RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Inspirasi Dipenghujung Bulan Mei: Gerbong Kereta dan Baca

Tepat pukul 2 siang tadi, aku berangkat ke kampus untuk mengikuti kuliah umum. Tempatnya di bale sawala-Gd. Rektorat UNPAD. Yang menjadi pengisi di acara tersebut adalah Bapak Dr. Sujatmiko (Duta Besar Indonesia di Sudan). Beliau berbagi pengalamannya selama bekerja di Sudan. Kupikir, ini adalah Jokowi kedua. Karena aku belum pernah bertemu dengan diplomat lainnya. hingga aku tidak tahu kerjaan diplomat lainnya itu seperti apa. 

Kenapa bisa aku berpikir seperti Jokowi? Bukan karena wajahnya, namun karena kinerjanya. Beliau terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui WNI yang ada disana. Kalau tidak, beliau mengirim utusan untuk mengerjakan hal tersebut. 
Dari beberapa hal yang aku tangkap, beliau cukup cerdik untuk mengatasi warga negara Indonesia di Sudan. Ia juga berani untuk berkunjung ke beberapa kampus dan tempat lainnya di Indonesia untuk mencari sponsor supaya orang Sudan bisa sekolah di Indonesia. Supaya menyeimbangkan jumlah penduduk Sudan-Indonesia yang sekolah di masing-masing negara itu (kaya exchange mungkin ya? Mereka belajar di kita, kita belajar di mereka). Tak hanya itu, ia juga berusaha untuk mengenalkan indonesia dengan diplomasi budayanya. Mengenalkan beberapa ciri khas Indonesia, seperti tari Saman, Jaipong, kendang, angklung, dan lain sebagainya. 

Satu hal yang selalu aku ingat sampai aku tiba di kosan. "BACA"

Beliau bukan dari jurusan hubungan internasional (pada saat tesnya). Namun karena banyak baca, dari 6000 orang beliau termasuk kedalam 60 orang yang lolos untuk masuk di Kemenlu. (Wooo.. Hebat kan?). Kemudian, karena ia merasa minder dengan saingan-saingannya itu, akhirnya ia belajar lagi. S2-Hubungan Internasional. Dan S3 di univ. apa ya? lupa. hehe Pokoknya ia diterima di 5 universitas di Australia. Terus milih Monash University, tapi karena menurutnya ada satu universitas bagus lagi yang menerimanya, ia akhirnya memilih universitas itu. (Haduh tapi akku lupa). 

Untuk menjadi Duta Luar Biasa, ia menunggu sampai 28 tahun. (lamaaaaa). Tapi ya begitulah. Tidak mungkin kita langsung melamar menjadi seorang duta besaar. semuanya dari bawah dulu. :)

Itulah teman, modal dari BACA. Meski ia awalnya bukan jurusan HI, tapi ia bisa mengalahkan sekian orang karena BACA.
Intinya, BACA, BACA dan BACA. 

Kalau pesan dari Pak Ramli Saud, Duta Besar Indonesi di Ethiopia. "Kita itu harus menjadi kereta yang membawa tiga gerbong. Gerbong pertama, pendidikan. Gerbong kedua, organisasi. dan Gerbong ketiga, Cinta." Caileeeee... hehehe
Waktu itu aku dengarnya pas pertama kali masuk kuliah. (Waktu masih OSPEK Fakultas kalau nggak salah).
Tapi, beliau bilang "Kalau kita tidak mampu dengan gerbong ke tiga. Cinta. Karena dia mengganggu, misalnya. Maka kita lepaskan gerbong ketiga. Kemudian, kalau kita tidak bisa juga dengan gerbong kedua. Organisasi. Misalnya karena kita tidak bisa mengatur waktu, hingga akhirnya nilai kita jelek-jelek. Maka lepaskanlah gerbong kedua. Dan berfokus pada gerbong pertama. Yaitu pendidikan. Sekolah yang baik. Belajar yang baik. Demi hal yang kita inginkan. Tapi lebih baik sih bisa tiga-tiganya" hehehe... 

Hmm... Semoga aku bisa menjadi seperti kalian Pak. 
Salam bagi Sudan dan Ethiopia. :)

Satu Langkah Yang Pasti

Hmm.. Gini nih kalo lagi stres, bawaannya pengen nulis banyak. Apapun itu. Yang penting nulis! Hahahaha... Dasar!

