya. Namun suatu ketika, karena saking senangnya, ia sampai lupa waktu. hingga akhirnya ia meminta untuk segera pulang, namun si cowo itu tidak ingin pulang dulu. ia masih menikmati pemandangan lautnya. 
GAdis itu memaksa dan terus memaksa, namun tiada hasil. Dan akhirnya ia berlari sendiri menuju rumahnya. Ia berlari sekuat tenaga. sedangkan di rumahnya, semua orang yang mengenalnya mencarinya kemana-mana. Tapi ia tidak menemukannya. 
si gadis ini terus berlari, matahari hampir saja terbit. untunglah si gadis ini berhasil masuk ke rumah sebelum matahari benar-benar menyinari alam ini...
Dan ternyata, tangannya terkena sinar matahari sedikit. 
penyakitnya kambuh....
dan.... mau tahu ceritanya? tonton aja sendiri ya? hehehe
pokonya rame deh.
kita juga bisa belajar bahasanya.hehe
setidaknya, belajar mendengarkan orang jepang berbicara lah. biar belajar jepangnya makin mantap!
Gambatte

Pamasagi



Jhahahaha.....
Kemarin aku menulis tentang BPM dan FLP, sekarang aku mau bercerita tentang PAMASAGI. 
Apa ya PAMASAGI???
Setiap orang yang selalu bersamaku pasti akan mengetahui pamasagi, karena aku tak pernah alpa dengan ceritaku di pamasagi.wkwkwkwk..... Terkadang sampai ada salah satu temanku yang berkata "Aduuuhhh bosen kalo pergi sama si Nay mah, pastiiii aja ketemunya sama orang-orang Garut lagi" ahahahah... Sabarlah ya teman-temanku.hahaha
Ya, itulah aku.
Kebetulan, banyak orang Garut yang juga sekolah di UNPAD. Jika aku bertemu dengan mereka, maka aku pasti akan menyapanya. hihhhihi

Pamasagi adalah singkatan dari paguyuban mahasiswa garut intan. Awalnya sih, aku suka pake akhiran UNPAD. Tapi, aku baru tahu pada saat aku meliput berita tentang kegiatan pamasagi kemarin. Saat tulisanku diterbitkan, tiba-tiba langsung ada sms yang mengkritik tulisanku.
Isinya kurang lebih beigini : Aslm, Sri kamu yang menulis di garutnews? punteun, seharusnya kamu tidak boleh mencantumkan unpad di belakang pamasagi. Krn kita belm mnta persetujuan ke unpad buat nmplin namanya.
Haduuuhhh,,, sungguh, kaget sekali aku. 
hihihihi keur mah eta teh tulisan kahiji anu pertama diterbitkeun, eh langsung di komen.wkwkwkwk :P
Tapi nggak apalah, dari sana aku jadi lebih mikir bahwa seharusnya aku lebih teliti dalam meliput suatu berita.
ya,ya,ya.......
Panitia unifest dan  D'cinamons

Widiiiihhhh, inilah foto seru-seruan kami. Sebenarnya lebih edannnn dari pada ini sih, tapi .... ya begitulah. haha
Organisasi ini baru disahkan menjadi organisasi setelah acara ini selesai. mungkin sekitar beberapa minggu dari ini (kalau tidak salah).
Meski kami berbeda fakultas dan jurusan, tapi kekeluargaan disini sangatlah erat. Bahkan terkadang rapatnya sepuluh menit, bercandanya beberapa jam. ahahahah
Itulah kami,,,,,
Tapi acaranya selalu oke dan kekeluargaannya juga sangat oke....
Nggak nyesel deh, bagi kalian yang ingin bergabung dengan kami. ahahaha (promosi)

Dari OSIS ke BPM???

Siang teman-teman....
Hmm... Lagi seneng-senengnya mengingat masa lalu eum. Dulu, aku adalah orang yang super duper pendiam. Mungkin karena dulu, aku nggak mau masuk SMA 6 Garut kali ya? hahaha... Tapiiii, ternyata sebuah perubahan besar muncul setelah aku masuk ke sekolah tersebut.
Lucu banget deh kalo inget waktu kelas satu. hihihi

Percaya nggak? Dulu, aku nggak pernah keluar dari kelas. Kerjaanku hanya duduk diam di bangku tercinta. ahahaha.... Terus akupun tak dekat dengan orang lain, dan yang pasti aku itu super-super pendiam. Nggak pernah nanya sebelum ditanya orang lain. hihihi (sombong banget ya????)
Ya, maklum lah ya.. ceman-ceman... Soalnya ini kali kedua aku masuk ke tempat yang tidak aku inginkan....
Heuheuheu dasar ya!!!

Tapi, ternyata Tuhan sudah merencanakan sesuatu yang lain. Di kelas 2, aku dijerumuskan ke kelas Bahasa oleh guru BP/BK ku. Dan alhasil, ternyata aku mampu menemukan passionku yang sesungguhnya di kelas ini. (walau aku baru tahu kata passion di kampus.hihihi). Dengan begitu, aku menjadi semakin yakin bahwa Alloh telah memberikan jalan yang terbaik bagi hidupku.

