RSS

youtube: Naiko Chanel

click to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own textclick to generate your own text

Luapan Rindu Ibu Kecilmu

Ramadhan akan tibaaaaaaaaaaaaa!!!!! *Teriak pake toak.
hehe
Hmm, kali ini aku benar-benar merasa rindu. 
Namun entah rindu terhadap apa. Setiap mendengar gelak tawa anak-anak, hatiku bergetar kencang. Seperti ada sebuah nada yang menarikku pada sebuah kerinduan. Rindu yang berat. Ya??!!! Rindu yang begitu berat.
Saat itu, aku merenung di depan kaca rumahku. Tiba-tiba aku melihat bayangan anak-anak. Ada yang sedang bermain, berlari-lari, menangis, duduk di meja, membaca qur'an, menulis, dan lain sebagainya. Saat kucoba untuk  mengingat semuanya. Tiba-tiba bayangan itu pergi. Kemudian aku teringat akan nasihat ibu tentang mereka yang sedikit nakal. "Jangan cepet kesel ya teh, ajari mereka dengan sepenuh hati".

Mendengar bisikan nasihat itu, aku sadar sekarang. Ternyata aku rindu suasana pesantren, aku rindu madrasah yang selama ini aku geluti.
Ya?!!!  Pesantren yang mengajarkanku sebagai guru sekaligus murid. Disana, aku belajar menjadi orang. Orang yang mampu bermimpi. Namun, aku juga belajar menjadi mereka. Aku belajar menjadi pendidik yang sekaligus dididik. 

Menjadi pendidik tidaklah mudah. Pikirku.
Tanggung jawabnya begitu besar.

Ketika menjadi pendidik, aku haruslah menjadi pendidik yang baik. Minimal, aku harus bisa membuat semua anak didikku mengerti arti hidup ini. Maksimal, aku harus membuat ia berfikir untuk mampu mewujudkan semua yang ia inginkan. Bahkan kalau mungkin, aku harus membimbingnya hingga ia sukses kelak. Sukses di dunia dan akhirat.
Ya! kupikir itu cukup.

Sekarang aku sadar, kenapa aku merasa rindu. Aku rindu pada anak-anak. YA!!! anak-anak!
Anak-anak dan lingkungan pondokku dulu.

Sejak SMP, aku sudah bergabung dengan mereka. Bahkan mungkin aku sudah menyatu dengan mereka. Terkadang, mereka begitu menyebalkan. Namun terkadang mereka juga sangat mengasyikkan. Ya, maklum lah. Dulu aku masih kekanak-kanakan juga. Jadi aku gampang kesel sama mereka. Tapi meski begitu, mereka selalu saja menghormatiku. 
Saat pertama aku diterjunkan ke dunia pendidikan, aku syok. Karena anak sekecil aku dibilang "Ibu". Aku tersenyum agak aneh serta risih, kemudian aku bilang pada mereka agar mereka memanggilku "teteh" saja. Tapi mereka tetap saja memangilku ibu. 
Hahaha, dasar anak-anak. 
Tapi ya sudahlah. :)

Setelah beberapa bulan aku bersama mereka, aku tidak lagi risih dengan panggilan ibu. Ya? Mungkin aku ibu kecil. hehehe

Aku hidup bersama mereka kurang lebih selama 4-5 tahun. Karena aku mondok di pesantren dari kelas satu SMP sampai kelas 2 SMA. Kelas 3, aku sudah mulai fokus ke ujian dan perguruan tinggi. 
Sekarang, hampir 2 tahun. Aku sudah tidak bersama mereka lagi. Kini aku merindui mereka.
Biasanya, setiap bulan Ramadhan pondok kami selalu mengadakan pesantren kilat. Dan terkadang (saat aku masih di pindok) aku yang mengurus mereka. Kami, para pengurus selalu mencari materi-materi yang menarik. Kemudian kami menyiapkan acara untuk penutupan. Hmmm....... Indahnya hari itu. 

