RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Aktivitas Terganggu Iklan-iklan Menjijikan

"Kenapa sekarang disetiap page ada iklan porno-nya?"
Haduh, mengganggu saja.

Awalnya kaget, ketika pertama kali lagi membuka laman kompas. Di page berita selanjutnya, tiba-tiba iklan ramen-nya berganti menjadi iklan porno.
"Apa-apaan ini?"
Kupikir, itu hanya selintas saja. Namun, ternyata iklan tersebut muncul lagi, muncul lagi. "Aneh, masa media ini menyediakan iklan porno?" pikirku.
"Padahal ini kan media yang menyajikan berita. Setidaknya salah satu media yang memberikan edukasi kepada masyarakat juga. Tapi kenapa tiba-tiba ada lagi?"

Namun, ternyata ketika membuka situs lain pun iklan-iklan tersebut masih ada.
"Oh, my god. Mood membacaku jadi hilang. Jijik melihatnya"
Ngomong-ngomong, ada yang tahu kenapa hal itu bisa ada?

Tips Memilih Jurusan di Universitas

Bismillah... Mengawali pagi yang lumayan cerah ini, sebelum kembali menyentuh skripsi saya putuskan untuk kembali menengok layar blog sendiri. hehe :)
Well, hari ini aku ingin berbagi cerita tentang bagaimana cara menentukan pilihan jurusan yang tepat.
Karena tentu saja kita enggan untuk terjerumus  pada jurusan-jurusan yang tidak kita inginkan kan?  he.. Karena saya juga termasuk orang yang salah jurusan. Namun, untungnya saya masuk ke jurang keberuntungan. kkk... Lumayanlah, setidaknya saya bisa memahami keadaan dunia ini.

Oke, back to topic. 
Jadi gimana caranya? 
Nih, bagi kalian yang sedang galau mau masuk jurusan apa, sekarang mumpung masih ada waktu yang lumayan panjang untuk berpikir, mending kalian tentukan dari sekarang. Caranya?
  1. Coba kalian cari tahu, sebenarnya minat kalian itu apa? sebenarnya, kalian itu ingin menjadi apa sih di masa depan kelak? Kalau dulu nih, aku biasanya menuliskan apa yang ingin aku capai itu dalam satu lembar kertas yang kemudian kusimpan di bawah tempat tidurku. Aku selalu memikirkan apa yang ingin aku lakukan di masa depan itu sebelum tidur. Mencari hal-hal yang sekiranya dapat aku lakukan dengan baik.
  2. Nah, kalo sudah punya hal itu, maka kita lanjut ke tahap berikutnya. Yaitu membuat jalan agar kita bisa mencapai hal yang kita inginkan tersebut. Istilahnya hampir kaya bikin mind mapping mungkin ya. hehe... Nih saya kasih contoh.... Dulu, salah satu hal yang ingin saya lakukan adalah mengenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya budaya Sunda ke dunia Internasional. Maka dengan demikian, saya membuat jalan atau beberapa cara agar saya mampu mencapainya. Pertama, saya belajar kesenian silat. Kedua, saya mencoba mempelajari bahasa inggris dan mulai berteman dengan orang-orang luar negeri. Ketiga, saya mencoba mengikuti seleksi-seleksi student exchange. Dari beberapa cara tersebut, alhamdulillah semuanya terpenuhi, dan saya pun mampu mencapainya. 
    Foto ini diambil pada saat tampil di University of Malaya, Malaysia 2014
    Nah hampir sama juga dengan menentukan jurusan. Setelah kita mengetahui minat kita, maka tentukan apa saja yang sekiranya mampu mendukung hal tersebut, sehingga kita dapat mencapai apa yang kita inginkan.
  3. Nah, kalau tidak kesampaian, atau kita malah masuk ke jurusan yang kedua atau ketiga.
    Ingatlah, Berarti ada sesuatu yang lebih indah yang sudah Tuhan rencanakan untukmu. Jangan malah berputus asa, males kuliah dan lain sebagainya. Karena bisa jadi, apa yang kita pikir baik, belum tentu baik menurut Tuhan ya kan? So, kalo sudah begini, kamu masih bisa tetep belajar apa yang kamu suka di luar kampus. 
  4. Fokus pada satu tujuan. Karena fokus itu membawa kita pada kesuksesan ternyata teman-teman. :) 

Ketika Ada Mimpi yang Disertai Usaha, Disanalah Beragam Jalan Muncul

Konnichi wa, minna...
Lagi-lagi, lama tak bersua.
Memang sebenarnya tidak ada lagi alasan untuk beralibi disini. Cuma yang pasti saat ini saya sedang sibuk menggeluti dunia yang sesungguhnya. Berjuang mendapatkan gelar dan mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat. 
Yesss....

Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, blog kali ini akan bermuatan hal-hal yang informatif dan mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi pembacanya.
Oke.. Ditulisan pertama ini, saya akan bercerita tentang Beasiswa PTN.

Hello guys, siapapun kamuuu,,, Ingatlah, "Jika kita punya keinginan yang kuat, maka terdapat jalan untuk mencapainya. "Ingin lanjut kuliah? Tapi nggak punya uang! Kuliah itu mahal?" Hei guys! Bukalah pikiranmu. 

You know what?
Saya adalah seorang anak dari keluarga sederhana, yang punya penghasilan hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Tak terbayang rasanya jika saya harus melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Karena, pada awalnya saya memang berpikiran seperti itu. Tapi, karena mimpi yang kuat, akhirnya keluarlah sebuah tekad untuk menghilangkan pikiran tersebut. Karena ternyataaaaaaaa........ Beasiswa itu banyak guys... Ada PPA, BBM, Beasiswa Aktivis, beasiswa Etos, Bidik Misi dan lain sebagainya.
Jangan khawatir deh, bagi kamu yang ingin melanjutkan sekolahnya ke Perguruan Tinggi. INGAT! Yang penting itu adalah kemauan dan usaha. Karena disana akan ada jalan.

Nih ini adalah salah satu informasi untuk seleksi nasional Beasiswa Etos 2015 (deadline 28 Februari 2015):
Beasiswa ini akan diadakan di 13 wilayah Indonesia, terdiri dari Aceh, MEdan, PAdang, Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, Makasar, Samarinda, dan Ambon..

fasilitas:
1. Bantuan biaya pendidikan selama 8 semester
2. uang saku
3. Asrama Mahasiswa selama 3 tahun
4. Pembinaan selama 4 tahun
5. Support prestasi dalam dan luar negeri
6. Bantuan biaya penelitian skripsi
7. Pembuatan pasport

Info lebih lanjut : www.beastudiindonesia.net


So, gak usah mikir2.... Ingat Masa Depan akan lebih cerah jika diperjuangkan dengan sedemikian rupa :)

Testimoni Awal Tahun


Selamat pagi semua...

Di tahun yang baru ini, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dari pada tahun sebelumnya. Semoga apa yang menjadi cita-cita kita dapat dicapai di tahun ini. 
Begitu pula denganku..

Yeay! 
Kalau dulu, tulisan-tulisan dalam blog ini memuat semua pengalaman atau perasaan yang tak pernah tersampaikan. Di tahun ini, blog ini lebih bermuatan diskusi langsung tentang masa depan. Meski sebenarnya, aku pun masih dalam jalan menuju pada hal yang kuinginkan, namun mari bersama menjadi pribadi yang lebih sukses yang mampu menghadapi tatanan global.





Beasiswa DataPrint

Halllooooo Guys,...
Haduuuuhhh Lama tak berjumpa ya?
He,
Maklum, karena sekarang aku sudah semester tujuh, ditambah kemarin sibuk pindahan kosan, jadi jadwal menulis disininya belum lagi terkondisikan.
Nah guys, sekalinya muncul disini, sekarang aku mau memberitahu kalian mengenai Beasiswa DataPrint. Pernah denger nggak sebelumnya? Hehe... Aku juga baru kok. Itu pun karena kemarin, aku baru membeli lagi tinta warna DataPrint, setelah sekian lama tidak diisi. Nah, kebetulan pas dibuka, ada kertas kecil, gambarnya motor. Kupikir undian biasa. Lalu, aku lanjutin aja buka plastiknya, eh ternyata nemu kertas kecil lagi di dalamnya. Ternyata itu informasi tentang beasiswa. Haaaaaaa.... Kebetulan sekarang aku mahasiswa tingkat akhir, jadi pengeluarannya banyak. Akhirnya, ku putuskan untuk ikutan deeehhh....