Bahasa oh bahasa.........

Next..
Nah, dikelas dua. Baru aku beraksi. Aku bosan dengan "ke-diamanku" jadi aku mencari suasana baru. Kebetulan saat itu ada open rekruitmen buat kandidat calon ketua OSIS. Eh, tiba-tiba aku dicalonkan sebagai salah satu kandidatnya. Ya, apa boleh buat. aku coba lah. 
Pertama, aku lolos seleksi calon kandidat ketua OSIS nya, kemudian aku ikut debat. Dan, jengjrengggg.... Aku tidak terpilih, hahaha.... 
Akhirnya aku hanya jadi Ketua OSIS 1 (Wakil 1), yang memegang 5 sekbid. Alhamdulillah lah, ya.... hee
Nah, itulah awal keaktivan ku disekolah. 
Aku jadi aktif di kelas, aktif ikut kegiatan-kegiatan didalam maupun diluar (yang selalu gratis, karena selalu dibiayai sekolah), juga dekat dengan semua guru di sekolah. Termasuk kepala sekolahnya (walau dia tak pernah mengingat namaku. Biasanya ia suka memanggilku dengan "Si anak yang suka ngaji saat upacara".hihihi ) Emh, dasar ya... 
Tapi terima kasih Bu/Pak... Teman-teman semuanya. 
Kalian sudah membuatku mampu berbicara di depan umum serta mampu membuatku jadi seseorang yang selalu optimis.
Perpisahan anak-anak OSIS SMAN 6 GARUT
 periode 2008-2009
di Pangandaran-Garut
Idihhh,,, jadi kangen deh....

Next.....
Nah, nah... Sekarang kan sekolah baru... jadi kegiatan baru juga dongs..... 
Berkat sekolah SMA-ku tercinta itu, aku mampu menembus UNPAD. he

Seperti biasa, aku adalah tipe orang yang mampu bersosialisasi dengan lingkungan baru jika sudah setahun atau jika lingkungannya enak, mungkin hanya beberapa bulan saja. Dan disini, aku baru mampu bersosialisasi di lingkungan luar kelas. Kalau di kelas, aku masih pendiam. hee (Tapi semester sekarang, insya alloh tidak akan menjadi seorang pendiam lagi,hihih)

Disini, aku bergabung dengan FLP-J (Forum Lingkar Pena Jatinangor), alhamdulillah dua cerpenku sudah terbit. (novel nyusul ya... Insya Alloh). Terus PAMASAGI (Paguyuban Mahasiswa Garut Intan), dan BPM  FISIP (Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP) kalo di sekolah MPK kali ya? hehe

Ternyata rasanya beda, kalo di OSIS aku kan sibuk(Setiap bulan itu pasti ada 1-2 acara). Kalo di BPM, kok nyantai banget ya? Atau akunya yang masih belum faham dengan BPM, sehingga aku merasa nyantai. 
Ahahaha, entahlah ya... Sekarang aku di bagian staff advokasi, komisi B. Alasan milih advokasi, karena dulu aku pernah bantu temen advokasi beasiswa (padahal masih maba juga.hahaha). Jadi setidaknya sudah ada pengalaman buat advokasi. hihiihi

BPM FISIP UNPAD
Periode 2011-2012

Hmm........
Rencana semester 3, aku mau fokus jadi anak HI dulu. Soalnya, sekarang aku masih belum merasa jadi anak HI. So, fokus belajar dan tetap menulis....

Kang Tasaro tidak sama dengan Kang Fuadi!















Ahahaha,,,, inilah kegiatanku awal masuk FLP. hihihi...
Awalnya sih, nggak bisa datang terus. Karena waktu itu sedang liburan dan kebetulan aku juga lagi ada proyek di Garut, jadi nggak bisa bolak-balik nangor alias Jatinangor.
Tapi alhamdulillah, akhirnya bisa bertemu juga.

Hmm... Kalo nggak salah, ini adalah pertemuan kedua ku. Kalau yang lain sih nggak tahu udah berapa pertemuan. hee
Yang jelas sih, dulu aku sering di rumah. Jadi nggak bisa datang.

Kali ini, aku datang juga karena salah satu temanku bilang bahwa pertemuan nanti akan menghadirkan pemateri Kang Tasaro. Dan yang lebih menakjubkannya lagi, ia bilang bahwa Mas Tasaro itu adalah Kang Ahmad Fuadi. hahahaha

Awalnya aku nggak percaya, tapi dia tuh so' so' meyakinkan gitu. Terus karena aku ingin sekali bertemu dengan Ahmad Fuadi akhirnya aku mengorbankan LISES (Lingkungan Seni Sunda).heuheuheu,,,,, dasar!