Hmm... Dulu, aku yang selalu memisahkan kalian saat kalian bertengkar, mengajarkan kalian saat kalian tidak bisa, mengejar kalian saat kalian tidak mau belajar.
Ya, cape memang. Tapi, kelelahanku selalu terbayarkan saat kalian mampu menyerap semua hal yang aku ajarkan, melihat kalian tersenyum saling berbagi dengan teman kalian, dan melihat kalian pergi serta pulang bersama  dengan senyuman.
Tapi 2 kali ramadhan ini, aku tidak merasakan kehangatan itu lagi. Ramadhan kemarin, aku sibuk dengan OSPEK. Ramadhan sekarang????
Aku bingung.... heuheuh
Hah, kan kubuka rumah bahasa sajalah. Setidaknya, dulu aku sekolah di jurusan bahasa. Mungkin masih ada jejak-jejak bahasa dalam diriku. Dengan begini, mungkin setidaknya aku mampu menolak pandangan orang tentang jurusan bahasa yang terkadang membuatku geli.
(baca : http://nayzasyekia.blogspot.com/2012/07/bahasa-juga-punya-masa-depan.html)
Meski tak seramai dulu, tapi kan kuramaikan.
Meski tak seluas dulu, tapi kan coba kuluaskan.
Meski berbeda tempat, tapi kan kubuat seindah dulu, bahkan lebih indah dari dulu.

Setidaknya, Ramadhan ini menjadi Ramadhan Berbahasa yang penuh canda tawa seperti ramadhan-ramadhan kita dulu. Pikirku.
YA!!!
Pasti!

Nostalgila bentar ah with layangan

Hmm... tadi sore, aku berjalan-jalan menyisiri indahnya langit sore. Sepanjang jalan, aku tak melihat ada taman sebayaku yang sedang duduk bermain atau sekedar bersantai. Aneh, biasanya ada temanku. Tapi sayang, aku kurang dekat dengan mereka. Karena mereka semua sudah pada nikah dan sudah punya anak, jadi aku agak canggung. hee 
Mereka juga kayak canggung.hehe

Sedikit berjalan ke arah rumah nenek. Disana aku melihat ada sekumpulan orang yang berlari mengejar sesuatu. Sebelumnya aku heran, kenapa mereka lari sampai melihat keatas. Saat kupalingkan mata keatas, ternyata ada layangan yang putus. 
Ya, ternyata mereka berburu layangan. Sontak aku langsung ikut berlari seperti mereka. Aku hanya menggoda anak-anak yang sedang memburu layangan itu. Mereka berlari saling mendahului, aku hanya ikut berteriak-teriak meramaikan suasana. 
Ahahaha...
Jadi teringat masa dulu. Sejak kecil, aku hanya duduk di rumah. Tak ada teman bermain perempuan. Kebetulan, aku satu-satunya perempuan di keluargaku. Adapun sepupuku semuanya laki-laki. Kalaulah ingin bermain layaknya anak perempuan lain, aku harus pergi ke rumah sepupuku dari ayah. Kebetulan rumahnya jauh, jadi orang tuaku sering melarang aku bermain kesana. 
Bingung...
Dari pada kesepian dirumah, akhirnya aku memutuskan untuk bermain dengan sepupu laki-lakiku. Alhasil, karena mereka semuanya laki-laki, aku ikut permainan yang mereka mainkan. hihihi
Kalau ingat masa lalu, aku selalu malu dan tertawa sendiri. 
Dulu, dengan pakaian yang feminim aku bermain sepak bola, bermain kelereng, bermain layang-layang dan lainnya. ahahaha
Dasar... dasarr...
Tapi setelah aku lulus dari SD, aku langsung di jerumuskan ke sebuah penjara suci (kata orang sih gitu. he)...
Aku dimasukan ke pesantren. Ironinya, aku tidak mempunyai rok muslim satupun. Akhirnya aku kembali pulang minta dibelikan rok pada mama. ahahah.... 
Feminim sih feminim tapi kadang orang menyebutku si tomboy!

Waduuuhhh beruntunglah, orang tuaku memasukan ku ke pesantren. Kalaulah tidak mungkin aku tidak akan seperti wanita, kali ini. heheh
Terima kasih mama....
Terima kasih papa...





Uang Vs Kolusi

Ternyata cukup sulit juga untuk mendapatkan pekerjaan di dunia ini. Hiruk pikuk dunia, membuat semua orang terlena dengan yang namanya uang. Untuk memasuki sebuah perusahaan pun tak jarang pemeran menggunakan pemeran utama "uang". 
Baru aja kemarin, aku mencoba terjun ke dunia yang sesungguhnya. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya mencari pekerjaan diluar sana. 
Aku ingin tahu, susahnya mencari uang itu seperti apa. Supaya aku sadar dan dapat merasakan kerasnya perjuangan orang tua untuk membiayai kehidupan kita. 