Well, aku ingin menceritakan beberapa langkah menuju mimpiku yang mungkin sudah terpenuhi, tinggal menunggu hasil, evaluasi dan kembali melakukan yang lebih baik dari sebelumnya. 

Pertama, untuk jadi novelis internasional.
Beberapa targetku sudah terpenuhi, antara lain : Nulis di blog sebagai latihan dan membiasakan menulis. Ikut berbagai lomba, hasilnya sebagai evaluasi perkembangan kemampuan menulisku. Dan yang terakhir itu adalah mengirimkan naskah novel ke penerbit. Itupun sudah aku lakukan. Sekarang tinggal menunggu pengumumannya. Hmm... Semoga terbit ya Alloh. (Amiiiiin). Nah, sembari menunggu pengumuman, akupun mulai kembali mengedit naskah yang telah dikirimkan. Setelah itu, rencananya aku ingin menulis tentang pemahaman politik lewat bahasa novel. Kan jarang-jarang tuh di Indonesia. Dan ide ini, sedang dalam proses pengerjaan. ahahah.. Semoga bisa! Amiiin.

Kedua, memperbaiki kampung kelahiranku 
Setelah hampir sebulan, aku merintis komunitas "kampung kreatif". Alhamdulillah hingga saat ini, jumlah anak yang terjerumus dalam kesesatanku itu mencapai 20 orang lebih. Hal yang pertama yang aku kembangkan adalah sesuai dengan apa yang mereka inginkan terlebih dahulu. Ya, sebagai pendekatan lah. Jadi, karena mereka ingin belajar tari saman dan drama. Akupun mulai mengadakan kelas suka-suka. Latihannya digelar setiap hari minggu dari pagi sampai sore. Karena ada dua kelas kan? haha.. 
Insya alloh, rencana keduanya yaitu ingin buat camp di bulan ramadhan nanti. Kelasnya berupa kelas alam. Jadi nanti belajarnya tidak di ruangan, tapi di luar. huhuhu... Semoga banyak yang mau ikut. :)

Ketiga, S2 di Jepang. 
Apa ya? Sebenarnya aku belum melakukan hal apapun sih untuk mimpi ini. Aku hanya belajar kembali bahasa Jepang. Serta mencari informasi lainnya tentang Jepang. Aku juga rencananya pengen magang di KBRI Jepang. Bisa nggak ya? Sebelumnya aku memang dikasih inspirasi sama kakak kelas. dia bilang, mending daripada di Kemenlu, mending kamu coba ke KBRI Jepang. Karena suka Jepang kan?
Hahaha... Ada benarnya juga. So, sekarang aku lagi persiapan untuk bisa magang disana. :)

Uji Nyali Hobi : Oprek Metro TV

Kemarin, lagi-lagi aku mencoba apa yang sebenarnya belum bisa kulakukan karena batas usiaku dan statusku sebagai mahasiswa. Tapi ya, kupikir dari pada menyia-nyiakan waktu lebih baik aku ikut aja kegiatan dari metro itu. 

Sebelumnya, aku tidak tahu apa yang sebenarnya diadakan oleh metro tv itu. Pas masuk ke ruangan juga udah selese presentasinya. "Kocak! Baru datang, eh udahan" Pikirku. Kemudian aku tanya pada teman se kos ku. 
"eh, jadi gimana cenah?" Kataku.
"Jadi kita langsung on cam" Jawabnya.
"On cam? maksudnya?" Aku balik bertanya. Karena aku bukan anak komunikasi, jadi aku kurang mengerti dengan apa yang ia maksud.
"Iya, kita nanti disuruh perkenalan di depan kamera pake bahasa inggris, kalo bisa bahasa asing lain, pake aja. Terus ada psikotesnya juga" Jelasnya.
"Oh, emang acara apa sih ini tuh?"
"Open recruitment"
"Hah?"
"Iya. Jadi buat yang mau kerja di metro"
Aku tertawa. 
"Ahahaha... eh, tapi nggak papa lah ya? Kita nyoba buat pengalaman aja. Atau kalo nggak buat magang" 
"Iya sih" Jawabnya.
 Aku kembali fokus pada selembar kertas yang diberikan oleh panitia. Disana tertera ada JDP (Jurnalist development Program), PDP (Production Development Program), Management dan lain sebagainya. 
Ah, nggak papa lah. Pilih JDP sajeuu.. Meski aku bukan anak komunikasi.