(Sejak aku tau bahwa Kang Fuadi itu lulusan HI UNPAD. Aku jadi pengen tahu lebih dekat. Dan itulah yang mendorongku mengorbankan sesuatu yang penting lainnya)

Ahahaha,,, dasar!
Awalnya aku juga bertanya-tanya sih, soalnya sepanjang aku kenal dengan Ahmad Fuadi. Aku tak pernah mendengar nama penanya. Dan ternyata benar, setelah aku tanyakan ke mbah google. Ketidakyakinanku terhadapnya, terungkap. Kang Tasaro itu bukan Ahmad Fuadi. heuuu

Keesokan harinya, aku masih penasaran dengan omongan ketua angkatanku ini. Aku ingin membuktikan tentang semuanya (hahaha kaya detektif aja). 
Pagi itu, aku datang dengan muka BT. Karena aku sudah membatalkan pelantikanku di LISES gara-gara Ahmad Fuadi datang (katanya). Saat itu aku berjalan menelusuri indahnya minggu pagi ini. Saat tiba di shelter damri, aku bertemu dengan salah satu temanku itu.

Dia meminta maaf beberapa kali. Tapi ya sudahlah.... Nasi sudah menjadi bubur......

Tapi, ada tapinya lagi. Mereka datang terlambaaaaaaaaaaaaatttttt.... Dan aku paling tidak suka menunggu!!!
Oalaaaaaahhh,,,,
Dasarrrrr....
Sudah mah temanku itu salah informasiiiiiiii.... Eh, mereka datangnya telat... Ya ampuuuuunnnnnn...

Hmm... Ya sudahlah.. Untungnya, keindahan alam yang diberikan Tuhan, mampu menghilangkan semua kekesalanku. Meski pas datang, aku langsung di sambut sama nyamuk.heuheuheu
Aaaaaaaaahhhhhh........ Tapi ya sudahlah, ya sudahlah...
Semua kegiatan serta materi yang diberikan Kang Tasaro, juga mampu meluluhkan hatiku ini. :)

Terima kasih FLP Jatinangor,
terima kasih teman-teman,

Dan yang terakhir, aku sangat sangat bersyukur padaMu Ya Alloh...
Kini Engkau telah membangkitkan semangatku lagi. Terima kasih ya Alloh... :)










Renungan Malam ini

"Aku rindu tulisanmu
Aku rindu ceritamu
Aku rindu ocehanmu
Aku rindu semuanya"

Hai ini, aku takan menyalahkanMu dengan segenap rasa yang ada pada diriku ini. Setelah kurenungi, barulah kusadar. Mungkin ini semua kesalahanku. Kesalahanku yang kurang mematuhi perkataannya waktu itu.


"Maafkan aku Tuhan, aku terlalu ego dengan rasaku ini. Aku terlalu memanjakan rasa ini, hingga kulupa semua nikmat yang selalu engkau beri"

Aku rela jika inilah hukuman yang terbaik bagiku. Aku rela jika dengan hukuman ini, aku akan kembali padaMu. Aku sadar, ini adalah kesalahanku. Jadi, aku harus siap dengan hukuman yang Engkau beri padaku. Aku rela dengan apapun yang kau berikan padaku. Aku rela, aku benar-benar rela Tuhaaaaaannnn......

Tapi satu hal yang aku mohon padaMu, aku ingin sembuh. Ya, aku ingin sembuh.
Kali ini, aku benar-benar tak sanggup lagi. Aku benar-benar menyerah dengan semua rasa yang telah engkau beri padaku. Aku benar-benar menyerah! 

Tuhannnn, aku mohon padaMu. Sembuhkan aku segera.
Cukup sudah orang-orang menganggapku seperti orang gila. Orang gila yang masih bersikeras dengan semua cita-citanya. Tapi Tuhan, aku ingin dianggap seperti orang normal. 

Aku menyesal, sungguh menyesal atas semua yang telah kuperbuat dahulu.

Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang....
Engkau maha tahu apa yang aku tidak tahu. 

Tuhan, kumohon berikan kabar tentang rasa yang Engkau berikan padaku ini. Aku mohon padaMu....
Aku tak bisa terus-menerus seperti ini, aku ingin hidup normal. Aku ingin hidup seperti orang lain.

Mungkin, tak cukup sesalku ini bagiMu. Tapi, aku tahu. Engkau maha pemaaf Engkau Maha segalanya.
Ampuni aku, Ya Robb...
Ampuni aku!

Takkan kuulang, semua lakuku ini.
Takkan kuulang semua nistaku ini.
Engkau maha Tahu apa yang aku tak tahu.
Sungguh, ampuni aku ya Robb............


di penantian hampa
sang jelita

Do'a Malamku

Hari ini, tepat tanggal satu Ramadhan.
Hari ini, aku ingin sekali menangis
menangis sejadi-jadinya
menangis dan memecah gelombang asmaNya

Hari ini, 
ingin ku sentuh rahmanNya
hari ini, 
ingin ku rangkul rahimNya

Tuhan,
betapa hati ini sedih tak karuan
disetiap do'a
selalu kuselipkan namanya

Tuhan, 
Jika aku tumbuh dewasa nanti
ingin ku buang jauh namanya
karenaMu

Hari ini,
ingin kumulai lembar baru
ingin kuhapus semua hal yang membuatku jauh dariMu
ingin ku hapus semua nestapa jiwaku

Tuhan, 
Engkau maha Mengetahui 
engkau pasti mengetahui apa yang kuinginkan
bisakah Kau mengabulkan permintaanku ini?