Sebelumnya, aku mencari-cari informasi tentang lowongan kerja. Akhirnya setelah seharian aku berjalan-jalan di dunia maya, aku menemukan beberapa lowongan yang mungkin sesuai dengan apa yang aku bisa kali ini. Malamnya, aku langsung membuat beberapa persyaratan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja tersebut. Dan keesokan harinya, aku langsung pergi ke dua perusahaan yang sudah aku jadikan target tersebut. 
Dengan bekal uang seadanya, aku berjalan bersama teman mengadu nasib di tempat orang. 
Ditempat pertama, kami hanya menyerahkan surat lamaran tersebut. Kemudian tiba ditempat kedua.
Berbeda dengan tempat pertama, di perusahaan keduan ini kami langsung disambut dengan senyuman ramah sang officer yang sudah berjaga sejak awal. Ia sudah mengetahui maksud dan tujuan kami.
disini kami hanya mengisi formulir dan membayar biaya pendaftaran sebesar 5000 rupiah. Kemudian kami melakukan wawancara.
Awalnya kami percaya saja, tapi ternyata harus ada uang lagi. (Waduuuuhhhh,,, aku kira kalau kerja tuh ya kerja saja.hahaha).

Bukannya kerja itu untuk mencari uang ya? Tapi, kok belum juga kerja eh udah habis uang sekian rupiah. 

Hah, dunia ... dunia...

Setelah mengetahui bahwa harus ada uang terlebih dahulu, kami langsung mundur pulang. hahaha
Dari pada kami kehabisan uang dijalan, lebih baik kami mundur saja. hihihi dasar nya!!!

Okeh, itu pengalaman pertama. 
Kemudian perjuangan selanjutnya...

Aku pulang ke rumah. Kemudian tiba-tiba sepupuku yang baru saja lulus dari SMK mengajak aku untuk melamar kerja. 
Ya, kupikir dari pada aku duduk di rumah, lebih baik aku belajar cari nafkah dulu ah...
Hari pertama, aku pergi mencari-cari lowongan terlebih dahulu. Setelah kami menemukan beberapa lowongan, besoknya kami langsung datang kembali dengan membawa surat lamaran kerja. 
Di tempat pertama, kami langsung memasukan surat lamaran ke kantornya. Namun ditempat kedua, kami ternyata bertemu dengan salah satu teman dari sepupuku. widiiihhh
Kalo kalian tahu, ternyata orang-orang yang bakal mudah untuk memasuki perusahaan tersebut adalah orang yang mempunyai kenalan di perusahaan tersebut. 
kyyyyaaaaakkkk, dia yang bilang sendiri. 
Tapi ya sudahlah, meski kami tidak punya kenalan siapapun di perusahaan tersebut. kami mencoba memasukan lamaran ke perusahaan tersebut. 

***************

Hari ini, baru terpikir.

Kenapa uang bisa merajai semuanya?
Kenapa kolusi masih selalu ada di lingkungan kita?

Kalau seperti ini terus, pantas saja pengangguran di negeri ini masih marak. Kapan negara ini bisa makmur?
Kalau boleh aku protes pada mereka yang sekarang menjadi pejabat negara, ingin rasanya aku memberontak karena mereka lebih mementingkan fasilitas mereka sendiri dibanding dengan kepentingan masyarakatnya. Ingin rasanya aku menghapuskan kolusi di negara ini. 

Kemarin, kudengar beberapa orang yang mengeluh karena sudah beberapa kali melamar pekerjaan tetapi belum ada satupun perusahaan yang menerimanya. Padahal ia merupakan lulusan S1.
Sedih memang. Tapi bagaimana lagi?

Kupikir, ini bukan hanya tugas masyarakat untuk membenahi negara dalam tahap pensejahteraan masyarakatnya. Akan tetapi, ini juga merupakan tugas dari kita semua. Khususnya kaum intelektual.......