Beberapa menit kemudian, setelah mengotak-ngatik kameranya, wanita berambut pendek dengan pakaian biru itu mengambil mikropon lalu berbicara "Ayo, siapa yang mau jadi orang pertama" 
Aku terdiam, masih memikirkan apa saja yang harus ku bicarakan.
"Aku" Kata teteh berkacamata dengan baju biru muda, kacamata dan rambut diikat dibelakang. 
"Wuih, cocok nih setelannya buat jadi presenter" Pikirku.
aku memperhatikannya dari awal sampai akhir. Wuw, lumayan. Tapi kayaknya kurang PD dengan bahasa inggrisnya, jadi suaranya merendah. Tapi saat bicara bahasa indonesia, bagus kok. 

Sebelum aku maju, aku ingin melihat orang lain dulu. Dan berbagai macam ekspresi muncul disana. Ada orang yang selalu menggerak-gerakan tangannya ketika ia nervouse, ada juga yang malah suaranya kecil banget sampai harus diulang beberapa kali. Namun ada juga beberapa orang yang menghilangkan kegugupannya dengan wajah datar tanpa senyum. 
Sungguh indahnya dunia ini. berbagai ekspresi muncul :)

"Ah, mending sekarang aku maju" Kataku. 
akupun maju tepat kedepan kamera itu. Teteh berambut pendek itu mulai mengatur posisiku. Akupun menuruti apa yang ia katakan.  
"Harusnya kamu ikut stand up comedy" Katanya. Aku bingung. Kupikir, aku mau ikut tes jadi presenter bukan jadi komedian. Akupun tertawa kemudian menjawab "ya sih teh, kalo ada aku mau" Semua tertawa. 
"Iya ada tau! Ya udah ikutan deh ntar"  Katanya sambil mengatur posisiku. 
Setelah selesai, akupun mulai bicara dengan tiga bahasa. Inggris, Jepang, dan terakhir Indonesia. 
"Oke nay. Makasih" Katanya. 
"Hai, sama-sama teh" Kataku sembari berjalan, kembali ke tempat. Disana, aku berpikir emang aku lucu ya? Kenapa mereka tertawa.heuheu

***

to be continue

Tertanggal 28 Mei 2013



Aku meluncurkan satu surat permohonan mewujudkan mimpi pertamaku. Penulis! Ya, itulah mimpi pertamaku. Dikabulkan atau tidaknya, entahlah aku tak tahu. Yang jelas, dari lubuk hati yang paling dalam, aku berharap bahwa aku bisa mewujudkannya diumur 20 yang sebentar lagi akan segera menyelimutiku. Dan di 336 hari itu, aku harus berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. 



Masa-masa yang Gila!

Jengjreeeeeng!!!
Cie-cie-cieeeeeeeeeeeeeee.... PENGUMUMAN UN ya???? 
Pasti degdegan, kan?
Haha

Hmm.. Dulu aku juga sama kok. Malah hal yang paling aku benci itu adalah UN. Kenapa coba? Karena nilainya nggak sesuai dengan hati. Heuh! Yang sehari-harinya biasa di kelas, eh tiba-tiba nilai UN-nya melebihi yang super-super di kelas. Kalo dipikir selintas sih memang ANEH!!! 

Sebenarnya, UN itu salah satu didikan yang tidak mendidik. Kenapa? Pasti semua orang tahu lah. Tidak mungkin tidak tahu! Masa sih nggak tahu? Apa perlu aku jelasin? Tidak juga kan? heuheu
Sebenarnya aku tidak mau sih menuliskan hal ini. sungguh sangat mengerikan. Ingin berstandar internasional, tapi sebenarnya hanya standar nasional. Itu pun hanya sebagian, tidak dengan sekolah-sekolah yang berada di pinggir desa. 
Ah, sudahlah. Pusing juga dengan sistem yang ada. 