Dari dulu, aku tak pernah berhenti meminta hal ini padaMu
namun, rasanya aku belum merasakan apapun
semakin hari semakin bertambah gelisahku
dan berkurang senyumku

Tuhan, 
Engkau pasti mengetahui apa yang kurasakan hari ini
aku mohon padaMu, Tuhan
hapuskan dia untukku

Inginku raih semua kasih dan sayangMu 
karena diriku sendiri
aku tak ingin siapapun menggoda hidupku
sekarang yang aku ingin hanya kasih sayang dariMu 

Kalaulah, boleh ku memilih
Inginku pergi pada waktu itu
hingga aku tak mengenalnya
hingga aku tak tersenyum padanya

Dulu, engkau pernah menghilangkannya
namun asmanya kembali datang 
datang dan menghantui sepanjang hidupku
sepanjang nafasku

setiap hari, 
ia menggoda hidupku
tak pernah ia pergi dari bayangku
tak pernah ia pergi dari ingatanku

Tuhan,
hari ini....
Aku benar-benar bersujud padaMu
aku ingin engkau mendengar do'aku yang satu ini

Engkau maha melihat dan mendengar
Kumohon, kabulkanlah do'aku

(amiiin)


di Penantian Hampa
sang jelita

Luapan Rindu Ibu Kecilmu

Ramadhan akan tibaaaaaaaaaaaaa!!!!! *Teriak pake toak.
hehe
Hmm, kali ini aku benar-benar merasa rindu. 
Namun entah rindu terhadap apa. Setiap mendengar gelak tawa anak-anak, hatiku bergetar kencang. Seperti ada sebuah nada yang menarikku pada sebuah kerinduan. Rindu yang berat. Ya??!!! Rindu yang begitu berat.
Saat itu, aku merenung di depan kaca rumahku. Tiba-tiba aku melihat bayangan anak-anak. Ada yang sedang bermain, berlari-lari, menangis, duduk di meja, membaca qur'an, menulis, dan lain sebagainya. Saat kucoba untuk  mengingat semuanya. Tiba-tiba bayangan itu pergi. Kemudian aku teringat akan nasihat ibu tentang mereka yang sedikit nakal. "Jangan cepet kesel ya teh, ajari mereka dengan sepenuh hati".

Mendengar bisikan nasihat itu, aku sadar sekarang. Ternyata aku rindu suasana pesantren, aku rindu madrasah yang selama ini aku geluti.
Ya?!!!  Pesantren yang mengajarkanku sebagai guru sekaligus murid. Disana, aku belajar menjadi orang. Orang yang mampu bermimpi. Namun, aku juga belajar menjadi mereka. Aku belajar menjadi pendidik yang sekaligus dididik. 

Menjadi pendidik tidaklah mudah. Pikirku.
Tanggung jawabnya begitu besar.

Ketika menjadi pendidik, aku haruslah menjadi pendidik yang baik. Minimal, aku harus bisa membuat semua anak didikku mengerti arti hidup ini. Maksimal, aku harus membuat ia berfikir untuk mampu mewujudkan semua yang ia inginkan. Bahkan kalau mungkin, aku harus membimbingnya hingga ia sukses kelak. Sukses di dunia dan akhirat.
Ya! kupikir itu cukup.

Sekarang aku sadar, kenapa aku merasa rindu. Aku rindu pada anak-anak. YA!!! anak-anak!
Anak-anak dan lingkungan pondokku dulu.

Sejak SMP, aku sudah bergabung dengan mereka. Bahkan mungkin aku sudah menyatu dengan mereka. Terkadang, mereka begitu menyebalkan. Namun terkadang mereka juga sangat mengasyikkan. Ya, maklum lah. Dulu aku masih kekanak-kanakan juga. Jadi aku gampang kesel sama mereka. Tapi meski begitu, mereka selalu saja menghormatiku. 
Saat pertama aku diterjunkan ke dunia pendidikan, aku syok. Karena anak sekecil aku dibilang "Ibu". Aku tersenyum agak aneh serta risih, kemudian aku bilang pada mereka agar mereka memanggilku "teteh" saja. Tapi mereka tetap saja memangilku ibu. 
Hahaha, dasar anak-anak. 
Tapi ya sudahlah. :)

Setelah beberapa bulan aku bersama mereka, aku tidak lagi risih dengan panggilan ibu. Ya? Mungkin aku ibu kecil. hehehe

Aku hidup bersama mereka kurang lebih selama 4-5 tahun. Karena aku mondok di pesantren dari kelas satu SMP sampai kelas 2 SMA. Kelas 3, aku sudah mulai fokus ke ujian dan perguruan tinggi. 
Sekarang, hampir 2 tahun. Aku sudah tidak bersama mereka lagi. Kini aku merindui mereka.
Biasanya, setiap bulan Ramadhan pondok kami selalu mengadakan pesantren kilat. Dan terkadang (saat aku masih di pindok) aku yang mengurus mereka. Kami, para pengurus selalu mencari materi-materi yang menarik. Kemudian kami menyiapkan acara untuk penutupan. Hmmm....... Indahnya hari itu. 