Padahal pas waktu beli tinta hitamnya nggak ada kertas itunya, eh bulan ini, beli yang berwarna, ternyata dapet kuponnya deh. he.... 


Ayoooo buruan! Bagi kamu yang ingin mengikuti beasiswa DataPrint segera dapatkan kuponnya. Karena ini sudah masuk ke periode dua. Dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember sekarang. Maka dari itu ayo ayooooo.... 
Untuk informasi lebih lanjutnya, kalian bisa klik Disini.
Atau kalau kamu yang sudah punya kupon dan ingin daftar, segera klik Disini.

Penerima beasiswa akan diumumkan di website DataPrint www.dataprint.co.id ,  page 
Facebook



Menghilangkan Rutinitas Kampus Sejenak

Lupakan tugas!
Lupakan masalah!
Matikan HP!
Bebaslah!

Hahaha... Beberapa kata itu terkadang menjadi kata yang paling aku inginkan. Namun apa daya. Melihat berbagai kebutuhan hidup yang belum terpenuhi, aku pun tak bisa lepas dari rutinitas sehari-hari ku. 

Tapi hari ini, entah kenapa aku ingin meluangkan waktu bersama dengan keluarga. Menyisihkan sebagian uang yang kudapat dari kerja part time untuk menikmati hari. Tapi sayang. Ayah, Ibu serta adik pertamaku sibuk dengan urusannya masing-masing. Akhirnya aku memutuskan untuk melepas stres bersama adik keduaku. Si kecil mungil dengan mata sipit yang super lincah. 

Namanya Abdurrahman Nur Saleh. Ia baru berumur tiga tahun. Nampaknya, karena aku berbeda jauh umurnya, tak jarang banyak orang bertanya dan menyatakan bahwa dia adalah anakku. hahaha... Parahnya, ketika aku bilang bahwa dia adalah adikku, mereka malah memasang muka yang tidak percaya. "Oh my god! Padahal aku sedang tidak berbohong kok" haha..

Hampir 6 jam aku bersamanya. Serasa bebas dan lepas pikiranku. Namun ada satu hal yang kupelajari selama bersamanya. Apa itu? Menjadi ibu yang cerdas bagi anaknya. hahaha
Ya lumayan lah melepas stres sekaligus belajar dengannya. 