Well, kita bernostalgila saja deh. Dulu, setiap kelas 3 -Baik itu kelas 3 SMA maupun kelas 3 SMP- selalu saja menjadi hal yang paling menakutkan dalam hidupku. Pasalnya waktu TO SMP aku pernah tidak lulus gara-gara pensilku tidak terdetek oleh komputernya. Buset dah! Sumpah bikin stress banget. Udah mah di sindir terus sama guru-guru di kelas. Eh, dihakimi semua guru yang mengenalku di ruang guru. Heuheuheu... Ya, mungkin sebenarnya bagus sih mereka menegurku. Tapi nggak rembukkan juga kali.. Kan aku jadi takut. Aku sampe nangislah itu di ruang guru. PAdahal sebenernya kalo udah diperiksa manual, nilainya melebihi batas nilai kelulusan kok. Hah, dasar!
Setelah UN SMP beres, aku juga dinyatakan tidak lulus dimanapun. Aneh, ya! Padahal aku tidak terlalu bodoh. Aku bahkan masuk rangkin 3 besar di kelas. Tapi, temanku yang biasa-biasa bahkan bisa masuk ke sekolah favorit coba? heuheuheu ... nangis lagi deh :'(     
(Emang cengeng sih dulu.hahahah)..
Tapi ternyata aku dinyatakan lulus di SMA 6 Garut (eks: 2 Tarogong). Amplopnya terselip, jadi tidak ada yang memanggilku. ahahaha... Kocak! hanas tos putus harepan! -_-

Nah, itu pengalaman menegangkan yang pernah aku alami di SMP. Apalagi saat di hakimi guru-guru di ruang guru. heuheheu.. Serasa disambar petir berkali-kali. :/

Nah, nah, nah. Kelas 3 SMA nih ya? Aku kembali dihadapkan dengan masalah besar yang tak bisa aku ceritakan disini. Nilaiku sampai anjlok. Benar-benar anjlok. Dari rangking 2 berubah menjadi rangkin sekian. Heuheuheuheu... Gila banget. Lagi-lagi, guruku juga tidak percaya dengan semua itu. TApi ini bener-bener nyata. Bahkan ada nilai 3,5 di raporku. Ahahaha... Pengen ketawa sekaligus pengen nangis. Belum pernah sebelumnya aku sampai punya nilai 3,5 di rapor. Nah, akhirnya aku ikut remedial. Terus aku berusaha keras di semester berikutnya. Alhamdulillah lah nilainya naik lagi. yeeeee.... Tapi, ternyata ada satu guru yang bilang kalau aku tidak bisa ikut SNMPTN Undangan, karena meski nilaiku kembali naik. Tapi belum memenuhi. Aku masih tidak percaya. Padahal aku PD dengan nilaiku yang sekarang. Saking tak percayanya, lagi-lagi aku nangis (ikh, jelek amat ya dulu. Banyak nangisnya). Terus, tiba-tiba ada guru Bahasa Jepang masuk. Dia sudah mengenalku dari semester 1 kelas 1. Ia bertanya, "Kenapa kamu nangis?" sembari terisak aku menjawab "Aku nggak bisa ikut SNMPTN".. Ia kaget mendengar jawabanku. kemudian ia berusaha untuk menenangkanku "Ya, sudah. Coba bapak tanyakan ke ruang BP. Masa sih kamu nggak bisa masuk?" Jawabnya. 
(kocak deh sumpah, cerita ini kocak banget). Udah gitu, dia kan pergi ke ruang BP. Terus pas masuk lagi ke kelas, dia bilang "Sudah, jangan nangis. Sudah bapak urus" katanya. ahahaha... Nay, nay,,,,

Belum cukup sampai sana. Ternyata aku tidak disetujui untuk kuliah di luar Garut dongs. Alasannya apa coba? Khawatir! 
Hadaaaahhh orang tuaku sih bilangnya khawatir, tapi ternyata kakakku yang marah besar. Ia bilang alasannya bukan itu, tapi finansial. Ya, waktu itu keadaan orang tuaku memang masih serba kekurangan. Karena ayahku tidak bekerja. Tapi, aku tak peduli dengan semuanya. Aku tak peduli dengan omongan kakakku yang sebegitu pedasnya. Aku juga tak peduli dengan omongan seluruh keluarga dari ibuku yang menyuruhku untuk bekerja. 
Dengan modal nekad, aku selalu yakin Alloh pasti memberikan yang terbaik. 
Dan ternyata....................................

to be continue

Diantara Liku-liku Motivasiku

Awal semester 3, aku masih merasakan kekesalan terhadap sistem penilaian yang tidak jelas.. Sungguh, hal itu sangat mengguncang. Namun, seiring berjalannya waktu sempat terpikir "Kenapa juga harus memikirkan nilai. Bukankah yang terpenting itu adalah ilmu?". Dari sana, aku mulai merasa hidup kembali. Aku mulai menjalankan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja, aku sedikit pilih-pilih. Untuk semester ini, aku hanya mengikuti dua kegiatan saja. FLP dan KIMM. Selanjutnya aku gunakan setiap waktuku untuk mencapai beberapa targetku ditahun ini. Salah satunya adalah novelku harus lolos dan terbit!