Hmm... Dulu, aku yang selalu memisahkan kalian saat kalian bertengkar, mengajarkan kalian saat kalian tidak bisa, mengejar kalian saat kalian tidak mau belajar.
Ya, cape memang. Tapi, kelelahanku selalu terbayarkan saat kalian mampu menyerap semua hal yang aku ajarkan, melihat kalian tersenyum saling berbagi dengan teman kalian, dan melihat kalian pergi serta pulang bersama  dengan senyuman.
Tapi 2 kali ramadhan ini, aku tidak merasakan kehangatan itu lagi. Ramadhan kemarin, aku sibuk dengan OSPEK. Ramadhan sekarang????
Aku bingung.... heuheuh
Hah, kan kubuka rumah bahasa sajalah. Setidaknya, dulu aku sekolah di jurusan bahasa. Mungkin masih ada jejak-jejak bahasa dalam diriku. Dengan begini, mungkin setidaknya aku mampu menolak pandangan orang tentang jurusan bahasa yang terkadang membuatku geli.
(baca : http://nayzasyekia.blogspot.com/2012/07/bahasa-juga-punya-masa-depan.html)
Meski tak seramai dulu, tapi kan kuramaikan.
Meski tak seluas dulu, tapi kan coba kuluaskan.
Meski berbeda tempat, tapi kan kubuat seindah dulu, bahkan lebih indah dari dulu.

Setidaknya, Ramadhan ini menjadi Ramadhan Berbahasa yang penuh canda tawa seperti ramadhan-ramadhan kita dulu. Pikirku.
YA!!!
Pasti!

Nostalgila bentar ah with layangan

Hmm... tadi sore, aku berjalan-jalan menyisiri indahnya langit sore. Sepanjang jalan, aku tak melihat ada taman sebayaku yang sedang duduk bermain atau sekedar bersantai. Aneh, biasanya ada temanku. Tapi sayang, aku kurang dekat dengan mereka. Karena mereka semua sudah pada nikah dan sudah punya anak, jadi aku agak canggung. hee 
Mereka juga kayak canggung.hehe

Sedikit berjalan ke arah rumah nenek. Disana aku melihat ada sekumpulan orang yang berlari mengejar sesuatu. Sebelumnya aku heran, kenapa mereka lari sampai melihat keatas. Saat kupalingkan mata keatas, ternyata ada layangan yang putus. 
Ya, ternyata mereka berburu layangan. Sontak aku langsung ikut berlari seperti mereka. Aku hanya menggoda anak-anak yang sedang memburu layangan itu. Mereka berlari saling mendahului, aku hanya ikut berteriak-teriak meramaikan suasana. 
Ahahaha...
Jadi teringat masa dulu. Sejak kecil, aku hanya duduk di rumah. Tak ada teman bermain perempuan. Kebetulan, aku satu-satunya perempuan di keluargaku. Adapun sepupuku semuanya laki-laki. Kalaulah ingin bermain layaknya anak perempuan lain, aku harus pergi ke rumah sepupuku dari ayah. Kebetulan rumahnya jauh, jadi orang tuaku sering melarang aku bermain kesana. 
Bingung...
Dari pada kesepian dirumah, akhirnya aku memutuskan untuk bermain dengan sepupu laki-lakiku. Alhasil, karena mereka semuanya laki-laki, aku ikut permainan yang mereka mainkan. hihihi
Kalau ingat masa lalu, aku selalu malu dan tertawa sendiri. 
Dulu, dengan pakaian yang feminim aku bermain sepak bola, bermain kelereng, bermain layang-layang dan lainnya. ahahaha
Dasar... dasarr...
Tapi setelah aku lulus dari SD, aku langsung di jerumuskan ke sebuah penjara suci (kata orang sih gitu. he)...
Aku dimasukan ke pesantren. Ironinya, aku tidak mempunyai rok muslim satupun. Akhirnya aku kembali pulang minta dibelikan rok pada mama. ahahah.... 
Feminim sih feminim tapi kadang orang menyebutku si tomboy!

Waduuuhhh beruntunglah, orang tuaku memasukan ku ke pesantren. Kalaulah tidak mungkin aku tidak akan seperti wanita, kali ini. heheh
Terima kasih mama....
Terima kasih papa...





Uang Vs Kolusi

Ternyata cukup sulit juga untuk mendapatkan pekerjaan di dunia ini. Hiruk pikuk dunia, membuat semua orang terlena dengan yang namanya uang. Untuk memasuki sebuah perusahaan pun tak jarang pemeran menggunakan pemeran utama "uang". 
Baru aja kemarin, aku mencoba terjun ke dunia yang sesungguhnya. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya mencari pekerjaan diluar sana. 
Aku ingin tahu, susahnya mencari uang itu seperti apa. Supaya aku sadar dan dapat merasakan kerasnya perjuangan orang tua untuk membiayai kehidupan kita. 