Ketika Ia Menghujat, Aku pun Diam dalam Tangisan

Hello guys!
おはようございます。
Hari ini tiba-tiba aku teringat masa SMA. Sebuah masa yang penuh dengan konflik. J Dimulai dari konflik masuk SMA yang binguuuung banget gara-gara orang tuaku nggak pegang uang sama sekali untuk pendaftaranku ke SMA. Kedua, konflik dengan salah satu guru yang tidak toleransi akan muridnya. Ketiga, konflik batin yang sampai membuat turun rangking. Haha.. Dari rangking tiga turun menjadi rangking ke sepuluh. (ups, jauh banget kan? Jhahha... ) Tapi tahu nggak guys, salah satu hal yang tidak pernah bisa terlupakan di masa tersebut adalah masa dimana aku hampir bertengkar dengan guru.
Ceritanya, dulu setiap siswa ada tugas untuk mengisi buku Ramadhan kan? Nah, kebetulan aku tinggalnya di Pondok. Secara tidak langsung, aku pun menuliskan semua kegiatanku dalam buku itu sesuai dengan kegiatan di pondok kan? He..
Nah, selepas lebaran, kami pun masuk sekolah seperti biasa. Akupun menjalankan aktifitas seperti biasanya. Ketika bel kedua berbunyi, guru agama kelas dua pun masuk. Sebutlah ia Pak Arman. Ia membuka kelas seperti biasa, kemudian menginstruksikan siswanya untuk mengumpulkan buku Ramadhan tersebut. Ketua kelas pun bergegas untuk mengumpulkan bukunya.
Disamping guru itu sedang memeriksa, kami duduk di bangku masing-masing dengan posisi leter U. Karena jumlah murid di kelas kami hanyalah 22 orang. Suasana dikelas ramai. Ada yang mengobrol, membaca buku, bercanda-canda dan lain sebagainya. Sesekali, sang guru pun memanggil nama murid untuk mengambil buku Ramadhan miliknya. Dan kini, tibalah giliranku. Aku maju dengan memajang wajah sopan dan tersenyum pada guru tersebut. kemudian Pak Arman pun bertanya padaku “Sri, kenapa ini kosong?” katanya sembari menunjuk pada halaman-halaman yang kosong.
“Oh, itu karena saya sedang tidak sholat, Pak” jawabku dengan polos.
“Lah, terus kenapa ininya juga kosong?” ia menunjuk pada kolom membaca qur’an.
“Ehm, kan kalau lagi nggak sholat emang nggak boleh baca Qur’an Pak. Soalnya kita sedang dalam keadaan tidak suci kan?”
“Kata siapa?” nadanya agak tinggi dari sebelumnya. Anak-anak pun terdiam. Suasana kelas menjadi hening. Seolah tak ada siapapun, kecuali aku dan Pak Arman.
“Itu memang sudah ada dalam aturannya kan Pak. Seseorang yang sedang Haid tidak boleh membaca qur’an, membawa qur’an, masuk ke masjid, Shalat, Thawaf. Itu kan haram” Jawabku dengan tegas.
“Siapa yang bilang seperti itu?”
“Saya belajar di Pondok Pak. Saya belajar kitab safinah dan kitab-kitab fiqih lainnya”
“Lah kalau begitu? Gantinya apa?”
“Karena saya tinggal di Pondok. Ya, saya jadinya ikut semua kegiatan pondok dari pagi sampai malam. Belajar kitab”
“Di kitab itu tetap saja kan ada tulisan arabnya?” Ia masih ‘keukeuh’ dengan argumen dan pertanyaan-pertanyaannya. Dan aku pun tidak ingin kalah. Hingga akhirnya ia terpaksa memberikan nilai aku C dengan detail nilainya 65.
Percaya tidak? Ini adalah kali keduanya aku mendapatkan nilai 65 di mata pelajaran agama. Sedangkan aku tinggal dan belajar agama di pondok selama SMP dan SMA. Sontak aku tidak terima dengan nilai yang ia berikan. Aku terus protes pada guru tersebut. akan tetapi ia seperti tidak peduli dengan apa yang aku omongkan. Ia hanya peduli pada apa yang ia faham dan orang-orang yang sefaham dengannya. Adu mulut pun kembali terjadi. Hingga aku menangis didepan semua orang yang ada di kelas. Sedang teman-temanku tidak ingin ikut campur dengan alasan, guru tersebut sudah membawa-bawa ayat alqur’an, hingga mereka bingung harus mengatakan apa.
“Maaf, aku tak bisa membantumu di kelas tadi. Masalahnya, ia tak akan mendengarkan apa yang kita omongkan. Ia hanya percaya dengan keyakinannya saja. Dan tidak toleransi pada kepercayaan lain” kata salah satu temanku ketika keluar dari kelas.
“Ya, aku mengerti. Tapi, aku masih tak percaya kalau dia tidak bisa toleransi pada muridnya sendiri” jawabku.
“Sudahlah, biarkan saja. Kejadian ini bukan kamu saja yang mengalaminya. Tapi di kelas lain pun ada”
“Ya. Tapi aku tidak bisa terima dengan omongannya yang mengatakan bahwa aku itu aliran sesat! Sungguh! Baru pertama kali ada orang yang mengatakan aku sesat. Padahal jelas-jelas bahwa Nahdatul Ulama itu diakui di Indonesia” kataku sembari menangis. Teman-teman pun kembali terdiam dan sesekali menenangkanku.
Sejak kejadian itu, aku jarang ngomong di kelas agama sampai akhir kelas tiga. Bahkan guru tersebut pun bertanya padaku tentang kebisuanku di kelas. Namun aku tak menjawab. Kupikir, kalau aku berbicara, maka akan terjadi lagi sengketa perbedaan. Hingga akhirnya, aku pun memutuskan untuk diam seribu bahasa.
Setelah lulus dari sekolah, aku pun menjalin pertemanan dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Sengaja! Ya, kupikir, berteman dengan orang-orang yang berbeda keyakinan membuatku tahu tentang mereka dan keyakinan mereka. Dan ? takkan kubiarkan perbedaan itu menjadi satu pemicu konflik di negeri ini.

Ya! Negeri kita beragam. Tapi aku ingin hidup damai dengan keragaman ini. J