Hari demi hari aku lalui, ternyata mengurangi aktivitas itu membuatku lebih dekat dengan keluarga. Yang awalnya selalu mendekam di kamar untuk sekedar menghilangkan lelah. Sekarang tidak. Bahkan sekarang aku mengosongkan waktu Sabtu-Minggu untuk pulang. Tapi, pulang ini bukan hanya pulang tuk melepas rindu pada keluarga. Namun melepas resah pada masyarakat sekitar rumah. Ditulisan sebelumnya, aku sudah menuliskan tentang keadaan rumahku. Ya, betapa gersangnya ia. 

Suatu malam, aku dan teman sekamarku meluangkan waktu untuk membicarakan keadaan kampung masing-masing. Hingga akhirnya tiba pada percakapan "Setelah selesai kuliah, kamu mau ngapain?".
Aku menjawab dengan penuh semangat, "Hmm.. Sebenernya aku ingin melanjutkan kuliah ke Jepang atau Canada atau Inggris. Aku ingin lanjut di bid. International Law atau Sastra sih. Tapi aku rasa, sastra dapat aku pelajari sendiri. Atau bidang development deng. apapun itulah pokoknya. Aku ingin membangun negara mulai dari kampung sendiri. Nah, selain itu aku juga ingin membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Membuat masyarakat itu mandiri, cerdas terhadap hal apapun. Heuuuu... Pokoknya aku ingin memajukan mereka lah. Kalau kamu?"

Mela -sapaan akrabnya- pun menjawab "Sama sih, aku juga ingin S2 diluar. Tapi belum kepikiran mau dimana-mananya. Aku juga ingin membangun kampungku. Sama bangetlah keadaannya dengan kampungmu, coba. Eh, bentar. Kamu mau langsung lanjut S2 atau nikah dulu?"

Ahahaha... bicaraannya sudah ke nikah-nikah. Dasarrr...
"Entahlah, bingung aku. Tapi guru aku pernah bilang, mending nikah dulu katanya. Biasanya kalo wanita sudah tinggi gelarnya itu susah jodohnya. Ahahaha... Takut juga sih. Tapi, gimana jodohnya lah. Hmm... Kenapa omongannya jadi kesini?"

Kami tertawa. Pembahasan itu menelan waktu yang cukup lama. Biasanya kami sudah tidur pada jam segitu, tapi kami mampu bertahan sampai jam 12 malam. Hahaha.. Parah banget.

Kembali mengingat keadaan masyarakat yang sedemikian rupa, aku memang sangat khawatir untuk meninggalkannya. Aku takut sesuatu yang lebih buruk terjadi disana. Aku tak mau orang lain yang hendak masuk kesana ketakuta karena penduduk kami. 

Dari sana, aku mulai sadar. Bahwa aku harus belajar keras untuk dapat mengubah semuanya. Tak bisa aku hanya menjadi wanita yang orang bilang kerjaannya cukup di "dapur, sumur, kasur" (Sunda). Aku tidak mau terkontaminasi dengan pikiran itu. Aku harus menjadi sosok penyelamat bagi generasiku selanjutnya. Aku tidak boleh membiarkan kehidupan daerahku seperti itu. 

Arrrggghhhh!!! Geram sih. 
Tapi tak apalah. 
Sekarang mah belajar weeeee.... 
Fokus pada apa yang diinginkan.
Tanpa melupakan Tuhan.

Semangat!!!
Semangat UAS!!!
Ulang tahunnya dihadiahi UAS. heuheuheu -_-
Tapi tetep semangaaaaaattttt...
Demi semua orang yang menunggu kepulanganmu, Nay! 

Heuhhhhh... Akibat berbagai alasan yang selalu dimunculkan, akhirnya hari ini perlu kerja ekstra untuk mencapai tujuan itu. Padahal mulai minggu depan sudah mulai UAS..
"Astagfirulloh. Kenapa ya, jiwa ini selalu saja mencari alasan untuk menunda pekerjaanku. Sedangkan waktu terus mengejarku" -_-

Hanya sedikit waktu yang tersisa hari ini. Bismillah... Apapun yang terjadi. Inilah bukti dari kerja kerasku yang selalu ditunda. Tapi semoga esok menjemputku dengan senyumnya :)