Sebelumnya, aku mencari-cari informasi tentang lowongan kerja. Akhirnya setelah seharian aku berjalan-jalan di dunia maya, aku menemukan beberapa lowongan yang mungkin sesuai dengan apa yang aku bisa kali ini. Malamnya, aku langsung membuat beberapa persyaratan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja tersebut. Dan keesokan harinya, aku langsung pergi ke dua perusahaan yang sudah aku jadikan target tersebut. 
Dengan bekal uang seadanya, aku berjalan bersama teman mengadu nasib di tempat orang. 
Ditempat pertama, kami hanya menyerahkan surat lamaran tersebut. Kemudian tiba ditempat kedua.
Berbeda dengan tempat pertama, di perusahaan keduan ini kami langsung disambut dengan senyuman ramah sang officer yang sudah berjaga sejak awal. Ia sudah mengetahui maksud dan tujuan kami.
disini kami hanya mengisi formulir dan membayar biaya pendaftaran sebesar 5000 rupiah. Kemudian kami melakukan wawancara.
Awalnya kami percaya saja, tapi ternyata harus ada uang lagi. (Waduuuuhhhh,,, aku kira kalau kerja tuh ya kerja saja.hahaha).

Bukannya kerja itu untuk mencari uang ya? Tapi, kok belum juga kerja eh udah habis uang sekian rupiah. 

Hah, dunia ... dunia...

Setelah mengetahui bahwa harus ada uang terlebih dahulu, kami langsung mundur pulang. hahaha
Dari pada kami kehabisan uang dijalan, lebih baik kami mundur saja. hihihi dasar nya!!!

Okeh, itu pengalaman pertama. 
Kemudian perjuangan selanjutnya...

Aku pulang ke rumah. Kemudian tiba-tiba sepupuku yang baru saja lulus dari SMK mengajak aku untuk melamar kerja. 
Ya, kupikir dari pada aku duduk di rumah, lebih baik aku belajar cari nafkah dulu ah...
Hari pertama, aku pergi mencari-cari lowongan terlebih dahulu. Setelah kami menemukan beberapa lowongan, besoknya kami langsung datang kembali dengan membawa surat lamaran kerja. 
Di tempat pertama, kami langsung memasukan surat lamaran ke kantornya. Namun ditempat kedua, kami ternyata bertemu dengan salah satu teman dari sepupuku. widiiihhh
Kalo kalian tahu, ternyata orang-orang yang bakal mudah untuk memasuki perusahaan tersebut adalah orang yang mempunyai kenalan di perusahaan tersebut. 
kyyyyaaaaakkkk, dia yang bilang sendiri. 
Tapi ya sudahlah, meski kami tidak punya kenalan siapapun di perusahaan tersebut. kami mencoba memasukan lamaran ke perusahaan tersebut. 

***************

Hari ini, baru terpikir.

Kenapa uang bisa merajai semuanya?
Kenapa kolusi masih selalu ada di lingkungan kita?

Kalau seperti ini terus, pantas saja pengangguran di negeri ini masih marak. Kapan negara ini bisa makmur?
Kalau boleh aku protes pada mereka yang sekarang menjadi pejabat negara, ingin rasanya aku memberontak karena mereka lebih mementingkan fasilitas mereka sendiri dibanding dengan kepentingan masyarakatnya. Ingin rasanya aku menghapuskan kolusi di negara ini. 

Kemarin, kudengar beberapa orang yang mengeluh karena sudah beberapa kali melamar pekerjaan tetapi belum ada satupun perusahaan yang menerimanya. Padahal ia merupakan lulusan S1.
Sedih memang. Tapi bagaimana lagi?

Kupikir, ini bukan hanya tugas masyarakat untuk membenahi negara dalam tahap pensejahteraan masyarakatnya. Akan tetapi, ini juga merupakan tugas dari kita semua. Khususnya kaum intelektual.......

*rrrrgggghhhh,,,, Semangat! :P



Marhaban Ya Ramadhan



Oalah, Ramadhan akan segera tibaaaaaa........
"Marhaban ya ramadhan, marhaban syahrosh-shiyam"

Tak terasa ya, bulan suci segera tiba. Kita tinggal menghitung hari menuju bulan yang suci ini. Teringat tahun lalu.Tapi sebelumnya, saya mohon maaf terlebih dahulu ya pada semua pembaca blog saya ini. :)
Barangkali ada tulisan yang kurang enak untuk dibaca. Tapi asli, saya tidak bermaksud untuk apapun. Saya hanya sekedar meluapkan perasaan saya (sekedar mengobati hati.hehe kan menulis itu obat.hehe).

Sekarang saya ingin kembali bercerita lagi tentang masa lalu. hihihi
Sedikit berbeda dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu, saya tak sabar menunggu Ramadhan karena ingin segera masuk kampus. Saya pikir kampus itu seperti apa rupanya (hahaha, maklum anak kampung). Namun ternyata sama saja. Mungkin yang membedakannya hanya apa ya??? Lebih luas kali ya? heheh
(Yaiyalah orang fakultasnya juga banyak. hihi). Tapi sekarang, biasa saja sih. Soalnya tak ada yang istimewa.