*rrrrgggghhhh,,,, Semangat! :P



Marhaban Ya Ramadhan



Oalah, Ramadhan akan segera tibaaaaaa........
"Marhaban ya ramadhan, marhaban syahrosh-shiyam"

Tak terasa ya, bulan suci segera tiba. Kita tinggal menghitung hari menuju bulan yang suci ini. Teringat tahun lalu.Tapi sebelumnya, saya mohon maaf terlebih dahulu ya pada semua pembaca blog saya ini. :)
Barangkali ada tulisan yang kurang enak untuk dibaca. Tapi asli, saya tidak bermaksud untuk apapun. Saya hanya sekedar meluapkan perasaan saya (sekedar mengobati hati.hehe kan menulis itu obat.hehe).

Sekarang saya ingin kembali bercerita lagi tentang masa lalu. hihihi
Sedikit berbeda dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu, saya tak sabar menunggu Ramadhan karena ingin segera masuk kampus. Saya pikir kampus itu seperti apa rupanya (hahaha, maklum anak kampung). Namun ternyata sama saja. Mungkin yang membedakannya hanya apa ya??? Lebih luas kali ya? heheh
(Yaiyalah orang fakultasnya juga banyak. hihi). Tapi sekarang, biasa saja sih. Soalnya tak ada yang istimewa.

But, semoga lebih dari istimewa ajalah. Soalnya, rencana selama bulan Ramadhan saya ingin mulai merintis anak-anak pecinta bahasa. ahahai...
Tak hanya mencintai bahasa sendiri, tapi saya juga ingin mengenalkan bahasa serta budaya asing kepada mereka. Bukan bermaksud apa-apa sih. Hanya sekedar mengamalkan kembali ilmu yang sudah di dapat. Serta ingin membangun kampung halaman yang kreatif, inovatif serta edukatif.

Jangan hanya anak-anak kota saja yang mengenal dunia luar, tapi setidaknya anak kampung juga dongs...
So, sebelum merujuk ke tingkat Internasional mari kita bangun dan ciptakan generasi kampung yang berbasis internasional.

ya, Semoga Ramadhan kali ini penuh berkah.

Apalah arti tulisan ini?

Hah, liburan yang membingungkan. Liburan kemarin sih ada kerjaan yang begitu numpuknya. Tapi berbeda dengan liburan kali ini. Liburan kali ini hanya duduk diam, tak ada kegiatan yang khusus. Paling sekedar bersapa dengan teman pribadi yang selalu setia menemani. hehe 
Dan ngobrol sedikit dengannya, bahkan seringkali aku menyakitinya.
Tapi, ya bagaimana lagi. Orang aku nggak ada kerjaan, jadi tiap hari aku menyakitinya terus.

Passion menulisku mungkin telah melekat, hingga terpaksa aku harus menyakiti temanku tiap pagi dan sore.
"Maafkan aku ya, sahabat kecilku"

Hmm, 
hari ini begitu cerah, tapi hatiku tak begitu cerah. Semua warna telah tercampur aduk dibenakku. Kali ini, dunia terasa hampa. Namun selalu terisi dengan senyumnya. Meski senyum palsu, yang selalu terpandang dimata. 

Bagiku, untuk mengerjakan sesuatu itu terkadang perlu motivator. Motivator dari manapun, dan dalam bentuk apapun itu. 
Karena dengan begitu, semua hal yang akan kita capai itu terasa mudah diraih dan diselesaikan. Akan tetapi, kalau tidak ada sang motivator terkadang mengerjakan sesuatu yang menurut mereka itu mudah, bag kita yang mengerjakannya akan terasa lama. Karena tidak ada motivator untuk mengerjakannya. 

Hidup ini memang penuh dengan hiasan. 
Kali ini, motivasiku sedang down. Biasanya, aku mampu untuk memotivasi diriku. Namun kali ini, rasanya tekanannya semakin naik. Kyaaaakkk,
Hidup memang hidup. Tapi adakah yang bisa mengembalikan motivasiku? terkadang, hanya ada satu hal yang akan mengembalikan motivasiku. Namun, kini semua itu telah pergi. Mungkin sebenarnya dari dulu juga sudah pergi, hanya aku belum tersadar bahwa semua itu hanya mimpi. 


Arrrggggghhhh, rasanya tulisanku ini ngelantur. Tak nyambung kemanapun. Tapi siapa peduli. Yang kupikirkan kali ini hanya  mencari cara untuk mengembalikan kembali semangat hidupku. 