But, semoga lebih dari istimewa ajalah. Soalnya, rencana selama bulan Ramadhan saya ingin mulai merintis anak-anak pecinta bahasa. ahahai...
Tak hanya mencintai bahasa sendiri, tapi saya juga ingin mengenalkan bahasa serta budaya asing kepada mereka. Bukan bermaksud apa-apa sih. Hanya sekedar mengamalkan kembali ilmu yang sudah di dapat. Serta ingin membangun kampung halaman yang kreatif, inovatif serta edukatif.

Jangan hanya anak-anak kota saja yang mengenal dunia luar, tapi setidaknya anak kampung juga dongs...
So, sebelum merujuk ke tingkat Internasional mari kita bangun dan ciptakan generasi kampung yang berbasis internasional.

ya, Semoga Ramadhan kali ini penuh berkah.

Apalah arti tulisan ini?

Hah, liburan yang membingungkan. Liburan kemarin sih ada kerjaan yang begitu numpuknya. Tapi berbeda dengan liburan kali ini. Liburan kali ini hanya duduk diam, tak ada kegiatan yang khusus. Paling sekedar bersapa dengan teman pribadi yang selalu setia menemani. hehe 
Dan ngobrol sedikit dengannya, bahkan seringkali aku menyakitinya.
Tapi, ya bagaimana lagi. Orang aku nggak ada kerjaan, jadi tiap hari aku menyakitinya terus.

Passion menulisku mungkin telah melekat, hingga terpaksa aku harus menyakiti temanku tiap pagi dan sore.
"Maafkan aku ya, sahabat kecilku"

Hmm, 
hari ini begitu cerah, tapi hatiku tak begitu cerah. Semua warna telah tercampur aduk dibenakku. Kali ini, dunia terasa hampa. Namun selalu terisi dengan senyumnya. Meski senyum palsu, yang selalu terpandang dimata. 

Bagiku, untuk mengerjakan sesuatu itu terkadang perlu motivator. Motivator dari manapun, dan dalam bentuk apapun itu. 
Karena dengan begitu, semua hal yang akan kita capai itu terasa mudah diraih dan diselesaikan. Akan tetapi, kalau tidak ada sang motivator terkadang mengerjakan sesuatu yang menurut mereka itu mudah, bag kita yang mengerjakannya akan terasa lama. Karena tidak ada motivator untuk mengerjakannya. 

Hidup ini memang penuh dengan hiasan. 
Kali ini, motivasiku sedang down. Biasanya, aku mampu untuk memotivasi diriku. Namun kali ini, rasanya tekanannya semakin naik. Kyaaaakkk,
Hidup memang hidup. Tapi adakah yang bisa mengembalikan motivasiku? terkadang, hanya ada satu hal yang akan mengembalikan motivasiku. Namun, kini semua itu telah pergi. Mungkin sebenarnya dari dulu juga sudah pergi, hanya aku belum tersadar bahwa semua itu hanya mimpi. 


Arrrggggghhhh, rasanya tulisanku ini ngelantur. Tak nyambung kemanapun. Tapi siapa peduli. Yang kupikirkan kali ini hanya  mencari cara untuk mengembalikan kembali semangat hidupku. 

Tulisan ini hanya bermaksud untuk mengobati hati saja. 
Karena dengan ini, sedikit bebanku menghilang.


Bermain Kata Sifat

Hah, baru sempet nulis lagi eum. heheh
みんな、こんばんは。。。
おげんき ですか。 おひさしぶりですね。。^^
今、日本語 を べんきょうしましょう。。。
Kemarin2, kita sudah belajar tentang ruangan yang ada disekitar rumah. Sekarang kita lanjutkan ke kata sifat. 

  1. おおきい = besar
  2. ちいさい = Kecil
  3. ひろい = luas
  4. せまい = sempit
  5. あかるい = terang
  6. くらい = gelap
  7. やむい = Murah
  8. あたらしい = baru
  9. ふろい = lama
  10. たかい = panjang
  11. みじかい = pendek
  12. うすい = tipis
  13. たかい = tinggi/mahal
  14. さむい = dingin 
  15. あつい= panas
Ini adalah pola kalimat yang biasanya digunakan :
。。。。は。。。です。
example:
わたし の うち は ちいさい です。 Artinya : rumah saya kecil.
Sekarang, jika kita ubah kata sifat diatas menjadi kata sifat yang negatif maka kata sifat yang berakhiran ~i, ~i nya dibuang, kemudian ditambah dengan ~kunai.
Contohnya :
せまい menjadi せまくない
ひろい menjadi ひろくない

Sekarang mari kita latihan :
  1. だいどころ は くらくない です。
    あかるい です。
    Kenapa bisa begitu???
    Begini ceman-ceman, kan arti kalimat yang pertama itu, dapur tidak gelap. Tidak gelap itu berarti terang kan??
    Jadi jawabannya adalah "akarui desu" alias terang.
    Begitu, sekarang ayo coba kalian jawabbbbb....
  2. わたし の ベッド は さむい です。
  3. おうせつま は あたらしくない です。
  4. にわ は ひろくない です。
  5. わたし の よふく は みじかい です。

Teruntukmu Nunjauh Disana


hmm... Pertama denger lagu ini, rasanya hampir mirip dengan apa yang kurasakan hari ini....

Apalah Arti Menunggu (Raisa)



Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi





Genap dua puluh, Putusku menjemput 
(siapa yang ngerti tulisan ini???wkwkwkwk)

Telah kuputuskan semuanya,
Ya semuanya,
Semua yang telah mengganggu hidupku
Mengganggu hidupku selama ini.

Telah kuputuskan semuanya,
Karena tak ada sapa darimu
Jadi kutunggu kau sampai umurku 20
Ya, mungkin cukup

Sedari dulu, aku telah cukup dibuatmu terpana
Terpana yang tak pernah mendapat balas

Ini ceritaku padamu
Dan ini merupakan keputusan terakhirku
Kalau saja engkau tak kunjung datang menjempurku
Sampai 20 umurku

Telah kuputuskan semuanya
Telah kuputuskan semuanya, jika kau tak menyapaku
Ya, tak menyapaku diumur 20
Genap dua puluh tahun

Telah kuputuskan bahwa
Aku akan menghapus semua hal tentangmu
Aku akan menghapus kau dari mimpiku
Aku juga akan menghapuskan kau dari tokoh utama ceritaku

Kuakui,
Dulu kau tak berarti dihadapanku
Laksana bumi dan langit yang tak pernah menyatu
Namun,

Setelah kau pergi mengarungi samudera lepas
Tuhan menjadikanmu sangat berarti dihadapanku
Tuhan selalu saja mengingatkanku padamu
Aku bingung

Sungguh sangat bingung,
Aku ingin sekali hidup bersama
Namun tak bisa
Kita sudah beda dunia

Ya, telah kuputuskan
Telah kuputuskan kawan
Kalaulah kau tak kembali datang di umur 20
Kan kuhapus memori secara paksa

Kan kuhapus dengan jemari asa
Walau penuh duka
Asal kau bisa musnah di kepalaku
Ya, musnah menghilang

Aku ingin dunia menjadi saksinya,
Aku ingin semua orang juga menjadi saksi
Bahwa aku telah memutuskan
Untuk pergi diumur 20

Pergi ke dunia yang nyata
Bergelut tuk gapai cita
Berlomba tuk ubah rasa
Dua puluh, ya dua puluh

Kuputuskan di duapuluh, keksuksesanku!

Nihon e Iku Tsumori desu



Hmm, tak terasa aku sudah menyukaimu selama empat tahun. Sejak aku masuk Sekolah Menengah Atas.
Karena mu, aku terjerumus ke dunia bahasa. Dan karena mu juga, aku berani bermimpi setinggi langit dan terjerumus pula ke jurusan yang sekarang sedang aku jalani.
Ya, itu semua karena kau!
日本語。。。
じゃ、私 は とっても すき です。
Sejak awal, aku memang sudah jatuh cinta padamu. Saat itu aku sedang duduk dibangku kelas dua SMP, kebetulan salah satu guru bahasa indonesiaku memberi tugas untuk membaca setiap hari. Dulu, aku memang tidak suka membaca novel. Namun karena novel yang diberikan guruku itu bagus sekali, akhirnya aku juga mulai suka membaca novel. Dan tak lupa, aku juga mulai menyukaimu waktu itu.
Judul novelnya itu apa ya? Lupa lagi. Hehe
Pokoknya ada kata “Watashi wa” nya deh.
Eh, kebetulan. Ketika pertama masuk kelas di SMA, aku bertemu lagi denganmu. Waktu itu, guruku bertanya tentang siapa yang mengetahui bahasa jepang. Namun, tidak ada satupun diantara kami yang menjawabnya. Kemudian, guruku kembali bercerita dan bertanya tentang bahasa jepang. Waktu itu, ia bertanya tentang siapa yang pernah mengenal atau tahu satu kata saja (kosa kata bahasa jepang), tapi tetap tidak ada yang jawab.
Aku bingung, apa yang harus aku jawab. Sementara aku belum pernah belajar bahasa tersebut. Tapi, dasar! Lidahku terlalu jelek. Tiba-tiba aku mengatakan sebuah kata “Watashi wa”.
Great!!! Guruku langsung memuji. Kemudian dia bertanya “Dari mana kamu tahu kalimat itu?”
“Dari novel, pak. Waktu di SMP” Jawabku takut salah.
“Kamu benar, tapi bukan watashi wa. Melainkan watashi, artinya saya”
Jyaaaa..... Hati ini bersorak, penuh gembira.
Lidah nakal ini, ternyata mengeluarkan bunyi yang benar, meski salah dikit. Hehehe
Dari sana, aku terus jatuh cinta padamu.....
Setiap hari, aku semangat bersekolah karena mu. Nah, ini adalah ocehan ku waktu mau praktek bahasa jepang di kelas bahasa tercinta :

Baguskan???
*Gubrak!!! Hahah

Celoteh, saat pertama mengerti bahasa jepang..
hihihi ^^