Tulisan ini hanya bermaksud untuk mengobati hati saja. 
Karena dengan ini, sedikit bebanku menghilang.


Bermain Kata Sifat

Hah, baru sempet nulis lagi eum. heheh
みんな、こんばんは。。。
おげんき ですか。 おひさしぶりですね。。^^
今、日本語 を べんきょうしましょう。。。
Kemarin2, kita sudah belajar tentang ruangan yang ada disekitar rumah. Sekarang kita lanjutkan ke kata sifat. 

  1. おおきい = besar
  2. ちいさい = Kecil
  3. ひろい = luas
  4. せまい = sempit
  5. あかるい = terang
  6. くらい = gelap
  7. やむい = Murah
  8. あたらしい = baru
  9. ふろい = lama
  10. たかい = panjang
  11. みじかい = pendek
  12. うすい = tipis
  13. たかい = tinggi/mahal
  14. さむい = dingin 
  15. あつい= panas
Ini adalah pola kalimat yang biasanya digunakan :
。。。。は。。。です。
example:
わたし の うち は ちいさい です。 Artinya : rumah saya kecil.
Sekarang, jika kita ubah kata sifat diatas menjadi kata sifat yang negatif maka kata sifat yang berakhiran ~i, ~i nya dibuang, kemudian ditambah dengan ~kunai.
Contohnya :
せまい menjadi せまくない
ひろい menjadi ひろくない

Sekarang mari kita latihan :
  1. だいどころ は くらくない です。
    あかるい です。
    Kenapa bisa begitu???
    Begini ceman-ceman, kan arti kalimat yang pertama itu, dapur tidak gelap. Tidak gelap itu berarti terang kan??
    Jadi jawabannya adalah "akarui desu" alias terang.
    Begitu, sekarang ayo coba kalian jawabbbbb....
  2. わたし の ベッド は さむい です。
  3. おうせつま は あたらしくない です。
  4. にわ は ひろくない です。
  5. わたし の よふく は みじかい です。

Teruntukmu Nunjauh Disana


hmm... Pertama denger lagu ini, rasanya hampir mirip dengan apa yang kurasakan hari ini....

Apalah Arti Menunggu (Raisa)



Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi





Genap dua puluh, Putusku menjemput 
(siapa yang ngerti tulisan ini???wkwkwkwk)

Telah kuputuskan semuanya,
Ya semuanya,
Semua yang telah mengganggu hidupku
Mengganggu hidupku selama ini.

Telah kuputuskan semuanya,
Karena tak ada sapa darimu
Jadi kutunggu kau sampai umurku 20
Ya, mungkin cukup

Sedari dulu, aku telah cukup dibuatmu terpana
Terpana yang tak pernah mendapat balas

Ini ceritaku padamu
Dan ini merupakan keputusan terakhirku
Kalau saja engkau tak kunjung datang menjempurku
Sampai 20 umurku

Telah kuputuskan semuanya
Telah kuputuskan semuanya, jika kau tak menyapaku
Ya, tak menyapaku diumur 20
Genap dua puluh tahun

Telah kuputuskan bahwa
Aku akan menghapus semua hal tentangmu
Aku akan menghapus kau dari mimpiku
Aku juga akan menghapuskan kau dari tokoh utama ceritaku

Kuakui,
Dulu kau tak berarti dihadapanku
Laksana bumi dan langit yang tak pernah menyatu
Namun,

Setelah kau pergi mengarungi samudera lepas
Tuhan menjadikanmu sangat berarti dihadapanku
Tuhan selalu saja mengingatkanku padamu
Aku bingung

Sungguh sangat bingung,
Aku ingin sekali hidup bersama
Namun tak bisa
Kita sudah beda dunia

Ya, telah kuputuskan
Telah kuputuskan kawan
Kalaulah kau tak kembali datang di umur 20
Kan kuhapus memori secara paksa

Kan kuhapus dengan jemari asa
Walau penuh duka
Asal kau bisa musnah di kepalaku
Ya, musnah menghilang

Aku ingin dunia menjadi saksinya,
Aku ingin semua orang juga menjadi saksi
Bahwa aku telah memutuskan
Untuk pergi diumur 20

Pergi ke dunia yang nyata
Bergelut tuk gapai cita
Berlomba tuk ubah rasa
Dua puluh, ya dua puluh

Kuputuskan di duapuluh, keksuksesanku!